Saham BREN Kembali ARB, Manajemen Angkat Bicara Soal Free Float
- Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) kembali mengalami Auto Rejection Bawah (ARB) pada perdagangan Senin, 23 September 2024. Ini menandai dua hari berturut-turut saham BREN mengalami ARB setelah dikeluarkan dari Indeks Financial Time Stocks Exchange (FTSE).
Bursa Saham
JAKARTA – Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) kembali mengalami Auto Rejection Bawah (ARB) pada perdagangan Senin, 23 September 2024. Ini menandai dua hari berturut-turut saham BREN mengalami ARB setelah dikeluarkan dari Indeks Financial Time Stocks Exchange (FTSE).
Berdasarkan data RTI Business, saham BREN hingga pukul 10.17 WIB, terpantau drop 19,83% ke level Rp7.075 per saham. Dengan demikian selama satu minggu terakhir saham ini telah amblas sebanyak 40,00%.
Menanggapi permintaan penjelasan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait sejumlah hal, termasuk free float saham, Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan BREN, Merly, menjelaskan bahwa berdasarkan data harian per 19 September 2024 dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah saham yang memenuhi persyaratan free float sesuai aturan bursa adalah 15.601.235.234 saham atau setara dengan 11,66%.
- IHSG Hari Loyo ke 7.686,73, Cek Daftar Saham Tercuan
- LQ45 Menguat, BRPT dan BRIS jadi Saham Tercuan
- Usung Prinsip Keberlanjutan untuk HUT ke-8, Humpuss (HUMI) Gelar Fun Running bersama Karyawan
Selain itu, BEI juga meminta klarifikasi mengenai tingginya konsentrasi kepemilikan saham, yang diungkap oleh FTSE Russell sebagai alasan dikeluarkannya BREN dari indeks tersebut.
Merly menjelaskan bahwa FTSE Russell adalah lembaga independen yang menerapkan kriteria dan aturan khusus sebelum memasukkan atau mengeluarkan saham dalam indeks FTSE. "Dalam hal ini, BREN bersifat pasif dan tidak memiliki kendali atas keputusan FTSE," jelasnya dalam keterbukaan informasi BEI pada Senin, 23 September 2024.
Sebelumnya, FTSE Russell memasukkan BREN ke dalam indeks FTSE Global All Cap kategori large cap per 23 September, namun akan mengeluarkannya per 25 September karena konsentrasi kepemilikan saham yang tinggi, di mana 97% saham dikuasai oleh empat pemegang saham utama.
Pada saat penawaran umum perdana (IPO), Merly menyebutkan bahwa empat pemegang saham utama menguasai 97% saham BREN, dengan Jupiter Tiger dan Prime Hill masing-masing memegang 4,365% saham. Namun, terjadi perubahan kepemilikan saham.
Hingga 19 September 2024, empat pemegang saham utama BREN adalah PT Barito Pacific Tbk (BRPT), Green Era Energy Pte Ltd, Jupiter Tiger Holdings, dan Prime Hill Funds. BRPT kini menguasai 64,666% saham BREN, Green Era Energy 23,603%, Jupiter Tiger 3,941%, dan Prime Hill 3,761%, dengan total kepemilikan gabungan mencapai 95,971%.
BREN Kolaborasi
Di samping itu, BREN telah melaksanakan sejumlah strategi ekspansi bisnis. Melalui anak usahanya, PT Barito Windo Energy, perusahaan berhasil mengakuisisi 99,99% saham PT UPC Sidrap Bayu Energy, sehingga memperluas jangkauan bisnisnya ke sektor energi angin, melengkapi portofolio di sektor geothermal.
Selain itu, kata Merly, BREN bersama ACEN Renewables International Pte Ltd membentuk kemitraan strategis untuk mempercepat pembangunan proyek energi angin terbarukan di Indonesia.
Kemitraan ini, melalui anak perusahaan ACEN, ACEN Indonesia Investment Holdings Pte Ltd, dan anak usaha BREN, PT Barito Wind Energy, akan mendorong transformasi menuju masa depan energi berkelanjutan.
Kolaborasi ini mencakup akuisisi tiga aset energi angin yang sedang dalam tahap pengembangan di Sulawesi Selatan, Sukabumi, dan Lombok, dengan total kapasitas potensial mencapai 320 MW, ditambah teknologi penyimpanan baterai canggih untuk meningkatkan stabilitas jaringan energi di wilayah tersebut.