ipo-master-tb-1-1-1.jpeg
Korporasi

Saham Emiten Tekno Ini Perlu Disimak Usai Raih Kontrak Baru dari Nvidia

  • MSTI berhasil meraih kontrak baru senilai Rp600 miliar dari Nvidia untuk proyek AI cloud platform, hasil kolaborasi Nvidia dengan salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Investor perlu mencermati saham PT Mastersystem Infotama Tbk (MSTI) setelah emiten bidang infrastruktur teknologi ini berhasil memperoleh kontrak baru yang bernilai lumayan jumbo dengan raksasa teknologi asal Amerika Serikat, Nvidia.

Manajemen MSTI dalam earning calls pada Kamis, 8 Agustus 2024, mengumumkan bahwa perusahaan telah berhasil meraih kontrak baru senilai Rp600 miliar dari Nvidia untuk proyek AI cloud platform, hasil kolaborasi Nvidia dengan salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia.

Selain itu, sepanjang semester I-2024, MSTI mencatatkan nilai kontrak baru sebesar Rp2,5 triliun, meningkat 64% secara tahunan. Menariknya, dari jumlah tersebut, Rp2,4 triliun belum dimasukkan ke dalam laporan pendapatan paruh pertama tahun ini.

Analys Investment Stockbit Sekuritas, Edi Chandren, menilai bahwa tren peningkatan nilai kontrak baru perlu mendapat perhatian investor, karena nilai kontrak tersebut merupakan indikator awal kinerja pendapatan MSTI.

Berdasarkan laporan keuangannya, MSTI pada semester I-2024 berhasil mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp1,85 triliun, yang melesat 32% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp1,40 triliun. 

Hasil ini mendorong laba bersih MSTI selama semester I-2024 menjadi Rp163 miliar, meningkat 50% secara tahunan dari Rp109 miliar pada tahun lalu. Namun, laba bersih pada kuartal II-2024 saja, mengalami penurunan sebesar 45% dibandingkan kuartal sebelumnya.

“Pelemahan pada kuartal II-2024 tidak perlu dikhawatirkan. Pasalnya, manajemen MSTI menjelaskan bahwa penurunan pendapatan tahunan di 2Q24 lebih disebabkan oleh faktor timing dalam pembukuan,” jelasnya dalam riset dikutip pada Jumat, 9 Agustus 2024.

Edi menyarankan investor untuk tidak terlalu fokus pada kinerja kuartalan, terutama kuartal I-2024 dan kuartal II-2024. Hal ini karena faktor musiman yang memengaruhi model bisnis perseroan. 

“Kinerja kumulatif selama semester I-2024 lebih penting untuk diperhatikan, karena memberikan gambaran yang lebih jelas tentang perbandingan hasil kinerja tahun ini dengan tahun sebelumnya,” tambahnya.

Mengenai pembalikan provisi kerugian penurunan nilai piutang, manajemen MSTI menjelaskan bahwa beban provisi sebesar Rp4 miliar yang dicatat pada kuartal II-2024 disebabkan oleh keterlambatan pembayaran dari klien hingga piutangnya mencapai lebih dari 90 hari. 

Namun, Edi menamabahkan bahwa klien emiten berkode MSTI tersebut telah melakukan pembayaran pada Juli 2024, sehingga beban provisi ini akan dibalikkan dalam laporan keuangan kuartal III-2024 mendatang. 

Dari lantai bursa, pada perdagangan berjalan hari ini, Jumat, 9 Agustus 2024, pukul 10:49 WIB, saham MSTI bergerak melenting 1,64% ke level Rp1.555 per saham. Secara year-to-date, emiten yang listing di Bursa Efek Indonesia pada November tahun lalu ini melesat 11,71%. 

Saat ini, kepemilikan saham MSTI mayoritas dipegang oleh Eddy Anthony sebagai Presiden Direktur dengan kepemilikan sebesar 28,76%, diikuti oleh Jupry Wijaya sebagai Presiden Komisaris dengan porsi yang sama. Joko Gunawan, Wakil Presiden Direktur, memegang 27,46% saham, sementara sisanya, sebesar 15,00%, dimiliki oleh publik.

Sebagai tambahan, MSTI berdiri sejak tahun 1994 silam, dan kini telah berkembang menjadi salah satu penyedia infrastruktur TIK terkemuka di Tanah Air, melayani beragam kebutuhan klien dari berbagai sektor industri.