Saham Bergerak Liar, Ini yang Perlu Diketahui Tentang Berkah Beton Sadaya (BEBS)
- Zulfikar Mohammad Ali Indra tercatat sebagai penerima manfaat akhir (ultimate beneficial owner) pada pengendali BEBS itu.
Korporasi
JAKARTA – Emiten bahan konstruksi, PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS) cukup mencuri perhatian para pelaku pasar. Pasalnya, saham perseroan melonjak ribuan persen hanya dalam waktu 8 bulan sejak pertama kali melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Perseroan resmi tercatat di BEI pada 10 Maret 2021 dengan menawarkan 2 miliar lembar saham baru pada harga Rp100 per lembar. Pada saat itu, BEBS meraup dana sebanyak Rp200 miliar melalui aksi korporasi tersebut.
Pada penutupan perdagangan Senin, 15 November 2021, harga saham BEBS ditutup pada level Rp3.310 per lembar dengan kapitalisasi pasar mendekati Rp30 triliun. Artinya, saham BEBS telah meroket hingga 3.210% dibandingkan dengan harga penawaran umum perdananya.
- Negara Terancam Tekor Rp38,9 Triliun, Menkeu Minta Menteri ESDM Evaluasi Kebijakan Harga Gas US$6
- DPR RI Ingatkan Bahaya Intervensi Hibah Asing
- Tertinggi dalam Sejarah, Pendanaan Fintech di ASEAN Naik 3 Kali Lipat Tembus Rp50 Triliun
Adapun pemegang saham perseroan di antaranya PT Berkah Global Investama dengan porsi kepemilikan saham sebanyak 35,4% dan menjadikannya pengendali BEBS.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, BEBS tergabung dalam kelompok usaha PT Berkah Sadaya Adikarya dan Zulfikar Mohammad Ali Indra tercatat sebagai pengendali terakhir atau penerima manfaat akhir (ultimate beneficial owner) perseroan.
Berdasarkan prospektus perseroan, Zulfikar merupakan pria kelahiran Jember, 11 Desember 1972. Ia merupakan lulusan Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir dengan gelar Sarjana Ilmu Syariah.
Sebagai penerima manfaat akhir BEBS, Zulfikar sempat menjabat komisaris perseroan. Namun, akhir Agustus 2021, posisinya digantikan oleh Soewarso.
Zulfikar juga diketahui memimpin sejumlah perusahaan, antara lain Direktur Utama PT Bruindo Global Mandiri dan Komisaris PT Muara Badak Perkasa. Tak hanya itu, ia juga pernah menjabat Manajer Operasional di PT Aufa Duta Wisata pada periode 2005 -2009.
- KPPU: Harga PCR Tidak Dapat Diserahkan Sepenuhnya ke Mekanisme Pasar
- Dear Investor, Yuk Simak Profil 11 Calon Emiten Baru di e-IPO
- Mitratel Mau IPO, Tower Bersama (TBIG) Pertahankan Pertumbuhan Organik Sebagai Strategi Utama
Pemegang saham BEBS lainnya, yakni PT Berkah Multi Beton yang mengempit 28,78% kepemilikan saham. Sedangkan, terdapat 22,22% saham perseroan yang saat ini tersebar di publik. Selain itu, ada juga beberapa pemegang saham utama dengan kepemilikan di bawah 5%.
Pada kuartal III-2021, BEBS membukukan penjualan bersih sebesar Rp334,66 miliar, meroket 256% dari Rp94,01 miliar pada periode sama tahun lalu. Sementara laba periode berjalan mencapai Rp75 miliar, melonjak 350% dari Rp16,66 miliar per September 2020.
Pada 11 November 2021, Morgan Stanley Capital International (MSCI), mengumumkan perombakan daftar MSCI Small Cap Indexes. BEBS bakal masuk menjadi salah satu penghuni indeks tersebut bersama 8 saham emiten lokal lainnya dan akan berlaku efektif per 1 Desember 2021.
Kedelapan saham lainnya adalah ASSA, BANK, BFIN, DMMX, INDY, MCAS, SSMS dan SILO. Pada saat yang sama, MSCI juga mengeluarkan tiga saham dari indeks tersebut yaitu BOGA, SMSM dan WSBP.
Indeks MSCI merupakan salah satu acuan bagi para investor global terkait daftar saham-saham unggulan di seluruh dunia. Selain MSCI Small Cap Indexes List, MSCI juga memiliki beberapa daftar indeks lainnya, seperti MSCI Global Standard Indexes List dan MSCI Micro Cap Indexes List.