Saham BRMS Mendadak Diburu Jelang Laporan Keuangan
- Selama sesi pertama, saham BRMS sempat menyentuh Rp 408, level tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
Bursa Saham
JAKARTA - Saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) mendadak diburu menjelang perseroan merilis laporan keuangan kuartal III-2024. Saham ini melonjak 6,35% ke Rp 402 pada akhir sesi pertama perdagangan 4 November 2024.
Selama sesi pertama, saham BRMS sempat menyentuh Rp 408, level tertinggi dalam 10 tahun terakhir.Sementara itu, volume transaksi mencapai 1,25 miliar saham dalam 25.430 kali transaksi, dan nilai transaksi sebesar Rp498 miliar.
Yang menarik, nilai transaksi ini menempatkan BRMS di peringkat pertama dalam top value perdagangan per akhir sesi pertama, mengungguli saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencatatkan transaksi senilai Rp495,62 miliar.
- Mengapa AirAsia Indonesia (CMPP) Masih Bergelut dengan Ekuitas Negatif?
- Terus Merangsek, Berapa Luas Wilayah Ukraina yang Kini Dikuasai Rusia?
- Profil Iwan Bule, Komisaris Utama Pertamina Jebolan PSSI
Sebelumnya, BRMS mengumumkan bahwa laporan keuangan kuartal III-2024 tengah diaudit. Audit ini terkait dengan rencana perusahaan mencari pembiayaan bank untuk mendanai belanja modal masa depan, yang mencakup pembangunan infrastruktur untuk memonetisasi prospek tambang bawah tanah di Palu serta kampanye pengeboran untuk meningkatkan ukuran sumber daya dan cadangan bijih tembaga di proyek Gorontalo, Sulawesi.
Analis Samuel Sekuritas, Farras Farhan dan Hernanda Cahyo, menyebutkan bahwa dalam kunjungan mereka bersama direktur BRMS ke beberapa manajer investasi, terungkap tingginya minat investor terhadap ekspansi perusahaan.
Khususnya, rencana pengembangan kapasitas tambahan 4.000 tpd dan penambangan bawah tanah di Citra Palu Mineral (CPM) yang direncanakan pada tahun 2027. Pendorong pertumbuhan BRMS, menurut mereka, adalah keterlibatan AP Investment/Grup Salim, yang diharapkan dapat mendorong CAGR EBITDA sebesar 22,0% dan EPS sebesar 19,2% untuk periode 2024-2028. “Kami tegaskan pandangan positif kami terhadap BRMS dengan target harga Rp 500 (berbasis SOTP), mencerminkan potensi kenaikan 35,9%,” ujar Farras dan Hernanda.
Bumi Resources Minerals dikendalikan oleh PT Bumi Resources Tbk (BUMI), di mana penerima manfaat akhirnya adalah Grup Bakrie dan Salim. CFO dan Direktur BRMS, Charles Gobel, mengungkapkan bahwa perusahaan bertujuan mengamankan fasilitas pinjaman pada kuartal I-2025.
“Hal ini akan memungkinkan kami memulai pengembangan tambang bawah tanah di Palu pada kuartal II-2025 dan memproses bijih emas dengan kadar lebih tinggi dari tambang bawah tanah pada akhir tahun 2027. Informasi lebih lanjut terkait belanja modal dan rencana pembiayaan akan kami sampaikan bersamaan dengan laporan keuangan kuartal III-2024 yang diaudit pada akhir November,” jelas Charles.
Sementara itu, Chief Investor Relations & Direktur BRMS, Herwin Hidayat, menambahkan bahwa pada bulan September, perusahaan telah mengumumkan data sumber daya mineral JORC dari anak usahanya, PT Citra Palu Minerals (CPM), serta penunjukan PT Macmahon Indonesia (anak perusahaan Macmahon Holdings Limited, Australia) sebagai kontraktor penambangan di River Reef (Poboya, Palu).
“Pada akhir November 2024, kami berharap dapat mengumumkan data cadangan mineral JORC kami, termasuk kadar emas yang lebih tinggi dari prospek bawah tanah,” sebut Herwin.
“Kami juga akan mengumumkan hasil laporan keuangan audit kuartal III-2024 kami yang luar biasa, yang mencerminkan output emas lebih tinggi dan harga jual yang meningkat,” tambahnya.
Selama Januari-September 2024, Bumi Resources Minerals (BRMS) mencatatkan produksi emas sebesar 45.366 ons, dengan harga jual US$ 2.347 per ons.