Suasana pelayanan perbankan di sebuah kantor cabang BCA. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Bursa Saham

Saham BBCA di Bawah Rp10.000 Meski Raup Laba Rp46,23 T, Waktunya Serok?

  • Berdasarkan laporan keuangan bulanan, BBCA mencatatkan laba bersih sebesar Rp46,23 triliun pada Oktober 2024.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dapat menjadi pilihan investasi yang menarik di penghujung tahun ini, terutama karena nilai emiten perbankan swasta tersebut masih berada di bawah Rp10.000 per saham.

Sementara itu, pada perdagangan Selasa, 3 Desember 2024, saham BBCA tercatat melonjak 2,31% ke level Rp9.975 per saham. Analis menilai angka ini masih tergolong rendah, mengingat kinerja keuangan perseroan hingga Oktober 2024 menunjukkan hasil yang cemerlang.

Berdasarkan laporan keuangan bulanan, BBCA mencatatkan laba bersih sebesar Rp46,23 triliun pada Oktober 2024, tumbuh 14,91% secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencatatkan laba Rp40,23 triliun.

Pertumbuhan laba ini didukung oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang meningkat 9,11% yoy, mencapai Rp63,66 triliun dari sebelumnya Rp58,35 triliun. Ini menjadikan BCA sebagai bank dengan kenaikan laba tertinggi di kelompoknya sekaligus peraih laba terbesar di antara bank jumbo lainnya.

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, menyatakan bahwa BCA terus menjajaki berbagai peluang untuk penyaluran kredit ke berbagai segmen serta memperkuat platform perbankan transaksi secara berkelanjutan guna memperkokoh pendanaan.

“Ke depan, sejalan dengan perkembangan kondisi ekonomi, BCA akan senantiasa mendorong penyaluran kredit di berbagai sektor dengan tetap mempertimbangkan prinsip kehati-hatian sesuai dinamika makroekonomi domestik maupun global,” ujar Hera melalui keterangannya dikutip pada Selasa, 3 Desember 2024. 

Selain itu, BCA juga berupaya menjaga keseimbangan antara kecukupan likuiditas dengan ekspansi kredit yang sehat, sembari mempertimbangkan perkembangan kondisi pasar dan risiko yang ada.

Mandiri Sekuritas dalam analisis teknikal untuk perdagangan 3 Desember 2024 merekomendasikan beli saham BBCA untuk strategi swing trade. Dalam rekomendasinya, Mandiri Sekuritas mencatat support pada MA 200 (per 29 November 2024) di hari kedua. Broker tersebut menganjurkan masuk ke saham BBCA di harga Rp10.000, dengan target harga Rp10.900, dan stop loss di level Rp9.700.

Di sisi lain, pada perdagangan sebelumnya, saham BBCA melemah 2,50% ke harga Rp9.750 pada 2 Desember 2024. Sebanyak 87,88 juta saham BCA diperdagangkan dengan frekuensi 44.366 kali, dan nilai transaksi mencapai Rp866,64 miliar.

Adapun distribusi saham perbankan yang identic warna biru ini tercatat ada dalam broker UBS Sekuritas melakukan net sell Rp137,2 miliar, CLSA Sekuritas net sell Rp107,1 miliar, dan JP Morgan Sekuritas net sell Rp99,8 miliar.

Sebagai tambahan, Bank Central Asia (BBCA) juga akan membagikan dividen interim untuk tahun buku 2024 dengan total nilai Rp6,16 triliun atau Rp50 per saham. Pemegang saham yang tercatat hingga 22 November 2024 pukul 16.00 WIB berhak menerima dividen tersebut, yang akan dibayarkan pada 11 Desember 2024.