<p>Nampak antrian pembelian logam mulia ANTAM di sebuah pusat perbelanjaan kawasan Tangerang Selatan, Sabtu 19 Juni 2021. Anjloknya harga emas selama sepekan membuat masyarakat berlomba untuk membeli. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Korporasi

Saham Antam (ANTM) Terkerek Naik, Rencana Akuisisi Tambang Emas Jadi Katalis

  • Antam mencatatkan laba bersih sebesar Rp2,2 triliun hingga September 2024, turun 22,72% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp2,8 triliun.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) pada perdagangan Jumat, 10 Januari 2025, terpantau menguat. Hal ini terjadi setelah perseroan mengumumkan rencana aksi korporasi yakni rencana akuisisi tambang emas di tahun ini. 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, hingga pukul 15.22 WIB, saham ANTM terpantau menguat 2,46% ke level Rp1.455 per saham. Namun, sejak awal tahun, saham ini terpantau melemah sebesar 4,58%.

Sebelumnya, Direktur Utama ANTM, Nicolas D. Kanter, mengungkapkan bahwa perseroan tengah mengeksplorasi kemungkinan akuisisi blok tambang emas baru. Menurutnya, langkah ekspansi ini dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan.

"Kami tidak bisa terus bergantung pada tambang emas Pongkor, dan meskipun kami juga mendapatkan emas dengan harga yang lebih tinggi melalui perdagangan dengan Freeport, kami tetap perlu mencari sumber tambang baru," ungkap Nico di Jakarta, pada Kamis, 9 Januari 2025. 

Tambang Pongkor yang dimaksud adalah tambang bawah tanah emas dan perak milik ANTM yang terletak di Jawa Barat dan Cibaliung, Banten. Berdasarkan data kuartal III-2024, ANTM mencatatkan cadangan emas di Pongkor sebesar 185.000 ons, dengan sumber daya sebesar 528.000 ons. Saat ini, pabrik pemurnian dan pengolahan logam mulia ANTM memiliki kapasitas produksi sekitar 30 juta ton per tahun.

Selain itu, Nico juga mengungkapkan bahwa ANTM sedang mempertimbangkan akuisisi tambang emas di luar negeri, meskipun ia belum dapat memberikan detail lebih lanjut mengenai perkembangan rencana tersebut. "Untuk akuisisi luar negeri, kami masih dalam tahap pertimbangan," kata Nico.

Beda Arah Laba dan Pendapatan

Antam mencatatkan laba bersih sebesar Rp2,2 triliun hingga September 2024, turun 22,72% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp2,8 triliun. Meski demikian, pendapatan perusahaan mengalami kenaikan signifikan sebesar 39,81% menjadi Rp43,2 triliun. 

Bilai dirinci, -roduk emas, yang menyumbang 83% dari total penjualan, tercatat mengalami peningkatan penjualan sebesar 85% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, mencapai Rp35,7 triliun.

Volume produksi logam emas dari tambang Antam pada kuartal III/2024 mencapai 743 kilogram (setara dengan 23.888 troy oz), sementara volume penjualannya meningkat 47% secara tahunan, dari 19.460 kg menjadi 28.567 kg. 

Di sisi lain, segmen nikel menyumbang pendapatan sebesar Rp6,1 triliun, atau sekitar 14% dari total pendapatan ANTM, dengan volume produksi feronikel sebesar 15.244 ton dan volume penjualan sebesar 11.691 ton.

Tantangan Kenaikan Biaya Produksi

Meski mengalami peningkatan pendapatan, ANTM menghadapi tekanan akibat kenaikan beban pokok penjualan yang naik 57,64% year-on-year (YoY) menjadi Rp39,09 triliun pada kuartal III-2024. Akibatnya, laba kotor perseroan tergerus 40,59%, turun menjadi Rp4,1 triliun dari posisi Rp6,09 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Kenaikan biaya produksi yang mencapai 63%, dengan total biaya mencapai Rp40,8 triliun, menjadi faktor utama yang mempengaruhi penurunan laba kotor ini. Sebagian besar biaya produksi tersebut berasal dari kegiatan pembelian logam mulia, yang mencapai Rp33,65 triliun.