Saham Bank BCA (BBCA) Tertekan Jelang Rilis Kinerja Keuangan Kuartal I-2024
- Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) terpantau terus memerah jelang pengumuman kinerja keuangan kuartal I-2024 pada sore nanti.
Perbankan
JAKARTA – Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) terpantau terus memerah jelang pengumuman kinerja keuangan kuartal I-2024 pada Senin, 22 April 2024, sore nanti. Padahal, mengacu laporan Februari 2024, Bank BCA memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan bank-bank lain di dalam KBMI 4.
Berdasarkan data RTI Business, pada perdagangan hari ini pukul 11:15 WIB, saham BBCA terpantau memerah 1,06% ke level Rp9.375 per saham. Jika mengacu perdagangan satu minggu terakhir saham Bank BCA tertekan habis-habisan sebesar 4,58%.
Sementara itu sepanjang tahun ini atau secara (year-to-date/ytd) saham perbankan dengan market cap lebih dari Rp1.000 triliun ini terpantau melemah tipis 0,27%. Sepanjang sesi perdagangan tersebut, nilai PER dan PBVR saham Bank BCA berada di angka 23.70 dan 4.76.
- Segar Kumala (BUAH) Usulkan Pembagian Dividen Rp23 Per Saham
- Kesiapan SPKLU PLN Diapresiasi Pemudik, Semua Lancar dan Banyak Fasilitas Pendukungnya!
- Perbedaan Mekanisme Pencucian Uang Antara Fiat dan Kripto
Dapat dikatakan pelemahan saham BBCA dalam satu minggu terakhir merupakan imbas daripada pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS yang menembus level psikologis Rp16.000 per Dolar AS.
Pasalnya, saham bank besar lain seperti BBNI, BMRI dan BBRI juga merasakan tekanan yang serupa. Selain itu, konflik Israel dan Iran yang kembali panas pada akhir pekan lalu juga sedikit mempengaruhi kinerja saham-saham perbankan tersebut.
Keuangan BBCA Februari 2024
Bank BCA bakal menjadi perbankan pertama KBMI 4 yang merilis kinerja keuangan tiga bulan pertama tahun ini. Melansir peraturan OJK dalam POJK No.12/POJK.03/2021 perbankan KBMI 4 adalah perbankan dengan modal inti lebih dari Rp70 triliun.
Adapun anggota perbankan KBMI 4 antara lain PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).
Menurut laporan keuangan bulan Februari 2024, BBCA menunjukkan kinerja yang superior dibandingkan dengan bank-bank lain yang juga tergabung dalam KBMI 4. Bank BCA menjadi satu-satunya bank KBMI 4 yang berhasil mencatatkan pertumbuhan laba tahun berjalan.
Pada periode tersebut, laba tahun berjalan BBCA mencapai R8,27 triliun, mengalami kenaikan sekitar 2,01% year-on-year (YoY). Sebaliknya, BBNI, BBRI, dan BMRI masing-masing mengalami penurunan laba tahun berjalan sekitar 5,91%, 3,51%, dan 3,07%.
Kinerja laba BBCA ini didorong oleh pendapatan bunga bersih yang meningkat sekitar 5,69% YoY menjadi Rp12,13 triliun. Meskipun demikian, dalam hal pendapatan bunga bersih, BCA masih berada di bawah BRI yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,31% YoY menjadi Rp 18,7 triliun.
Selain itu, kredit yang disalurkan oleh BCA selama periode tersebut juga mencatatkan pertumbuhan hingga 15,06%, dengan nilai penyaluran kredit mencapai Rp790 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp686 triliun.
Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun oleh BCA juga mengalami peningkatan sebesar 5,14% YoY menjadi Rp1,075 triliun. Namun, pencapaian ini sedikit di bawah pertumbuhan DPK industri secara keseluruhan yang mencapai 5,66% YoY.