logo
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Jaya Real Property Tbk (JRPT) menggelar launching Program Transaksi bagi nasabah yang bertransaksi di pusat perbelanjaan Bintaro Xchange Mall, Tangerang.
Bursa Saham

Saham BMRI Turun Drastis, Valuasi Murah Buka Peluang Cuan Jumbo

  • Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengalami penurunan, namun valuasi yang rendah memberikan peluang investasi. Rekomendasi beli dari 33 analis dengan target harga Rp7.280,90 menunjukkan potensi imbal hasil di atas 40%.

Bursa Saham

Alvin Bagaskara

JAKARTA – Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) belakangan ini menjadi sorotan setelah mengalami pelemahan signifikan dalam sepekan terakhir, yang dipicu oleh tekanan jual besar dari investor asing. Meski demikian, kondisi ini dapat menjadi peluang, mengingat valuasi saham BMRI yang cukup murah.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, pada perdagangan Selasa, 11 Februari 2025, saham Bank Mandiri bertengger di level Rp4.890 per saham, yang mencerminkan penurunan 2,20%. Harga saham tersebut, juga berada di bawah harga stock split di level Rp5.250 per saham pada April 2023 lalu. 

Sementara itu, dalam sepekan terakhir, saham BMRI turun sebesar 13,21%, sementara dalam tiga bulan terakhir anjlok 23,46%. Situasi ini dipicu oleh jumlah net sell di saham ini selama periode tersebut mencapai Rp2,06 triliun. 

Meskipun tengah mengalami tekanan jual oleh investor asing, secara valuasi saham Bank Mandiri saat ini diperdagangkan dengan harga diskon dibandingkan biasanya. Pasalnya, rasio price to book value (PBV) berada di angka 1,6 kali, lebih rendah dari rata-rata PBV dengan standar deviasi 3 tahun yang mencapai 2,22 kali.

Sementara itu, price earnings ratio (PER) tercatat sebesar 8,13 kali (TTM), jauh di bawah rata-rata PE dengan standar deviasi 3 tahun yang mencapai 11,49 kali. Oleh sebab itu, sejumlah sekuritas tetap memasang rekomendasi beli dengan target harga yang tinggi. 

Tercatat, sebanyak 33 dari 37 analis yang dihimpun oleh Bloomberg memberikan rekomendasi beli, dengan rata-rata target harga sebesar Rp7.280,90 selama 12 bulan ke depan. Target harga tersebut mencerminkan potensi imbal hasil di atas  40%.

Rekomendasi beli terbaru datang dari Analis OCBC Sekuritas, Budi Rustanto. Dalam risetnya, Budi menyebutkan bahwa rekomendasi beli diberikan karena kualitas aset yang baik dan pertumbuhan dana murah (CASA). "Kami mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga Rp6.500 per saham," ujarnya dalam riset yang dikutip pada 8 Februari 2025.  

Menurut Budi, prospek saham BMRI tetap positif didorong oleh ekspansi kredit yang solid, stabilitas net interest margin (NIM), pertumbuhan aplikasi Livin’ dan Kopra, serta kecukupan modal untuk mendukung permintaan kredit.

Berdasarkan laporan keuangan sepanjang 2024, Bank Mandiri membukukan laba bersih sebesar Rp55,78 triliun atau tumbuh 1,3% secara tahunan (YoY). Pendapatan bunga bersih tercatat naik 6,1% YoY menjadi Rp101,76 triliun. 

"Peningkatan ini didorong oleh kenaikan pendapatan bunga sebesar 14,1% menjadi Rp151,24 triliun, meskipun biaya bunga melonjak 35% menjadi Rp49,48 triliun akibat kenaikan biaya dana yang tinggi," ungkap Budi. 

Selain itu, total kredit yang disalurkan Bank Mandiri meningkat 19,4% YoY menjadi Rp1.623,2 triliun, dengan kenaikan kredit perusahaan didorong oleh pertumbuhan di segmen korporasi dan komersial.

Senada dengan OCBC, BRI Danareksa Sekuritas juga mempertahankan peringkat beli untuk saham BMRI, meskipun menurunkan target harga saham menjadi Rp5.900 per saham, dari sebelumnya Rp6.400 per saham.

Sementara itu, Sucor Sekuritas menilai target pertumbuhan pinjaman BMRI sebesar 10-12% pada 2025 masih terjangkau meskipun menghadapi tantangan likuiditas dan bertujuan menurunkan LDR hingga 90%. Sementara itu, biaya kredit diperkirakan naik 1,0-1,2%.

Untuk itu, Sucor Sekuritas merevisi proyeksi pendapatan BMRI ke bawah, dengan memperkirakan pertumbuhan laba yoy sebesar 3% menjadi Rp 57,4 triliun pada 2025. “Kami mempertahankan rekomendasi buy dan menyesuaikan target harga menjadi Rp7.100 per saham,” ujar Sucor Sekuritas.