Karyawati melayani nasabah di salah satu kantor cabang Bank Negara Indonesia (BNI) di kawasan SCBD, Jakarta, Jum'at, 11 Maret 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Bursa Saham

Saham BBNI Makin Prospektif, Sejumlah Sekuritas Sarankan Buy

  • Rasio NIM perseroan tercatat naik 40 bps secara kuartalan menjadi 4,4%, ditopang oleh peningkatan yield kredit dan penurunan biaya dana.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - Sejumlah sekuritas memberikan rekomendasi beli (buy) pada saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), didorong oleh kenaikan net interest margin (NIM) dan stabilitas cost of credit (COC).

Salah satunya, RHB Sekuritas yang menaikkan target harga saham BBNI menjadi Rp6.710 per saham dari sebelumnya Rp6.220 per saham. "Hasil kuartal III-2024 memenuhi ekspektasi, dengan ekspansi NIM yang kuat seiring imbal hasil pinjaman yang lebih tinggi dan pelonggaran biaya deposito menjadi sorotan utama," tulis analis RHB Sekuritas, David Chong dan Andrey Wijaya, dalam riset pada Senin, 28 Oktober 2024.

Selain itu, prospek dan inisiatif manajemen, termasuk permintaan pinjaman yang sehat, potensi peningkatan likuiditas, dan upaya untuk meningkatkan deposito berbiaya rendah, menurut RHB Sekuritas, memperlihatkan Bank Negara Indonesia sebagai pilihan positif dalam sektor perbankan.

Hal ini berdampak pada perbaikan Cost of Fund (CoF) BNI yang tercermin pada rasio NIM kuartal III-2024. Pertumbuhan ini didukung oleh program terstruktur perusahaan, termasuk digitalisasi aplikasi mobile terbaru, wondr by BNI, serta transformasi jaringan cabang yang berfokus pada sales culture.

Rasio NIM perseroan tercatat naik 40 bps secara kuartalan menjadi 4,4%, ditopang oleh peningkatan yield kredit dan penurunan biaya dana. Sedangkan, pertumbuhan fee income didorong oleh pendapatan loan recovery, trade finance, serta transaksi pembayaran melalui aplikasi wondr by BNI yang terus meningkat.

Sementara itu, Mandiri Sekuritas juga merekomendasikan buy untuk saham BBNI dengan target harga Rp6.500, yang berpotensi naik sekitar 21,50% dari harga saat ini di level Rp5.350 per saham.

Analis dari Mandiri Sekuritas, Kresna Hutabarat dan Boby Kristanto Chandra dalam risetnya mengatakan kinerja yang moncer BBNI di sembilan bulan ini didorong oleh pendapatan tumbuh 4% Year-on-Year. 

“Hal ini disebabkan oleh keberhasilan bank dalam mempercepat pertumbuhan kredit, meningkatkan produktivitas pendapatan non-bunga, dan memperbaiki biaya kredit. Peningkatan kualitas aset, yang tercermin dari penurunan rasio LAR (Loan at Risk) dan NPL (Non-Performing Loan), menunjukkan bahwa biaya kredit dapat dipertahankan stabil di kisaran 1,0% mulai tahun ini,” jelas mereka dalam riset yang dipublikasikan kemarin.

Senada dengan RHB Sekuritas, Mandiri Sekuritas juga mengungkapkan siklus penurunan suku bunga yang sedang berlangsung dapat membantu menurunkan biaya dana (Cost of Fund) dan mendukung percepatan pertumbuhan laba ke depannya. 

Sementara itu, BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan peringkat beli dengan target harga yang tetap sebesar Rp7.600 per saham. Diketahui pada perdagangan hari ini, Selasa, 29 Oktober 2024, saham BBNI turun 2,73% ke level Rp5.350 per saham. 

Sebagai informasi, BBNI pada kuartal III-2024 melaporkan laba bersih sebesar Rp16,3 triliun, yang meningkat sekitar 3,5% secara tahunan. Kinerja ini didorong oleh penyaluran kredit yang tumbuh 8,96% YoY, mencapai Rp710,48 triliun hingga akhir periode.

Meskipun laju pertumbuhan kredit ini sedikit di bawah rata-rata industri yang mencapai 11,4%, BBNI tetap optimistis dengan dukungan segmen korporasi dan konsumer sebagai penopang utama.

Selain itu, biaya dana atau Cost of Fund (CoF) BBNI mengalami kenaikan signifikan sebesar 29,6% menjadi Rp16,9 triliun, yang turut dipengaruhi oleh kondisi likuiditas perbankan yang ketat. Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tumbuh secara moderat sebesar 3,58% menjadi Rp745,26 triliun, dengan proporsi terbesar berada pada deposito giro.