Saham BMRI Kembali ke Level Rp7.000, Berapa Target Harga Terbarunya?
- Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) berhasil pulih ke level Rp7.000 per saham, setelah sempat jatuh ke titik terendah di Rp5.525 per saham pada 30 Mei 2024, lalu.
Bursa Saham
JAKARTA – Di bulan kemerdekaan ini, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) berhasil bertengger di level Rp7.000 per saham, setelah sempat jatuh ke titik terendah di Rp5.525 per saham pada 30 Mei 2024, lalu.
Berdasarkan data dari RTI Business, pada perdagangan Jumat, 16 Agustus 2024, pukul 11.20 WIB, satu hari jelang peringatan Kemerdekaan Indonesia ke-79, saham BMRI melambung sebesar 0,71% menjadi Rp7.075 per saham.
Sementara itu, pada penutupan kemarin, saham BMRI laris manis diburu investor asing dengan total transaksi net buy mencapai Rp156,70 miliar di seluruh pasar. Alhasil, total net buy asing terhadap bank berlogo pita emas dalam satu minggu terakhir mencapai Rp976,86 miliar di seluruh pasar.
- PP Kesehatan Tidak Transparan, Abaikan Nasib Tenaga Kerja
- Apa Itu Nota Keuangan yang Dibacakan Presiden Jelang HUT RI?
- Harga Sembako di DKI Jakarta Jumat, 16 Agustus 2024, Ayam Broiler/Ras Naik, Kelapa Kupas Turun
Nah, dengan aliran dana asing yang begitu deras, secara nyata mendorong saham BMRI ke tren penguatan sebesar 16,94% secara year-to-date. Menariknya lagi, data historis menunjukkan bahwa selama lima tahun terakhir, saham perbankan pelat merah ini selalu berhasil menutup bulan Agustus di zona hijau.
Menanggapi perkembangan tersebut, Sinarmas Sekuritas dalam laporan riset terbaru, merevisi rekomendasi saham BMRI dari "add" menjadi "buy." Target harga saham juga diperbarui, meningkat dari Rp7.275 per saham menjadi Rp8.600 per saham.
Analis Sinarmas Sekuritas Arief Machrus dalam riset tersebut menyebutkan bahwa, revisi naik tersebut menggambarkan keberhasilan BMRI mencatatkan pertumbuhan kredit yang mengesankan sebanyak 20,5% pada semester I-2024 menjadi Rp1.532 triliun.
“Lonjakan tersebut mendorong manajemen untuk merevisi naik target pertumbuhan kredit tahun ini menjadi sekitar 16-18%,” kata Arief Machrus dalam riset dikutip pada Jumat, 16 Agustus 2024.
Selain BMRI, Sinarmas Sekuritas juga menaruh hati kepada saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). “Kami menetapkan saham BBCA dan BMRI sebagai pilihan teratas untuk saham sektor perbankan didukung kinerja keuangan yang kuat dan valuasi yang menarik hingga kini,” tambahnya.
- Drama Surat Penghentian Penyidikan Surya Darmadi, KPK Digembosi MA?
- 7 Pernyataan Kontroversial Kepala BPIP Yulian Wahyudi
- ELSA Siap Merger dengan PDSI, Laba 2025 Diperkirakan Tembus Rp1,3 Triliun
CASA Solid
Sebelumnya, Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, mengungkapkan BMRI berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja yang solid, dengan fokus pada penguatan dana pihak ketiga (DPK) melalui strategi peningkatan dana murah atau CASA.
“Pada semester I-2024, Bank berlogo pita emas ini mencatatkan pertumbuhan DPK secara konsolidasi sebesar 15,4% year on year (yoy), mencapai Rp1.651 triliun,” ujar Darmawan dalam keterangan resminya pada Selasa, 13 Agustus 2024.
Darmawan menjelaskan bahwa pertumbuhan DPK ini didorong oleh peningkatan dana murah sebesar 17,9% yoy. Pencapaian ini didukung oleh pertumbuhan giro yang meningkat 23% yoy menjadi Rp612 triliun, serta tabungan yang naik 13,4% yoy menjadi Rp626 triliun.
Hasil tersebut turut mendorong komposisi rasio dana murah (CASA Ratio) Bank Mandiri mencapai 79,7% secara bank only, level tertinggi dalam sejarah Bank Mandiri. Prestasi ini juga membantu menjaga biaya dana atau Cost of Fund (CoF) bank only pada level rendah sebesar 2,08%.
“Pertumbuhan penempatan dana murah di Bank Mandiri tidak terlepas dari transformasi digital yang terus kami lakukan, dengan fokus pada inovasi untuk menghasilkan layanan terbaik bagi nasabah,” pungkasnya.