Saham Alfamart (AMRT) Menguat, Efek Bos jadi Ketum APRINDO?
- PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) mencatat penguatan saham pada Senin, 18 November 2024, setelah Solihin terpilih sebagai Ketua Umum Aprindo 2024-2028. Saham bertengger di Rp2.910 per saham (+1,04%) dengan transaksi 3,30 juta lembar senilai Rp2,60 miliar.
Bursa Saham
JAKARTA – Saham emiten konsumer PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) terpantau menguat tipis pada perdagangan Senin, 18 November 2024, setelah bosnya yang Bernama Solihin terpilih sebagai Ketua Umum Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).
Berdasarkan data RTI Business, hingga pukul 10.16 WIB, saham AMRT bertengger di angka Rp2.910 per saham, yang mencerminkan kenaikan 1,04%. Sementara itu, saham ini berfluktuasi di angka Rp2.810-2.910 per saham.
Sementara itu, selama periode tersebut saham yang menggunakan kode AMRT ini telah ditransaksikan sebanyak 3,30 juta lembar saham, dengan nilai transaksi mencapai Rp2,60 miliar. Yang menjadi pertanyaan, apakah transaksi ini menandakan keoptimisan pasar atas faktor eksternal itu?
- Harga Sembako di Jakarta: Daging Sapi Murni (Semur) Naik, Beras Muncul .I Turun
- 5 Negara dengan Jam Kerja Terpanjang di Dunia
- ICBP hingga GOTO Nangkring di Pembukaan LQ45 Hari Ini
Sebelumnya, Solhini yang menjabat Corporate Affair Director PAMRT resmi terpilih sebagai Ketua Umum Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) periode 2024-2028. Ia menggantikan Roy Nicolas Mandey. Perubahan kepemimpinan organisasi perusahaan ritel ini diputuskan dalam Musyawarah Nasional (Munas) ke-VIII Aprindo, yang berlangsung pada Minggu, 17 November 2024.
Solihin dipilih secara aklamasi karena tidak ada kandidat lain yang mengajukan atau diajukan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Dewan Pimpinan Wilayah (DPD), dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Aprindo.
Saat ditemui media, Solihin menegaskan akan mendorong pertumbuhan pasar ritel Indonesia selama menjabat sebagai Ketua Umum Aprindo. Hal ini sejalan dengan peran besar industri ritel dalam perekonomian Indonesia.
“Ada beberapa langkah yang akan saya terapkan, tentunya selaras dengan program pemerintah terpilih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto,” ujar Solihin.
Meski pasar ritel masih dihadapkan pada tantangan, terutama lemahnya daya beli masyarakat, Solihin menyatakan memiliki strategi khusus untuk mendorong pertumbuhan pasar dan mencegah pemutusan hubungan kerja (PHK) yang tengah marak di sektor lain.
“Ada beberapa tantangan, seperti daya beli yang menurun,” katanya.
Solihin juga menyatakan bahwa perusahaan ritel di bawah komando Aprindo konsisten menyesuaikan diri dengan dinamika pasar, terutama pergeseran preferensi konsumen terhadap produk yang tersedia di pasar modern.
“Pasar ritel tetap menyediakan produk yang diminati konsumen, meskipun daya beli saat ini menurun. Kami menyediakan produk yang dicari oleh konsumen,” ujarnya.
Sebagai organisasi yang menaungi perusahaan ritel di Indonesia, Aprindo berupaya mengantisipasi gejolak ekonomi nasional, salah satunya dengan memahami perubahan pola konsumsi masyarakat.
Meski enggan membeberkan proyeksi nilai pertumbuhan pasar ritel di akhir 2024 dan awal 2025, Solihin memastikan bahwa Aprindo siap mendukung pertumbuhan makroekonomi hingga 8% sesuai target Presiden Prabowo Subianto.
“Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 8% di tahun 2025. Jika pemerintah sudah menyampaikan itu, kita harus siap dengan semangat,” tegasnya.
Dengan demikian, kenaikan saham tersebut dapat dibilang sentimen positif bagi perseroan karena bergerak di bidang konsumer itu. Diketahui, Fitch Ratings memperkirakan pertumbuhan pendapatan di kisaran satu digit rendah hingga menengah pada tahun 2024-2025.
Asal tahu saja, sepanjang kuartal III-2024, AMRT sukses mengumpulkan pendapatan Rp88,21 triliun. Raihan tersebut meningkat 10,23% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp80,02 triliun. Lantas apa yang membuat meningkat?
Peningkatan pendapatan ini didorong oleh kenaikan penjualan di segmen makanan dan non-makanan. Pendapatan dari segmen makanan tercatat sebesar Rp62,37 triliun, sementara segmen non-makanan mencapai Rp25,84 triliun.
Alhasil, laba bersih jaringan minimarket yang dikenal nama Alfamart ini juga mengalami pertumbuhan, mencapai Rp2,39 triliun hingga akhir September 2024, naik 9,52% dari Rp2,19 triliun pada kuartal III-2023.