Saham BUKA Laris Manis Diburu Dekati ARA, Berapa Targetnya?
- Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, emiten e-commerce yang menggunakan kode saham BUKA terpantau melesat 31,33% ke level Rp151 per saham. Sementara itu, pesaingnya PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) bergerak stagnan.
Bursa Saham
JAKARTA – Saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mendadak melonjak nyaris mendekati Auto Rejection Atas pada perdagangan Senin, 7 Oktober 2024. Pertanyaannya, apa yang menyebabkan saham emiten teknologi ini unggul dibandingkan pesaing-pesaingnya?
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, emiten e-commerce yang menggunakan kode saham BUKA terpantau melesat 31,33% ke level Rp151 per saham. Sementara itu, pesaingnya PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) bergerak stagnan.
Diketahui, hingga perdagangan berjalan pukul 11.45 WIB, saham BUKA telah ditransaksikan 2,46 miliar lembar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp345,32 miliar. Alhasil, selama satu bulan terakhir, saham e-commerce yang identik warna merah ini telah terangkat 9,49%.
- Ekonomi Sulit, Kemasan Polos Rokok Elektronik Berdampak Negatif
- Saham PT Timah (TINS) Naik 19 Persen dalam Sebulan, Tren Positif Berlanjut?
- Harga Sembako di Jakarta Hari Ini: Tomat Buah Naik, Garam Dapur Turun
Sebelumnya, pada perdagangan Jumat, 4 Oktober 2024, saham Bukalapak ditutup turun 0,86% di level Rp115. Namun, di balik penurunan tersebut, terlihat adanya akumulasi saham BUKA yang signifikan. Broker Mirae Asset Sekuritas Indonesia mencatat net buy saham BUKA sebesar Rp25,6 miliar pada hari yang sama.
Di saat bersamaan, Teddy Nuryanto Oetomo, yang menjabat sebagai Direktur BUKA, mengajukan surat pengunduran diri. Setelah kurang dari enam tahun di posisi tersebut, ia akan resmi digantikan pada rapat umum pemegang saham mendatang.
Sekretaris Perusahaan BUKA, Cut Fika Lutfi, mengungkapkan bahwa saat ini perusahaan belum merencanakan pengganti untuk Teddy. Perubahan dalam susunan direksi ini akan diumumkan dalam rapat umum pemegang saham yang akan datang.
Ia menegaskan bahwa pengunduran diri Teddy tidak akan mempengaruhi strategi perusahaan, dan BUKA tetap fokus pada bisnis melalui empat segmen usaha. Diketahui pendapatan BUKA pada semester I-2024, tercatat naik 10,61% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, mencapai Rp2,18 triliun.
Namun, rugi bersih perusahaan meningkat 93,16% menjadi Rp751 miliar di semester I-2024. Meskipun demikian, rata-rata take rate untuk pertama kalinya melebihi 3%, dan margin kontribusi per kuartal meningkat 30%.
Terkait prospek saham GOTO, BRI Danareksa Sekuritas dalam riset terbarunya menyatakan bahwa perusahaan tersebut berpotensi melanjutkan kenaikan pendapatan seiring dengan pertumbuhan komisi layanan di sektor teknologi di Indonesia. Tren positif ini menjadi sentimen yang menguntungkan bagi perusahaan e-commerce seperti Bukalapak.com.
BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli untuk saham BUKA dengan target harga Rp340 per saham. Dengan harga saat ini sekitar Rp150, potensi penguatan saham teknologi ini masih cukup besar ke depan.