logo
Pekerja berjalan di depan layar yang menampilkan pergerakan saham di Mail Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta 17 Oktober 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Bursa Saham

Saham Blue Chip LQ45 dengan PER Terendah, ADRO dan ADMR Menarik

  • Beberapa saham yang tergabung dalam Indeks LQ45, seperti PT Alamtri Resources Tbk (ADRO) dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), dianggap masih memiliki valuasi yang murah di tengah rebound-nya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA– Beberapa saham yang tergabung dalam Indeks LQ45, seperti PT Alamtri Resources Tbk (ADRO) dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), dianggap masih memiliki valuasi yang murah di tengah rebound-nya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, pada pembukaan perdagangan Selasa, 18 Februari 2025, IHSG dibuka menguat 0,94% ke level 6.894,95. Situasi ini melanjutkan tren penguatan yang terjadi pada penutupan hari sebelumnya, yang tercatat naik 2,90%.

Hingga pukul 10.04 WIB, atau sekitar satu jam setelah perdagangan dibuka, Indeks LQ45, yang terdiri dari 45 saham blue chip dengan likuiditas tinggi, tercatat menguat 0,97%. Situasi ini menjadi peluang menarik, mengingat Indeks LQ45 sempat stagnan di level 770 sebelum akhirnya mengalami lonjakan pada Jumat akhir pekan lalu.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisory, Ekky Topan, menjelaskan bahwa pelemahan saham-saham blue chip terjadi akibat keluarnya dana asing, yang disebabkan oleh kekhawatiran perang dagang.

"Akibatnya, saham-saham utama yang biasa dimiliki oleh asing mengalami koreksi cukup dalam," ujar Ekky, Senin, 17 Februari 2025.

Dia juga menyebutkan bahwa Indeks LQ45 masih memiliki peluang untuk penguatan, mengingat valuasi saham saat ini sudah cukup murah. Penurunan harga saham yang terjadi lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen negatif global, bukan karena fundamental perusahaan yang memburuk. 

Menurutnya, penurunan ini justru menjadi momentum untuk mengakumulasi saham-saham blue chip yang memiliki potensi pertumbuhan ke depan. Selain itu, momentum pembayaran dividen dalam beberapa bulan mendatang juga dapat menjadi daya tarik bagi investor.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh TrenAsia, ADRO, MEDC, dan ADMR, memiliki PER atau Price to Earnings Ratio di bawah 5 kali. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut undervalued atau belum sepenuhnya mencerminkan potensi laba yang bisa dihasilkan.

Nah, emiten bersandikan ADRO berdasarkan catatan yang dihimpun oleh TrenAsia memiliki PER 2,36 kali, sementara itu ADMR yang merupakan anak usahanya memiliki PER di level 4,02 kali. 

Sebelumnya, Sanuel Sekuritas dalam risetnya juga merekomendasikan ADRO dengan target harga Rp3.400 per saham dan P/E FY25 sebesar 12,8x. Saham ini didorong oleh ekspansi perusahaan ke energi hijau dan kontribusi pendapatan dari ADMR dan SIS.

Di bawah ini adalah saham-saham LQ45 yang memiliki PER di bawah 10 kali selain ADRO dan ADMR. 

  • PT Medco Energi Internasional (MEDC) diperdagangkan dengan PER sebesar 3,95 kali.
  • PT United Tractor (UNTR) diperdagangkan dengan PER sebesar 4,36 kali.
  • PT Bank Tabungan Negara (Persero) (BBTN) memiliki PER sebesar 4,55 kali.
  • PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) diperdagangkan dengan PER sebesar 4,93 kali.
  • PT Astra International (ASII) dengan PER 5,57 kali.
  • PT Bukit Asam (PTBA) dengan PER 5,61 kali.
  • PT Indah Kiat Pulp & Paper (INKP) dengan PER 6,46 kali.
  • PT Summarecon Agung (SMRA) dengan PER 6,56 kali.
  • PT Indofood Sukses Makmur (INDF) dengan PER 6,93 kali

.