Pekerja berjalan di depan layar yang menampilkan pergerakan saham di Mail Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta 17 Oktober 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Bursa Saham

Saham Big Banks Anjlok, IHSG Terpukul di Bawah 7.000, Bagaimana Prospeknya?

  • Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi saham big banks yang mengalami pelemah terdalam yakni 1,81%. Alhasil harga saham perusahaan ini berada di level Rp5.425 per saham, yang mencerminkan pelemahan 7,26% secara year to date.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi pertama Selasa, 14 Januari 2025, terpantau terperosok di bawah 7.000. Pelemahan tersebut didorong oleh performa sahan big caps khususnya big banks yang terpantau lesu di awal tahun ini. 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi saham big banks yang mengalami pelemah terdalam yakni 1,81%. Alhasil harga saham perusahaan ini berada di level Rp5.425 per saham, yang mencerminkan pelemahan 7,26% secara year to date.

Sementara itu, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) juga tercatat turun 0,52% ke level Rp3.830 per saham, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) terkoreksi 0,78% ke level Rp9.600 per saham, dan saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) turun 1,9% ke level Rp4.130 per saham.

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan bahwa dampak dari data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang menguat telah memicu capital outflow dari pasar modal Indonesia dalam jangka pendek.  

Adapu pada perdagangan siang ini, IHSG terdamprat 0,59% ke level 6.969 “IHSG rawan melanjutkan pelemahan ke kisaran level psikologis 7.000 pada perdagangan hari ini,” ujar Valdy dalam publikasi riset harian, Selasa, 14 Januari 2025.

Dia juga mencatat bahwa pelemahan IHSG terjadi bersamaan dengan nilai tukar rupiah melemah 0,56% menuju level Rp16.270 per dolar AS pada Senin, 13 Januari 2025, sementara indeks dolar AS (DXY) menguat 0,21% ke level 109,86. 

Valdy menambahkan bahwa pasar kini menanti rilis data inflasi produsen AS untuk Desember 2024, yang diperkirakan naik menjadi 3,2% year on year (YoY) dari level 3% pada November lalu. "Kondisi ini diyakini semakin memperkuat kebijakan The Fed yang lebih moderat," tambahnya.

Terkait kinerja saham emiten perbankan besar, belum tampak adanya perbaikan signifikan pada dua pekan pertama 2025. JP Morgan telah merevisi proyeksi kinerja 2025–2026 untuk sejumlah bank beraset jumbo di Indonesia, terutama bank pelat merah seperti BBNI, BMRI, dan BBRI.

Dalam riset tersebut, JP Morgan menilai BBCA tetap menjadi pilihan utama, dengan peringkat 'overweight' dan target harga saham Rp12.000. Untuk BBRI, meskipun tetap direkomendasikan, target harga sahamnya diturunkan dari Rp5.200 menjadi Rp5.000 untuk 12 bulan ke depan.

Sementara itu, emiten perbankan bersandikan BMRI dan BBNI dipertahankan dengan rekomendasi ‘neutral’, namun target harga keduanya juga diturunkan, masing-masing menjadi Rp6.700 dan Rp5.100.