Nasabah beraktivitas di kantor pusat Bank Tabungan Negara (BTN), Jalan Gajahmada, Jakarta Pusat, Selasa, 9 November 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Bursa Saham

Saham BBTN Naik 6,38 Persen Sepekan, Apakah Tren Kenaikan Berlanjut?

  • Harga saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dalam seminggu terakhir tercatat naik 6,38% menjelang pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Lantas, seberapa besar potensi kenaikan saham bank BUMN ini ke depannya?

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Harga saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dalam seminggu terakhir tercatat naik 6,38% menjelang pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Lantas, seberapa besar potensi kenaikan saham bank BUMN ini ke depannya?

Berdasarkan data RTI Business, hingga pukul 10.16 WIB, nilai emiten perbankan bersandi BBTN terpantau sukses melesat 1,35% ke level Rp1.500 per saham, yang mencerminkan kenaikan 20,00% secara year to date. 

Dengan demikian, saham BBTN kini hanya kurang dari 100 poin untuk menyentuh level tertinggi sepanjang tahun ini, yaitu Rp1.600 per saham. Sementara itu, selama periode tersebut saham BBTN telah diperdagangkan 21,84 juta lembar dengan nilai transaksi Rp32,69 miliar. 

Selain itu, Pada perdagangan kemarin, saham BBTN ditutup naik 2,07% ke level Rp1.480. Bahkan dalam dua hari terakhir, saham BBTN mengalami kenaikan sebesar 6,47%, dari Rp1.390 menjadi Rp1.480 per saham. 

Di samping itu, investor asing juga mencatatkan transaksi beli bersih (net buy) sebesar Rp5,79 miliar pada saham BBTN. Yang menjadi pertanyaan, apa penyebab kenaikan saham BBTN beberapa waktu terakhir ini? 

Pertama, pemerintah berencana menjadikan program perumahan sebagai bagian dari target pertumbuhan ekonomi 8%, yang termasuk penghapusan PPN dan BPHTB. Kedua, pembentukan kementerian khusus perumahan diharapkan memastikan pencapaian target tersebut tanpa tumpang tindih dengan sektor infrastruktur. 

Nah, keberadaan Hashim Djojohadikusumo, adik dari Presiden Terpilih Prabowo Subianto, sebagai ketua satgas perumahan, semakin memperkuat keyakinan ini. Ketiga, program ini merupakan kelanjutan dari pemerintahan sebelumnya yang terbukti berhasil.

Sentimen positif ini menjadi alasan utama bagi investor untuk memburu saham properti, termasuk BBTN yang menguasai pasar KPR. BBTN dipilih karena menjadi andalan pemerintah dalam program KPR bersubsidi untuk masyarakat menengah bawah (MBR) dan memiliki hubungan yang erat dengan pengembang properti di segmen ini.

“Kontraktor besar tidak akan ikut serta, sehingga diharapkan ekonomi pedesaan bergerak dan daya beli masyarakat meningkat,” kata Bonny Z. Minang, Anggota Satgas Perumahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

Meski saham BBTN telah naik lebih dari 6% dalam dua hari terakhir, potensi penguatan saham ini masih terbuka lebar. Selain didorong oleh rencana penghapusan pajak properti sebesar 16%, kinerja keuangan BBTN juga akan diperkuat oleh rencana pengembangan properti secara masif di era pemerintahan Prabowo-Gibran.

Analis Mandiri Sekuritas, Kresna Hutabarat dan Boby Kristanto Chandra, dalam riset terbaru mereka, menyebutkan bahwa keberhasilan BTN meningkatkan net interest margin (NIM) menjadi 3% pada Agustus 2024 menunjukkan pemulihan yang solid.

Selain itu, BBTN juga akan diuntungkan dengan penurunan suku bunga acuan. Oleh karena itu, Mandiri Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli untuk saham BBTN dengan target harga Rp1.800 per saham.

Penguatan saham BBTN ini juga sejalan dengan kenaikan mayoritas saham sektor properti, setelah Ketua Satgas Perumahan Presiden Terpilih Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, mengungkapkan bahwa pemerintahan baru berencana menghapus beberapa pajak pembelian rumah, termasuk PPN sebesar 11% dan BPHTB sebesar 5% untuk 1-3 tahun ke depan. 

Langkah ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan perekonomian. "Ada masukan-masukan agar PPN 11% dihapus untuk sementara waktu, mungkin 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun pertama, dihapuskan. Ini untuk mengurangi beban. Terus juga ada BPHTB sebanyak 5% bakal dihapus," katanya dalam Propertinomic Executive Dialogue di Jakarta, pekan lalu.