Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis 12 Januari 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Bursa Saham

Saham INCO hingga MDKA Top Gainers LQ45 Kala IHSG Sesi I Longsor

  • IHSG sesi I diparkir menurun 1,95% ke 7.144,55. Meski begitu, saham emiten pertambangan INCO hingga MDKA sukses menjadi top gainers Indeks LQ45.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) perdagangan sesi pertama usai libur lebaran pada Selasa, 16 April 2024, diparkir jeblok 1,95% ke 7.144,55. Meski begitu, saham emiten pertambangan INCO hingga MDKA sukses menjadi top gainers Indeks LQ45. 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), selama sesi pertama, IHSG bergerak di kisaran 7.066 – 7.285. Saham sektor barang konsumen primer terpukul paling dalam. Begitu juga dengan jajaran saham blue chips yang tergabung dalam Indeks LQ45 turun 3,09% ke level 933,94. 

Di tengah pelemahan IHSG,  top gainers LQ45 mayoritas ditempati oleh emiten pertambangan, yakni PT Vale Indonesia Tbk (INCO) naik 7,07% ke level Rp4.390 per saham, PT AKR Corporindo Tbk (ARKA) naik 6,63% ke level Rp1.850 per saham, dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) naik 6,11% ke level Rp2.780 per saham. 

Baca Juga: Iran - Israel Memanas, Saham ANTM dan MBMA Layak Dikoleksi

Sementara itu, deretan saham top losers LQ45 dihuni oleh PT Bank Jago Tbk ARTO turun 9,49% ke Rp2.290 per saham, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) turun 7% ke level Rp1.395 per saham, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) turun 6,94% ke level Rp2.680 per saham. 

Volume total perdagangan saham mencapai 14,72 miliar lembar dengan nilai transaksi mencapai 11,4 triliun dari 1.085.268 kali transaksi. Dengan demikian, sebanyak 140 saham mengalami kenaikan nilai, sementara 486 saham mengalami penurunan, dan 160 saham stagnan.

Pelemahan IHSG ini didukung oleh penurunan mayoritas indeks sektoral. Sektor barang ponsumen primer menjadi sektor yang paling terdampak, dengan penurunan mencapai 3,19% pada sesi perdagangan pertama. 

Selanjutnya, sektor keuangan turun 2,87%, sektor properti dan real Estate turun 2,66%, dan sektor barang konsumen non-primer melemah 2,55%. Tidak ketinggalan, sektor transportasi dan logistik juga mengalami penurunan sebesar 2,16%, 

Kemudian disusul oleh sektor teknologi yang turun 1,93%, sektor kesehatan turun 1,6%, serta sektor tnfrastruktur dan sektor perindustrian masing-masing mengalami penurunan 1,23% dan 0,81%.

Sementara itu, sektor yang mencatatkan penguatan terbesar adalah sektor Energi yang menguat 1,48%, di sesi pertama hari ini. Diiikuti, sektor barang baku yang tercatat mengalami penguatan 1,26%.

Selain IHSG, bursa saham Asia hari ini juga terpengaruh pelemahan di Wall Street. Contohnya, Indeks Shanghai Composite merosot 1,4% ke level 3.013,84, sementara Hang Seng di Hong Kong turun 1,9% menjadi 16.279,66. 

Nikkei 225 Tokyo mengalami penurunan 2,1% ke angka 38.402,59, sedangkan Taiex Taiwan dan Kospi masing-masing melemah 2,6% dan 2,3%, dengan Taiex mencapai 2.609,13. Sementara itu, S&P/ASX 200 Australia tergelincir 2% ke posisi 7.595,30.

Baca Juga: IHSG Dibuka Lesu, Saham BMRI, BBCA hingga BBNI Melemah

Rupiah Anjlok

Tidak hanya lantai bursa saham yang menunjukan tren penurunan pasca libur lebaran. Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah pada siang ini terpantau melemah 1,97% ke level Rp16.160 per US$. 

Penurunan mata nilai rupiah pun membuat nilai saham beberapa perbankan jumbo mengalami koreksi harga saham. Pada sesi pertama ini, saham BBCA, BBRI dan BMRI terpantau kompak turun di atas 4%. 

"Pasar diperkirakan melakukan penyesuaian terhadap perkembangan yang terjadi sepekan terakhir, terutama penguatan USD Index," ujar Analis Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis dalam risetnya pada Selasa, 16 April 2024. 

Ia melanjutkan, pelemahan Rupiah juga disebabkan oleh pergerseran ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan oleh the Fed dalam sepekan terakhir.

"Dengan demikian, saham-saham rate-sensitive, terutama bank, property dan real estate dan termasuk automotif sebaiknya diwaspadai di pekan ini. Sebaliknya, saham-saham yang lebih defensif, seperti consumer-related dan infrastruktur (telekomunikasi) dapat diperhatikan pada pekan ini," pungkasnya.