<p>Warga mengakses logo Bukalapak melalui website di Jakarta, Kamis, 24 Juni 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Korporasi

Saham Bukalapak (BUKA) ARB Lagi, Kapan Disuspensi?

  • Saham emiten e-commerce PT Bukalapak.com Tbk kian memprihatinkan. Sejak awal pekan hingga saat ini saham dengan ticker BUKA itu longsor hingga menyentuh auto reject bawah (ARB).
Korporasi
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Kinerja saham emiten e-commerce PT Bukalapak.com Tbk kian memprihatinkan. Sejak awal pekan hingga saat ini saham dengan ticker BUKA itu longsor hingga menyentuh auto reject bawah (ARB). 

Melansir data perdagangan RTI, saham BUKA anjlok 6,94% ke harga Rp456 per lembar pada perdagangan Senin, 6 Desember 2021. Hal serupa terjadi pada hari ini, Selasa, 7 Desember 2021, di mana saham BUKA ambles 6,58% menuju level Rp426 per lembar.

Berdasarkan penghitungan TrenAsia.com, saham BUKA sudah turun hingga 49,88% dari harga penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) pada 6 Agustus 2021. Saat itu, Bukalapak menawarkan harga di level Rp850 per lembar.

Jatuhnya harga saham BUKA masih menjadi menjadi perbincangan para pelaku pasar. Tidak sedikit investor ritel yang mengeluh dengan kondisi tersebut. Sebagian besar dari mereka bahkan mempertanyakan mengapa saham BUKA belum juga dibekukan alias suspensi.

Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kristian Sihar Manullang mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan suspensi saham apabila terdapat pergerakan harga, volume, frekuensi transaksi dan/atau pola transaksi yang tidak biasa dari saham tertentu. 

“Dengan demikian, saham tertentu bisa saja memiliki potensi disuspen karena mencapai parameter-parameter dari hal-hal tersebut,” ujarnya kepada wartawan, Selasa, 7 Desember 2021.

Perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp1,35 triliun di kuartal III-2021, naik 42,1% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan perolehan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp948,44 miliar. 

Berdasarkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip Rabu, 1 Desember 2021, rugi periode berjalan menyusut menjadi Rp1,13 triliun per September 2021, dari Rp1,39 triliun per September 2020. 

Bukalapak juga tercatat menekan kerugian Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA). Kerugian EBITDA pada sembilan bulan pertama tahun ini berkurang 15% yoy.