PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID)
Bursa Saham

Saham Delta Dunia (DOID) Bergairah Usai Laporkan Kenaikan Laba Bersih 26 Persen

  • Saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) bergairah usai merilis kinerja keuangan 2023 dengan kenaikan laba bersih 26% menjadi Rp560,8 miliar.
Bursa Saham
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA – Saham emiten pertambangan batu bara PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) bergairah usai merilis kinerja keuangan 2023 dengan kenaikan laba bersih 26% menjadi US$36,01 juta atau setara Rp560,8 miliar (kurs Jisdor BI Rp15.576 per dolar AS).

Berdasarkan data IDX Mobile pada perdagangan Kamis, 14 Maret 2024, pukul 11:02 WIB, saham bersandikan  DOID telah menguat 11,67% ke level Rp402 per saham. Dari sisi variasi harga, emiten bergerak di kisaran Rp364-418 per saham. 

Terkait perdagangan, frekuensi saham ini mencapai angka 5,84 ribu dengan volume mencapai 55,2 juta lembar saham. Adapun nilai turn over saham ini berada di level Rp21,9 miliar dan kapitalisasi pasar mencapai Rp3,4 triliun. 

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) DOID mencatatkan pendapatan sebesar US$1,83 miliar atau setara dengan Rp28,5 triliun pada tahun 2023. 

Pendapatan ini menunjukkan peningkatan sebesar 18% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang mencatatkan pendapatan sebesar US$1,55 miliar. Manajemen DOID menyampaikan bahwa pendapatan ini mencapai rekor tertinggi perusahaan. 

Selain itu, DOID juga mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2023, Delta Dunia Group mencatat kinerja yang luar biasa dengan mencetak rekor dalam hal pengangkatan overburden, pendapatan, dan EBITDA, melebihi target yang ditetapkan oleh Group untuk tahun tersebut.

Keberhasilan ini sebagian besar didorong oleh pencapaian rekor dalam pengangkatan overburden yang meningkat sebesar 14% secara Year-over-Year (YoY), serta peningkatan volume produksi di Indonesia sebesar 10% YoY dan di Australia sebesar 28% YoY.

Peningkatan ini didukung oleh kesuksesan dalam mendapatkan sejumlah kontrak baru, termasuk di antaranya tambang Saraji dan Burton yang dimiliki oleh BMA (BHP dan Mitsubishi Alliance) di Australia.

Manajemen juga menguraikan bahwa performa memuaskan DOID didorong oleh beberapa faktor, termasuk keberhasilan dalam memperoleh sejumlah kontrak baru, pencapaian rekor dalam pengupasan lapisan tanah penutup (overburden removal), strategi aktif dalam manajemen biaya, serta peningkatan diversifikasi ke sektor batu bara metalurgi yang saat ini menyumbang 19% dari total pendapatan perusahaan. 

Pertumbuhan pendapatan DOID juga berdampak pada kenaikan laba bersih perusahaan. Laba bersih DOID mengalami kenaikan sebesar 26% pada tahun 2023, mencapai US$36,01 juta atau sekitar Rp560,8 miliar, dibandingkan dengan US$28,6 juta pada tahun 2022.

Faktor Kenaikan

Direktur Delta Dunia Group, Dian Andyasuri, mengungkapkan strategi transformasi produk perusahaan sebagai respons terhadap pergeseran global menuju ekonomi rendah karbon. Perseroan juga tengahberadaptasi dengan penurunan permintaan batu bara termal. 

"Kami memanfaatkan permintaan yang kuat untuk batu bara metalurgi, yang tetap menjadi bahan penting untuk produksi baja," ungkap Dian dalam pernyataan resminya pada Kamis, 14 Maret 2024. Transisi yang direncanakan ini merupakan landasan dari strategi diversifikasi DOID, yang telah memberikan hasil yang signifikan. 

Sektor batu bara metalurgi dan infrastruktur kini menyumbang 19% dari total pendapatan DOID, dan mengarahkan DOID menuju targetnya untuk mengurangi ketergantungannya pada batu bara termal menjadi 50% pada tahun 2028. "Kemajuan ini mencerminkan komitmen kami terhadap kinerja yang berkelanjutan dan pertumbuhan strategis," tambahnya. 

Hingga akhir 2023, DOID juga mencatat peningkatan arus kas operasional sebesar 91% secara Year-over-Year (YoY), mencapai US$376 juta, yang menghasilkan posisi kas yang solid sebesar US$543 juta untuk mendukung bisnis DOID dan mendorong pertumbuhan di masa depan melalui akuisisi.  

Sementara itu, DOID juga telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mengurangi eksposur utangnya. Pada tanggal 5 Maret 2024, DOID mengumumkan pelaksanaan penawaran tender obligasi serta meminta persetujuan dari semua pemegang Senior Notes 7,75% DOID yang diterbitkan pada tahun 2025, dengan tujuan untuk membeli sisa saldo terutang secara tunai.

Asal tahu saja, sepanjang 2023, belanja modal atau capital expenditure (capex) DOID turun sebesar 20% YoY, menjadi US$121 juta. Penurunan ini disebabkan oleh keberhasilan penyelesaian beberapa proyek di Indonesia, sesuai dengan target 2023 sebesar US$105 juta hingga US$145 juta. "Mempertahankan pengendalian yang ketat atas belanja modal tetap menjadi prioritas Grup," jelasnya.