IMG_6774.jpeg
Bursa Saham

Saham Alamtri (ADRO) Diprediksi Rebound setelah Terjun Bebas, Ini Analisisnya

  • Upaya ADRO untuk menjadi pemain terkemuka di sektor energi terbarukan diprediksi akan menjadi daya tarik bagi saham ini.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - Saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) diprediksi dapat rebound setelah melalui periode yang penuh tantangan, di mana harga saham perusahaan ini terjun bebas lebih dari 35% dalam dua hari berturut-turut. 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, pada perdagangan Selasa, 3 Desember 2024, saham ADRO kembali ditutup di zona hijau dengan penguatan 2,16% ke level Rp2.360 per saham. Kendati naik tipis, investor tampaknya mulai mengakumalasi saham ini setelah tersengat cum dividen.

Saham ADRO sempat mengalami Auto Rejection Bawah (ARB) selama dua hari berturut-turut setelah perseroan membagikan dividen interim sebesar Rp41,7 triliun. Sentimen lain yang mungkin memengaruhi pelemahan harga saham adalah proses diversifikasi perusahaan.

Justru itu, upaya ADRO untuk menjadi pemain terkemuka di sektor energi terbarukan diprediksi akan menjadi daya tarik bagi saham ini. Hal ini mendorong Sucor Sekuritas untuk mempertahankan rekomendasi beli terhadap saham ADRO dengan target harga Rp4.500.

Analis Sucor Sekuritas, Andreas Yordan Tarigan, menjelaskan bahwa perubahan fokus perseroan menjadi perusahaan energi terbarukan terkemuka akan terwujud setelah divestasi PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) diselesaikan melalui penerbitan saham baru di Bursa Efek Indonesia.

“Ada tiga hal penting yang mendasari rekomendasi beli untuk saham ADRO, yaitu divestasi AADI sebagai strategi penguatan neraca keuangan, kemampuan perusahaan untuk meningkatkan pendapatan melalui investasi energi hijau, dan aksi tersebut merupakan bagian dari unlock value,” tulisnya dalam riset yang dikutip pada Selasa, 3 Desember 2024.

Terkait dengan neraca keuangan yang kuat, Andreas menyebutkan bahwa ADRO berpotensi memiliki posisi kas bersih sebesar US$ 2 miliar dan ekuitas mencapai US$ 5,5 miliar dari hasil divestasi AADI. Dengan dana yang besar tersebut, kemampuan ADRO untuk mencapai pertumbuhan yang kuat dalam bisnis energi terbarukan semakin terbuka.

Setelah melepaskan bisnis batu bara kokas, Andreas mengatakan Alamtri (ADRO) masih memiliki sumber pertumbuhan kinerja keuangan yang kuat, terutama dari dua anak usaha. Salah satunya, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), diproyeksikan akan terus mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan yang solid. ADMR diperkirakan dapat menjual 10 juta ton batu bara kokas pada 2028, dengan proyeksi rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 14% dalam lima tahun ke depan.

Selain itu, anak usaha ADRO, PT Saptainda Sejati (SIS), yang berperan sebagai kontraktor pertambangan batu bara dengan kapasitas 200 juta bcm overburden removal dan transportasi batu bara dengan volume 70 juta ton, diharapkan turut berkontribusi pada kinerja ADRO di masa depan.