Karyawati melayani nasabah di salah satu kantor cabang Bank Negara Indonesia (BNI) di kawasan SCBD, Jakarta, Jum'at, 11 Maret 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Bursa Saham

Saham BNI Cetak Rekor ATH, Bos BBNI Bagikan Rencana Ekspansi KLN

  • Saham BBNI berhasil menghijau ke level Rp5.700 per saham. Angka ini berhasil mencetak rekor all time high (ATH) BNI pasca stock split beberapa waktu lalu.
Bursa Saham
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI berencana menambah kantor luar negeri (KLN) pada 2024 untuk memperkuat posisi internasionalnya. 

Di lain sisi, BNI tengah menikmati harga saham yang melesat signfikan dan berhasil mencetak rekor tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH) pasca stock split pada awal Oktober 2023 lalu di harga Rp5.200 per saham. 

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyebut emiten perbankan dengan kode saham BBNI ini akan menambah KLN di dua negara, yakni Amerika Serikat (AS) dan Australia. Ia menyampaikan, perseroan telah memiliki 7 KLN antara lain di London, New York, Seoul, Singapura, Tokyo, Hong Kong, hingga Amsterdam.

“Kami saat ini memiliki 7 outlet di 7 negara. Kami berusaha membuka satu atau dua outlet lagi, terutama di wilayah yang belum tercakup, seperti Australia. Kami juga berharap dapat mendapatkan izin untuk membuka outlet di bagian barat Amerika dalam waktu dekat," ujar Royke dalam keterangan tertulis pada Jumat, 5 Januari 2024. 

Royke menambahkan perseroan telah mengimplementasikan sejumlah strategi dalam meningkatkan kinerja BNI di kancah internasional. Salah satunya adalah memberikan pembiayaan kepada segmen pelanggan kunci yang terkait dengan korporasi dan kelompok usaha debitur di luar negeri. 

Royke merincikan segmen pelanggan yang wajib dioptimalkan oleh perseroan di luar negeri antara lain SME (Small Medium Enterprise), MNC (Multinational Corporation) global, dan regional. 

Selain itu, lanjut Royke, BNI juga memiliki skema pembiayaan khusus, seperti skema rantai pasokan untuk jaringan debitur global, serta pinjaman kantor pusat yang dijamin untuk mendukung pembiayaan debitur korporasi di Indonesia.

"BNI juga telah membentuk unit International Desk sebagai unit khusus yang menangani perusahaan internasional yang berinvestasi di Indonesia atau yang telah beroperasi di Indonesia," jelasnya.

Royke menambahkan kinerja perbankan internasional tetap menjadi salah satu pilar utama bisnis BNI untuk merespons peluang pertumbuhan global saat ini. Tercatat, pada kuartal III-2023, BNI telah menyalurkan kredit sebesar Rp21,77 triliun, mengalami pertumbuhan sebesar 10,8% secara tahunan.

"Kami sangat bersyukur di mana KLN BNI telah mampu mencatatkan kredit yang baik sehingga mampu memberi dorongan pada kinerja BNI Group. Kami optimistis tren kredit ini akan terus tumbuh positif," ujar dia.

Kinerja Saham BBNI 

Data IDX Mobile, pada perdagangan sesi I Jumat, 5 Januari 2024, saham BBNI berhasil menghijau ke level Rp5.700 per saham dari harga pembukaannya Rp5.675 per saham. Tercatat, rentang pergerakan harga saham emiten perbankan plat merah ini berada di kisaran Rp5.625 hingga Rp5.750 per saham.

Lantas mengenai frekuensi transaksi saham berkodekan BBNI ini mencapai 5.09 ribu dengan volume perdagangan mencapai 22.01 juta lembar saham. Adapun, nilai transaksi (turnover) dari emiten Kaesang tembus Rp125 miliar dan kapitalisasi pasar berada di level Rp210.05 triliun. 

Sementara itu, pada penutupan perdagangan Kamis, 04 Januari 2024, saham BBNI melonjak 4,67% ke posisi harga Rp 5.600 per saham. Angka tersebut menjadi ATH baru BBNI pasca stock split. Adapun ATH terakhir BBNI dicetak pada perdagangan 29 Desember 2023 di Rp 5.375/unit.

Diketahui saham BBNI mencatat rekor baru dengan lonjakan harga per unitnya yang signifikan, sejalan dengan prospek positif saham-saham perbankan akibat optimisme pasar terkait berakhirnya periode suku bunga tinggi. 

Dalam risalah pertemuan terbaru Federal Reserve AS pada Desember 2023, mayoritas pejabat The Fed mempertimbangkan apakah kebijakan saat ini sudah mencapai atau mendekati puncaknya.

Pasar optimis bahwa The Fed dapat mulai memangkas suku bunga acuannya setidaknya pada Maret 2024. Berdasarkan perangkat FedWatch CMEGroup, menunjukkan pelaku pasar memperkirakan peluang sebesar 67% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp).