Saham Deutsche Bank Jerman Longsor Imbas Keruntuhan SVB, Rupiah Diprediksi Melemah
- Nilai kurs rupiah dibuka melemah 35 poin di posisi Rp15.188 per-dolar Amerika Serikat (AS).
Pasar Modal
JAKARTA - Longsornya saham Deutsche Bank di Jerman yang diduga sebagai efek berantai kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB) berpotensi untuk membuat rupiah melemah pada perdagangan hari ini.
Menurut data perdagangan Bloomberg, Senin, 27 Maret 2023, nilai kurs rupiah dibuka melemah 35 poin di posisi Rp15.188 per-dolar Amerika Serikat (AS).
Pada perdagangan sebelumnya, Jumat, 24 Maret 2023, nilai kurs rupiah ditutup menguat 192 poin di level Rp15.153 per-dolar AS.
- Cara Download Nada Dering dan Ringtones Langsung Lewat Ponsel
- Penelitian: Pola Tidur dan Makan yang Buruk Saat Berpuasa bisa Kurangi Keutamaan Ramadan
- Kesempatan Bulan Ramadan, Ini Cara Jitu Diet Sambil Puasa
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan rupiah berpotensi melemah hari ini setelah tersiarnya kabar bahwa biaya asuransi utang untuk gagal bayar atau credit default swap (CDS) Deutsche Bank mengalami kenaikan di tengah kekhawatiran krisis perbankan.
Selain itu, penarikan deposito oleh nasabah di bank-bank kecil AS pun semakin membuah kekhawatiran akan krisis perbankan yang pada gilirannya turut berdampak ke Eropa, dan dalam hal ini Deustche Bank sebagai salah satu bank terbesar di benua itu pun ikut terkena imbasnya.
Kenaikan CDS itu pun menjadi sinyal yang menimbulkan kekhawatiran akan krisis perbankan yang mulai merembet ke skala global sehingga saham Deustche Bank pun jatuh pada akhir pekan lalu.
Dengan kekhawatiran akan krisis perbankan yang terus tumbuh, Ariston memprediksi rupiah akan melemah karena para pelaku pasar akan keluar dari aset berisiko.
"Nilai tukar rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS hari ini kekhawatiran pasar terhadap meluasnya krisis perbankan," ujar Ariston kepada TrenAsia, Senin, 27 Maret 2023.
Menurut Ariston, untuk perdagangan hari ini, nilai kurs rupiah berpotensi melemah ke arah Rp15.200 per-dolar AS dengan potensi resistance di kisaran Rp15.100 per-dolar AS.