Saham Berbasis Kripto Lebih Cuan Dibanding Bitcoin? Simak Penjelasannya
- Fenomena ini menunjukkan bahwa saham berbasis kripto dapat menjadi pilihan investasi yang lebih menguntungkan sekaligus lebih aman dibandingkan dengan kripto itu sendiri.
Fintech
JAKARTA - Saham-saham berbasis kripto seperti MicroStrategy Inc (MSTR), Coinbase Global Inc (COIN), dan NVIDIA Corp (NVDA) mengalami kenaikan yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir, melebihi performa Bitcoin (BTC) itu sendiri.
Menurut Teguh Hidayat, pengamat pasar modal, fenomena ini menunjukkan bahwa saham berbasis kripto dapat menjadi pilihan investasi yang lebih menguntungkan sekaligus lebih aman dibandingkan dengan kripto itu sendiri.
MicroStrategy Inc (MSTR), sebuah perusahaan peranti lunak yang juga aktif dalam pengembangan dan investasi pada BTC, mengalami kenaikan harga saham dari sekitar US$300 pada bulan Oktober 2023 hingga sempat menyentuh US$1.400 pada pertengahan Juni.
- Akuisisi Dua Aset BUMN Jalan Tol, Konglomerat Anthony Salim Habiskan Rp20 Triliun
- Saham PGAS Ngegas Terus, Sederet Sentimen Positif Ini jadi Bahan Bakarnya
- Pendapatan PT PAL Meroket 140 Persen jadi Rp2,23 Triliun
Kenaikan ini melebihi 300%. Hal serupa terjadi pada Coinbase Global Inc (COIN), perusahaan crypto exchange terbesar kedua di dunia setelah Binance. Saham COIN melonjak dari US$70 pada Oktober 2023 hingga mencapai US$230, juga mencatat kenaikan lebih dari 300%.
Tidak hanya MSTR dan COIN, NVIDIA Corp (NVDA) juga menunjukkan performa yang luar biasa. Dalam dua tahun terakhir, harga saham NVDA naik lebih dari 10 kali lipat, menjadikannya salah satu saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di Wall Street.
Kinerja NVIDIA didukung oleh tren penambangan kripso sejak sekitar tahun 2014, yang mendorong penjualan graphic processing unit (GPU) berperforma tinggi yang sangat dibutuhkan dalam proses penambangan. Kenaikan saham-saham ini dimulai beberapa saat setelah kenaikan harga BTC pada bulan Oktober 2023.
“Bisa dikatakan bahwa kenaikan mereka mengikuti BTC itu sendiri, jadi bukan karena faktor fundamental, mengingat kinerja laporan keuangan MSTR dan juga COIN masih jelek dengan laba bersih yang kecil, namun dengan persentase kenaikan yang lebih tinggi,” ujar Teguh dikutip dari risetnya, Rabu, 3 Juli 2024.
Menurut Teguh Hidayat, kenaikan saham-saham berbasis kripto ini tidak hanya mengungguli BTC tetapi juga aset-aset kripto lainnya seperti Solana (SOL). SOL mencatat kenaikan dari US$23 pada Oktober 2023 hingga mencapai US$137, atau hampir 500% (naik 6 kali lipat). Meskipun demikian, Teguh mencatat bahwa aset kripto selain BTC cenderung lebih fluktuatif dan berisiko lebih tinggi. Contohnya, jika ada investor yang membeli SOL pada harga puncak US$209 pada bulan Maret 2024, maka dia sudah mengalami kerugian sebesar -35% dalam tiga bulan terakhir.
Kesimpulannya, dengan mempertimbangkan risiko dan imbal hasilnya, saham US berbasis kripto ternyata lebih menguntungkan sekaligus lebih aman dibandingkan kripto itu sendiri.
Aset kripto biar bagaimanapun masih terhitung baru, jauh lebih baru dibanding aset saham US yang sudah diperdagangkan di Wallstreet sejak ratusan tahun lalu.
“Jumlah investor/trader kripto di seluruh dunia masih relatif sedikit dibandingkan dengan saham US yang lebih matang dan stabil sehingga praktis jumlah investor/tradernya di seluruh dunia masih relatif sedikit,” kata Teguh.
Kasus Fraud
Teguh juga menyoroti beberapa kasus fraud dan kebangkrutan yang melibatkan perusahaan kripto, seperti FTX Trading Ltd. (FTX) yang bangkrut pada tahun 2022.
Hal ini meninggalkan kerugian senilai miliaran dolar bagi para trader yang menempatkan asetnya di sana. Bahkan, Binance, crypto exchange terbesar di dunia, masih beroperasi hingga saat ini, mereka beberapa kali terlibat dalam kasus hukum tertentu.
Oleh karena itu, banyak investor pasar saham US yang mulai melirik aset kripto namun lebih memilih untuk menempatkan aset/uang kas mereka pada sekuritas/broker saham yang sudah mereka gunakan sejak awal.
- Saham TOWR Tetap Kuat Meski Starlink Hadir di Indonesia, Target Harga Segini
- Fantastis, Kupu-Kupu Ini Terbang Non-Stop Sejauh 4.200 Km Melintasi Samudera Atlantik
- Rugi Kimia Farma (KAEF) Capai Rp102 Miliar, Liabilitas Kuartal I-2024 Naik Tipis
"Mereka lebih percaya pada sekuritas yang sudah berdiri sejak puluhan tahun lalu dengan track record yang baik, dibandingkan dengan platform kripto yang baru seperti FTX dan Binance," jelas Teguh.
Hal ini menjelaskan mengapa saham-saham berbasis kripto seperti MSTR, COIN, dan Bitcoin ETF seperti Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) rata-rata naik lebih tinggi dibandingkan dengan BTC itu sendiri.
"Saham/ETF tersebut bisa langsung dibeli menggunakan broker/sekuritas yang sudah digunakan oleh para investor, yang memiliki reputasi baik dan jarang terlibat masalah," pungkas Teguh.