Gedung Bank Mayapada di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta.
Bursa Saham

Saham Bank Mayapada (MAYA) Terus Melemah, Bursa Rilis Pengumuman UMA

  • Perlu dicatat bahwa pengumuman UMA ini tidak berarti bahwa PT Bank Mayapada Internasional Tbk melanggar regulasi di pasar modal.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan bahwa terjadi penurunan harga saham PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) yang dianggap tidak lazim atau unusual market activity (UMA). 

Pengumuman ini dikeluarkan oleh otoritas Bursa pada tanggal 23 Januari 2024 sebagai bagian dari langkah-langkah untuk melindungi para investor. Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa pengumuman UMA ini tidak berarti bahwa PT Bank Mayapada Internasional Tbk melanggar regulasi di pasar modal.

"Pengumuman Unusual Market Activity [UMA] tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal," ungkap BEI dalam pengumuman dikutip pada Rabu, 24 Januari 2024. 

Berdasarkan data RTI, saham MAYA mengalami penurunan signifikan sebesar 32,46% dalam satu minggu terakhir. Pada sesi perdagangan minggu sebelumnya, tercatat adanya kenaikan pada tanggal 17 Januari 2024 sebesar 1,79%, dan pada tanggal 18 Januari 2024 sebesar 3,51%.

Selain itu, emiten berkodekan saham MAYA juga menjadi pemimpin dalam daftar saham dengan penurunan tertinggi (top losers) di Bursa Efek selama minggu periode 15-19 Januari 2024. Adapun kurun waktu satu bulan terakhir, MAYA juga mengalami penurunan hingga mencapai 61,63%. 

Sementara itu, pada sesi perdagangan Rabu, 24 Januari 2024, saham emiten perbankan yang dimiliki oleh konglomerat Dato' Sri Tahir tersebut dibuka pada harga 158 per saham dan berfluktuasi di kisaran antara 149 hingga 163 per saham.

Di samping  itu, bursa juga menambahkan bahwa informasi terbaru mengenai Bank Mayapada adalah pencatatan saham yang dilakukan pada 22 Januari 2024, yang diumumkan melalui situs BEI. 

Terkait dengan pengumuman UMA terkait saham MAYA, Bursa juga mencatat bahwa mereka sedang memantau perkembangan pola transaksi saham tersebut. Investor diimbau untuk terus memperhatikan respon Bank Mayapada terhadap permintaan konfirmasi dari Bursa, serta memeriksa kinerja perusahaan dan tingkat keterbukaan informasinya. 

Bursa juga mengajak investor untuk meninjau kembali rencana corporate action perseroan, terutama jika rencana tersebut masih menunggu persetujuan RUPS. "Mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang mungkin timbul di masa mendatang sebelum membuat keputusan investasi," demikian disampaikan oleh Bursa.

Sebelumnya, Bank Mayapada mengadakan peningkatan modal melalui Penawaran Umum Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) XIV atau right issue sebanyak 26,74 miliar lembar. 

Periode pelaksanaan right issue tersebut berlangsung dari 15 Januari 2024 hingga 19 Januari 2024. Bank Mayapada memproyeksikan dana yang dihimpun dari penyelenggaraan right issue ini mencapai maksimal Rp4,01 triliun. 

Rencananya, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, dana yang diperoleh dari PMHMETD XIV akan digunakan sepenuhnya oleh perusahaan untuk modal kerja, terutama dalam rangka pengembangan usaha, khususnya dalam penyaluran kredit.