Saham BBTN Diburu Investor Asing Usai Suku Bunga Turun, Berapa Target Sahamnya?
- Saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) terpantau menghijau dan diburu investor asing setelah Bank Indonesia pada Rabu, 18 September 2024, menurunkan BI Rate atau suku bunga 0,25% ke level 6%.
Bursa Saham
JAKARTA – Saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) terpantau menghijau dan diburu investor asing setelah Bank Indonesia pada Rabu, 18 September 2024, menurunkan BI Rate atau suku bunga 0,25% ke level 6%.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, saham BBTN pada penutupan perdagangan kemarin naik Rp40 (2,7%) ke level Rp1.485 per saham, dengan transaksi beli bersih investor asing sebesar Rp5,54 miliar.
Sementara itu, pada pembukaan perdagagan hari ini, Kamis, 19 September 2024, saham BBTN melambung 1,35% ke level Rp1.505 per saham. Selain itu, sepanjang tahun ini, saham ini telah melenting 18,97%.
- Inilah Perusahaan-Perusahaan di Indonesia yang Memanfaatkan PLTS
- Harga Sembako di Jakarta 19 September 2024, Beras Muncul .I Naik, Gas Elpiji 3kg Turun
- Akankah PLTU Batubara di Indonesia Benar-Benar Tamat? Berikut Ulasannya
Head of Research & Strategy JP Morgan Indonesia, Henry Wibowo, menyatakan bahwa ada peluang penurunan BI Rate sebesar 50 basis poin (bps) dari September hingga Desember 2024. Penurunan ini diperkirakan akan berdampak positif pada saham-saham sektor perbankan, terutama bank yang fokus pada kredit properti dan otomotif.
"Saham perbankan akan mendapatkan manfaat besar dari peningkatan likuiditas dan arus modal pasca penurunan suku bunga, terutama karena 60% dari komposisi IHSG diisi oleh saham sektor ini," jelas Henry.
Didukung oleh Berbagai Sentimen Positif
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Victor Stefano dan Naura Reyhan Muchlis, menambahkan bahwa beberapa faktor lain turut mendukung performa keuangan dan saham BBTN ke depan. Salah satunya adalah rencana spin-off unit bisnis syariah (UUS) yang akan disertai dengan akuisisi bank syariah.
Selain itu, perseroan juga tengah bernegosiasi dengan beberapa calon mitra strategis untuk memperkuat bank syariah yang akan dibentuk. Salah satu calon mitra potensial adalah PP Muhammadiyah, yang berpotensi menjadi pemegang saham di bank syariah tersebut.
Victor dan Naura juga menyebutkan adanya rencana penjualan aset-aset bermasalah yang diharapkan terealisasi pada Oktober atau awal November 2024. Penjualan aset bermasalah ini diperkirakan akan berkontribusi sebesar 50 bps terhadap penurunan rasio kredit bermasalah (NPL) BTN tahun ini.
Selain itu, kebijakan pemerintah juga menjadi sentimen positif bagi kinerja BBTN. Pemerintah berencana menambah kuota rumah subsidi sebesar 34 ribu unit menjadi 200 ribu unit hingga akhir tahun, serta mendorong pembangunan 3 juta unit rumah per tahun. Pemerintah juga tengah mempertimbangkan perubahan skema kredit kepemilikan rumah (KPR) bersubsidi dengan jangka waktu yang lebih pendek.