
Saham BRI (BBRI) Bisa Naik ke Rp7.000-an, Inilah Alasannya
- Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) telah melesat 10% dalam bulan terakhir, yang menandakan emiten perbankan plat merah tengah berada di level bullish. Tren ini diharapkan bertahan hingga mampu menembus level Rp7.000 per saham dalam jangka panjang.
Korporasi
JAKARTA – Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) telah melesat 10% dalam bulan terakhir, yang menandakan emiten perbankan plat merah tengah berada di level bullish. Tren ini diharapkan bertahan hingga mampu menembus level Rp7.000 per saham dalam jangka panjang.
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Reyhan Pratama, menjelaskan bahwa dalam pergerakan harian (daily), saham BBRI sudah menunjukkan tanda-tanda bullish, meskipun sebelumnya sempat mengalami penurunan yang signifikan.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, pada perdagangan Jumat, 13 September 2024, saham BBRI bergerak menguat 1,45% ke level Rp5.250 per saham. Selama periode tersebut, saham ini telah diperdagangkan 95,20 juta lembar dengan nilai transaksi mencapai Rp497 miliar.
- Diduga Banyak Pasal Titipan, Rancangan Aturan Menteri Kesehatan Kemasan Rokok Polos Tanpa Merek Rugikan Ekosistem Tembakau Nasional
- Selangkah Kurangi Ketergantungan Fosil, ESDM Lirik Potensi Energi Air
- Indodax Diduga Alami Peretasan, Asosiasi Blockchain dan Bappebti Buka Suara
“Kami perhatikan secara tren, BBRI sudah mulai bergerak bullish. Artinya trennya sudah mulai naik, ketika harga sudah bergerak di atas garis MA (moving average) dan menembus resistance di area Rp 4.980,” ujar Reyhan secara virtual pada Kamis, 12 September 2024.
Reyhan bilang secara teknikal harian atau jangka pendek harga saham BBRI masih bergerak di atas garis Moving Average (MA), dengan potensi melanjutkan penguatan menuju target Rp 5.625 per saham.
Sementara itu, untuk pergerakan mingguan atau jangka menengah, tren BBRI masih dalam kategori bearish, namun diperkirakan akan segera rebound. Sejalan dengan proyeksi pergerakan harian, saham BBRI secara mingguan juga berpotensi menguat hingga level Rp 5.625.
"Menariknya, untuk pergerakan bulanan, kami melihat tren masih bullish dan cukup kuat. Harga telah memantul dari area support MA60 (rata-rata 60 hari)," kata Reyhan.
Dalam jangka panjang, saham BBRI diperkirakan akan tetap berada dalam tren bullish dengan potensi menembus level resistance di Rp 6.450, memberikan peluang penguatan hingga 23% dari posisi saat ini. "Target jangka panjang mengarah ke area Rp 7.900, dengan tren yang masih bullish dan diperkirakan bertahan di atas level support Rp 4.110," kata Reyhan.
Fundamental Kuat
Dari sisi fundamental, BBRI mencatat performa yang impresif sepanjang semester I-2024. Pertumbuhan pinjaman mencapai 11,2% secara year-on-year (yoy), dengan total pinjaman konsolidasi sebesar Rp 1.336,8 triliun. Kinerja ini terutama didorong oleh peningkatan portofolio pinjaman korporasi sebesar 29,2% yoy.
"Kami melihat peluang lebih besar di segmen pinjaman korporasi saat ini," kata Harsya Prasetyo, Senior Executive Vice President (SEVP) Change Management & Transformation Office BRI.
Ia menjelaskan bahwa penurunan daya beli kelas menengah ke bawah pada kuartal sebelumnya membuat BRI mengalihkan fokus ke sektor korporasi. Hingga semester I-2024, sektor korporasi dianggap menawarkan peluang yang lebih menjanjikan.
Beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan signifikan termasuk fast-moving consumer goods (FMCG) dengan pinjaman sebesar Rp 8 triliun, agribisnis sebesar Rp 11,1 triliun, dan sektor pangan yang meningkat menjadi Rp 11,3 triliun.
Namun, porsi pinjaman mikro BRI menurun menjadi 46,6%, turun sekitar 150 basis poin. Penurunan ini sejalan dengan meredanya inflasi pangan pada Juli dan Agustus 2024. "Kami berhati-hati dalam segmen mikro saat ini, mengingat kondisi makroekonomi yang ada, dan fokus kami adalah meningkatkan kualitas aset di paruh pertama tahun ini," tambah Harsya.