
Saham BBCA Melesat Usai Kinerja Januari 2025 Capai Estimasi Konsensus
- Saham BBCA menguat pada 17 Februari 2025 setelah merilis kinerja Januari yang solid, dengan laba bersih Rp 4,7 triliun, tumbuh 5,8% YoY. Meskipun belakangan saham ini melemah, analis tetap merekomendasikan beli saham BBCA dengan target harga Rp11.920 per saham.
Bursa Saham
JAKARTA – Pada perdagangan sesi pertama, Senin, 17 Februari 2025, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menguat signifikan setelah merilis kinerja Januari 2025 yang sesuai dengan konsensus pasar.
Diketahui laba bersih (bank only BBCA tercatat Rp 4,7 triliun pada Januari 2025, naik 5,8% secara year on year (YoY) dan 12% month over month (MoM). Angka ini mewakili sekitar 7,7% dari estimasi konsolidasi BBCA untuk 2025.
Kinerja positif ini didorong oleh solidnya net interest margin (NIM) dan pre-provision operating profit (PPOP), serta pertumbuhan kredit yang kuat. Namun, peningkatan credit cost (CoC) pada Januari 2025 dipengaruhi oleh efek temporer, seperti liburan panjang.
- Kebijakan Seimbang Industri Tembakau: Pilar Penting dalam Capat Target Ekonomi 8 Persen
- Pelemahan Harga Batu Bara, Bagaimana Arah Saham BUMI, ADRO, dan PTBA?
- Harga Sembako di Jakarta: Kacang Kedelai Naik, Beras IR. II (IR 64) Ramos Turun
NIM BBCA tercatat 5,91% pada Januari 2025, meningkat 20 basis poin dibandingkan tahun lalu, meskipun turun 12 basis poin dibandingkan bulan sebelumnya. Pencapaian ini melebihi target manajemen yang memproyeksikan NIM sekitar 5,7–5,8% untuk 2025, didorong oleh kenaikan CASA ratio yang mencapai 82,6% dan pergeseran komposisi aset yang menghasilkan imbal hasil lebih tinggi.
Sementara itu, Net interest income (NII) BBCA pada Januari 2025 mencapai Rp 6,7 triliun, naik 6,7% YoY, meskipun sedikit turun 1,6% MoM. Sementara itu, pendapatan non-bunga (Non-II) tumbuh 20% YoY, dan PPOP tercatat Rp 6,4 triliun, tumbuh 12% YoY dan 27% MoM.
Pertumbuhan kredit BBCA pada Januari 2025 mencapai 15% YoY, melebihi target manajemen yang memproyeksikan pertumbuhan lebih rendah di kisaran 6–8% YoY untuk 2025. Dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 3,9% YoY meskipun ada penurunan pada time deposit, dan Loan to Deposit Ratio (LDR) tetap stabil di 79,7%.
Namun, CoC BBCA pada Januari 2025 tercatat 0,76%, lebih tinggi dibandingkan dengan 0,29% pada Januari 2024 dan -0,61% pada Desember 2024. Peningkatan CoC ini dipandang sebagai efek sementara dari liburan panjang di akhir Januari, yang diperkirakan akan berbalik pada bulan berikutnya.
Stockbit Sekuritas menilai kinerja BBCA pada Januari 2025 sebagai solid, dengan pertumbuhan yang kuat di hampir semua lini bisnis. Peningkatan NIM dan PPOP, serta pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dari perkiraan, menunjukkan bahwa BBCA memiliki landasan yang kuat untuk mempertahankan kinerja di tengah tantangan ekonomi.
Meskipun ada kenaikan CoC, hal ini dianggap sementara dan tidak akan mempengaruhi prospek jangka panjang BBCA. Rahmanto juga mengingatkan bahwa kondisi makroekonomi dan dinamika pasar tetap menjadi faktor penting dalam menilai prospek kinerja BBCA ke depan.
Dari sisi pergerakan saham, saham BBCA diparkir di level Rp9.150 per saham, yang mencerminkan kenaikan 1,95%. Namun, secara year to date saham ini terpantau mengalami penurunan 7,58%.
Kendati begitu, sebanyak 31 dari 36 analis yang dihimpun dari meja Bloomberg masih merekomendasikan beli saham BBCA, sementara lainnya merekomendasikan hold. Target harga rerata saham perbankan swasta ini adalah Rp11.920 dalam dua belas bulan ke depan.