Nasabah beraktivitas  di kantor pusat Bank Tabungan Negara (BTN), Jalan Gajahmada, Jakarta Pusat, Selasa, 9 November 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Bursa Saham

Saham BBTN Diprediksi Terus Melaju Usai Laba Bersih Semester I-2024 Tembus Rp1,5 T

  • Analis Mandiri Sekuritas menyatakan bahwa BBTN pada paruh pertama tahun ini berhasil mengimbangi kenaikan beban bunga dengan peningkatan pendapatan non-bunga yang kuat dan pengurangan beban provisi.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) terpantau masih berada di tren penguatan sebesar 4,74% secara year to date per 25 Juli 2024. Hal ini selaras dengan fundamental perusahaan pada semester I-2024 yang bertumbuh baik dari segi laba bersih dan juga penyaluran kredit.

Berdasarkan rilis laporan keuangannya, emiten perbankan plat merah ini sukses meraih laba bersih Rp1,5 triliun pada semester I-2024, yang menandakan pertumbuhan 1,9% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp1,47 triliun. 

Kenaikan laba bersih BBTN pada paruh pertama tahun ini ditopang penyaluran kredit dan pembiayaan mencapai sekitar Rp352,06 triliun. Jumlah tersebut berhasil melesat 14,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp307,66 triliun. 

Dari total penyaluran kredit dan pembiayaan, porsi terbesar di dominasi oleh Kredit Pemilikan Rumah (KPR Subsidi) yang mencapai Rp171,01 triliun tumbuh 12,4% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp152,16 triliun.  

Sementara itu, KPR Non-Subsidi yang disalurkan BBTN juga terpantau bertumbuh ke level Rp101,76 triliun. Angka ini melesat 12% secara tahunan ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp90,83 triliun.

Direktur Utama BBTN, Nixon Utama Napitulu, menyatakan dalam penyaluran kredit, perseroan menerapkan prinsip kehati-hatian. Hal ini tercermin dari Rasio NPL Gross BBTN yang tetap terjaga di level 3,1%, dengan harapan dapat turun di bawah 3% pada akhir tahun ini.

Nixon menilai pencapaian BBTN sepanjang paruh pertama tahun ini cukup lantaran di tengah kondisi ekonomi global yang menantang. “Kami optimistis hingga akhir tahun 2024, BTN tetap mampu membukukan kinerja keuangan yang positif,” katanya melalui keterangan tertulis pada Kamis, 25 Juli 2024. 

Sementara itu, dari sisi dana pihak ketiga (DPK), BBTN berhasil meningkatkan DPK pada Semester I-2024 menjadi Rp365,4 triliun, naik 16,6% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp313,3 triliun, meski likuiditas di industri perbankan ketat. 

Di samping itu, perolehan dana murah (CASA) juga mengalami peningkatan, mencapai Rp189,21 triliun atau naik sekitar 11,16% yoy dibandingkan akhir Juni 2023 yang sebesar Rp170,21 triliun.

Alhasil total aset perbankan yang logonya berwarna merah dan biru ini terkerek naik menjadi Rp455,60 triliun pada akhir Juni 2024. Angka ini melesat 13,7% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp400,54 triliun.

Analisa Kinerja dan Target Saham

Dari lantai bursa pada perdagangan Jumat, 26 Juli 2024, atau sehari setelah rilis kinerja, pasar merespons positif kinerja BBTN semester I-2024, yang tampak dengan sahamnya melejit pada pembukaan perdangangan sebesar 0,38% ke level Rp1.330 per saham, yang menandakan penguatan 6,83% sepanjang satu bulan terakhir. 

Analis Mandiri Sekuritas, Kresna Hutabarat dan Boby Kristanto Chandra mengatakan bahwa BBTN pada paruh pertama tahun ini berhasil mengimbangi kenaikan beban bunga dengan peningkatan pendapatan non-bunga yang kuat dan pengurangan beban provisi. “ROE jangka pendek tetap tertekan oleh tingginya biaya dana,” jelasnya dalam riset yang terbit hari ini.

Namun, lanjut mereka, ROE jangka menengah BBTN dapat meningkat tergantung pada keberhasilan dalam merundingkan ulang struktur hipotek bersubsidi, pemisahan bisnis syariah, serta pemulihan kekayaan dan pendapatan di kalangan rumah tangga berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah.

Berbagai faktor tersebut, Mandiri Sekuritas merekomendasikan saham BBTN dengan rating (buy) dan target harga Rp1.800 per saham, yang menunjukkan potensi keuntungan sebesar 35,54% bagi investor. Selain itu, rasio PER dan PBV perbankan ini juga masih tergolong murah, yaitu di level masing-masing sebesar 5,40 kali dan 0,61 kali.