
Saham BMRI dan CUAN Pacu IHSG Lari Kencang, Cek Rekomendasi Emiten Pekan Ini
- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan Senin, 17 Februari 2025, terpantau melaju kencang, didorong oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN). Lantas, bagaimana rekomendasi saham pilihan untuk pekan ini?
Bursa Saham
JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan Senin, 17 Februari 2025, terpantau melaju kencang, didorong oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN). Lantas, bagaimana rekomendasi saham pilihan untuk pekan ini?
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG hingga pukul 9.45 WIB, menanjak 1,35% ke level 6.728,32, dari sisi emiten, saham BMRI menjadi penopang utama dengan penguatan 4,88% ke level Rp5.375 per saham.
Selama periode tersebut, saham BMRI memuncaki jajaran top value dengan total transaksi mencapai Rp494,64 miliar. Disusul oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan CUAN, dengan total transaksi masing-masing mencapai Rp235,74 miliar dan Rp145,18 miliar.
- Trump vs Uni Eropa: KTT Darurat di Paris Jadi Ajang Permusuhan Amerika dan Eropa
- IHSG Hari Ini Dibuka Naik 50,45 Poin ke 6.688,90
- Mau Buyback, BMRI jadi Saham Tercuan di LQ45
Dari sisi nilai emiten, saham BBRI terpantau melejit 2,85% ke level Rp3.970 per saham, sementara CUAN, yang merupakan emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu, melesat signifikan 12,67% ke level Rp8.450 per saham.
Sebelumnya, Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus menyatakan ada dua sentimen utama yang memengaruhi pergerakan IHSG, yaitu kebijakan tarif yang dipicu oleh Donald Trump dan pergerakan nilai tukar rupiah.
“Pelaku pasar saham perlu mencermati level support IHSG di angka 6.500, yang sangat krusial untuk menjaga pergerakan IHSG yang stabil selama tiga tahun terakhir. Jika level ini gagal bertahan, IHSG berpotensi terkoreksi lebih jauh ke angka 6.300,” jelasnya dalam riset dikutip Senin, 17 Februari 2025.
Angga menjelaskan bahwa kebijakan tarif yang akan diterapkan oleh Trump, terutama terkait tarif timbal balik (reciprocal tariff) untuk mitra dagang AS, menjadi perhatian. Meskipun Trump mengklaim bahwa kebijakan tersebut adil bagi semua pihak, beberapa negara telah memberikan sinyal akan melakukan langkah balasan jika AS benar-benar memberlakukan tarif ini.
Selain itu, dia mengungkapkan pentingnya pergerakan nilai tukar rupiah. Rupiah diharapkan dapat menguat seiring dengan koreksi Indeks Dolar AS (DXY). Korelasi antara dolar AS, rupiah, dan IHSG sangat erat; apabila rupiah menguat, maka IHSG pun berpotensi menguat.
Sebelumnya, IHSG sempat ditutup di zona merah dengan pelemahan sebesar 1,54% dalam sepekan, berada di level 6.638,45 dari 6.752,57 pada akhir perdagangan Jumat (14/2/2025). Pelemahan IHSG terutama dipengaruhi oleh dua sektor, yakni IDX ENERGY yang terkoreksi akibat aksi jual asing dan penurunan harga batu bara, serta IDX INFRA yang tertekan oleh penurunan saham BREN dan TLKM.
Sementara itu, dua top gainer sepekan lalu adalah IDX TECHNO yang didorong oleh kenaikan saham BUKA, serta IDX CYCLIC yang mendapat dukungan dari kenaikan saham-saham media seperti FILM dan MNCN.
Melihat pertimbangan tersebut, Indo Premier merekomendasikan beberapa saham untuk trading pada pekan ini, di antaranya:
- PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB): Buy dengan target price 302. PSAB menarik karena harga emas dunia mencapai level tertinggi pada pekan lalu, didorong oleh permintaan safe haven di tengah ketegangan ekonomi.
- PT Indika Energy Tbk (INDY): Buy dengan target price 1.600. Emiten ini berpotensi menguat seiring dengan proyek emas Awak Mas di Sulawesi Selatan, meski produksi baru dimulai pada 2026.
- PT Timah Tbk (TINS): Buy dengan target price 1.100. TINS berada di resistance trendline dan dapat melanjutkan penguatan jika breakout di atas 1.045, didorong oleh kenaikan harga timah.