Gedung Bank CIMB Niaga di kawasan Sudirman, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Korporasi

Saham CIMB Niaga (BNGA) Naik 4 Persen Pasca Umumkan Laba Bersih 2023

  • Penguatan saham CIMB Niaga (BNGA) dapat dibilang efek dirilisnya laporan keuangan perseroan sepanjang 2023 yang moncer, dengan pencapaian laba bersih senilai Rp6,47 triliun.
Korporasi
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA – Saham PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) berhasil menguat 4% pada penutupan perdagangan sesi I hari Rabu, 21 Februari 2024. Penguatan ini dapat dibilang efek dirilisnya laporan keuangan perseroan sepanjang 2023 yang moncer, dengan pencapaian laba bersih senilai Rp6,47 triliun. 

Berdasarkan data IDX Mobile, pada penutupan perdagangan sesi I, harga saham emiten berkodekan BNGA ini berada di level Rp2.060 per saham. Jumlah tersebut menguat 80 poin (4,04%) dari harga pembukaannya sebesar Rp1.990 per saham. Dari sisi variasi harga, saham ini bergerak di kisaran Rp1.990-2.100 per saham. 

Sementara frekuensi transaksi saham BNGA hingga perdagangan sesi ditutup berada di angka 4.72 ribu dengan volume saham yang diperdagangkan mencapai 25,6 juta lembar saham. Sedangkan nilai transaksi (turnover) saham emiten perbankan mencapai Rp52,8 miliar dan kapitalisasi pasar di level Rp51,28 triliun. 

Merujuk laporan keuangan BNGA yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 21 Februari 2024, laba bersih emiten perbankan swasta yang identik dengan warna merah ini naik 28,41% secara tahunan year-on-year (YoY) dibandingkan perolehan laba bersih akhir 2022 sebesar Rp5,04 triliun. 

Pencapaian laba tersebut sejalan dengan pertumbuhan penyaluran kredit yang dilakukan oleh CIMB Niaga selama periode tersebut. Bank mencatat peningkatan kredit sebesar 8,5% YoY atau mencapai Rp 213,4 triliun.

Perlu diketahui bahwa kontribusi terbesar pada penyaluran kredit emiten perbankan bekodekan BNGA ini masih berasal dari sektor kredit korporasi, mencapai Rp 83,4 triliun, dengan pertumbuhan tinggi sebesar 11,7% YoY. 

Sementara itu, segmen syariah mencatat pertumbuhan kredit tertinggi, yaitu sebesar 17%, dengan nilai pembiayaan mencapai Rp 55,2 triliun. Di sisi lain, kredit konsumer mencatat pertumbuhan paling lambat, hanya naik 6,9% YoY dengan nilai yang tetap signifikan, yakni Rp 71,8 triliun.

Dari perspektif kualitas kredit, CIMB Niaga berhasil menunjukkan peningkatan dengan menurunkan rasio Non-Performing Loan (NPL) bruto, yang mengindikasikan kualitas kredit yang lebih baik. Rasio NPL tersebut mengalami penurunan dari 2,8% pada tahun 2022 menjadi 2% pada tahun 2023.

Meskipun terjadi pertumbuhan kredit, pendapatan bunga bersih dari bank yang dimiliki oleh investor Malaysia mengalami penurunan tipis sebesar 0,92% secara tahunan menjadi Rp 13,35 triliun. 

Hal ini nampaknya dipengaruhi oleh periode suku bunga tinggi, yang membawa dampak pada beban bunga yang harus ditanggung oleh perseroan, yakni meningkat sebesar 58,79% secara tahunan menjadi Rp 13,35 triliun.

Untungnya, CIMB Niaga berhasil meningkatkan rasio dana murahnya pada periode yang sama, mencapai 63,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 63,6%. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) CIMB Niaga juga mencapai 3,8% secara tahunan, dengan total senilai Rp 235,9 triliun.

Selain itu, pertumbuhan laba tampaknya didorong oleh kenaikan pendapatan berbasis komisi pada periode tersebut. Pendapatan dari sumber ini mengalami kenaikan sebesar 30,7%, mencapai Rp 3,15 triliun.