Saham Indika Energy (INDY) Diparkir Menghijau Usai Ungkap Fakta Ini
- Secara kumulatif dalam satu bulan terakhir harga saham emiten energi ini telah menghijau sebesar 15,89%
Bursa Saham
JAKARTA – Saham PT Indika Energy Tbk (INDY) melonjak setelah pengumuman M. Arsjad Rasjid P.M sebagai Direktur Utama Perseroan, mengakhiri cuti panjang delapan bulan saat ia menjabat sebagai Ketua Tim Pemenangan salah satu pasangan calon presiden.
Berdasarkan data IDX Mobile pada perdagangan sesi I Selasa, 26 Maret 2024, Indika Energy yang berkodekan saham INDY ini diparkir menguat 2,7% ke level RP1.495 per saham. Secara kumulatif dalam satu bulan terakhir harga saham emiten energi ini telah menghijau sebesar 15,89%.
Selama perdagangan sesi pertama, harga saham INDY terpantau bergerak di rentang Rp1.475-1.530 per saham. Adapun volume perdagangan saham dengan market cap Rp7,79 triliun ini tercatat di angka 13,4 juta lembar dengan nilai turn over Rp20,2 miliar.
Baca Juga: Indika Energy (INDY) Terima Kredit Rp4,6 T dari Bank Mandiri dan BNI untuk Bayar Utang
Asal tahu saja, kembali pria yang akrab disapa Arsjad Rasjid sebagai Direktur Utama disampaikan oleh Corporate Secretary Indika Energy Adi Pramono melalui Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Perseroan menyampaikan bahwa Bapak M. Arsjad Rasjid P.M., Direktur Utama Perseroan, telah mengakhiri masa cutinya dan kembali efektif bertugas tanggal 25 Maret 2024," ungkap Adi pada Selasa, 26 Maret 2024
Kembalinya Arsjad Rasjid bertugas di perseroan ini ditegaskan tidak berdampak material terhadap Perseroan. "Perseroan akan menjalankan kegiatan operasionalnya sehari-hari sesuai dengan tata kelola perseroan," tutupnya.
Sekadar informasi, Arsjad Rasjid resmi mengajukan cuti selama delapan bulan. Efektif sejak 27 September 2023. Sebab, dia akan fokus sebagai Ketua Tim Pemenangan Bakal Calon Presiden, Ganjar Pranowo.
"Selama cuti, seluruh tugas dan wewenang Direksi akan dijalankan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar perseroan, dengan merujuk pada pembagaian tugas Direksi," ujar Adi, September 2023.
Melalui akun media sosialnya, Arsjad mengunggah perpisahan sementaranya dengan para pekerja Indika Energy. "Pamitan sementara dengan para INDY Fellas," katanya dalam akun Instagram @arsjadrasjid.
Arsjad Rasjid menegaskan, langkah ini merupakan keputusan pribadinya, sekaligus upaya berkontribusi terhadap pesta demokrasi di Indonesia. Cuti diambil demi menjaga netralitas dirinya di Ketua Umum Kadin Indonesia, maupun jajaran pengurus Indika Energy.
Baca Juga: Indika Energy (INDY) Dapatkan Pinjaman Rp4,64 Triliun dari Bank Mandiri dan BNI
Komitmen INDY Terhadap Iklim
Sebelumnya, Direktur Utama INDY Arsjad Rasjid mengatakan bahawa perseroan sedang bergerak menuju pengembangan berkelanjutan untuk mencapai target merealisasi emisi nol di 2050 atau bisa lebih awal. Hal tersebut
“Nah itu kita baru saja kemarin menang dapat bagian di wilayah Timur Indonesia, yang selama ini banyak energi tenaga diesel, kita ubah jadi tenaga matahari,” ungkapnya dalam podcast “Bareksa Insight : Arsjad Rasjid Spill Ekspansi Indika ke Green Economy” di channel Youtube resmi Bareksa, dirilis pada Rabu 20, Maret 2024.
Asal tahu saja, pada akhir Desember 2023, INDY mengumumkan keberhasilannya dalam memenangkan tender untuk kerja sama pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) hybrid dengan baterai, sebagai bagian dari Program De-dieselisasi PLN di Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara.
INDY menjadi bagian dari konsorsium bersama InfraCo Asia Development Pte Ltd (InfraCo Asia). Pembangunan akan dilakukan di 46 lokasi yang tersebar di wilayah tersebut, dengan rincian 24 lokasi di Sulawesi, 16 lokasi di Maluku, dan 6 lokasi di Nusa Tenggara. Proyek pembangunan ini direncanakan akan dimulai pada tahun 2024.
Menurut Arsjad, INDY memiliki tujuan agar kontribusi bisnis batu bara terhadap pendapatan maksimal turun menjadi 50% dan bisnis non batu bara meningkat menjadi 50% pada tahun 2025.
“Hingga kuartal III 2023, penjualan batu bara masih mendominasi dengan 88,9% dari total pendapatan senilai US$2,29 miliar, sementara pendapatan dari bisnis non batubara hanya menyumbang 11,1%,” paparnya.
Untuk mencapai target tersebut, perseroan terus melakukan diversifikasi bisnisnya. Salah satunya adalah dengan memproduksi motor listrik merek Alva, yang menguasai pasar premium. Saat ini, INDY melalui anak usahanya, PT Ilectra Motor Group, juga mempertimbangkan untuk memproduksi motor listrik segmen menengah ke bawah, guna memperluas pasar.
Arsjad menyatakan proses ini merupakan masa transisi perubahan yang sedang dilakukan oleh perseroan. “INDY, yang dikenal dengan bisnis batu bara dan energi fosil, kini telah merambah ke berbagai sektor, termasuk logistik, infrastruktur, mineral, energi terbarukan, kendaraan listrik, dan digital,” jelasnya.
Bahkan, kata dia, perseroan juga telah masuk ke bisnis konsultasi manajemen, perdagangan besar komoditas seperti kopi, teh, dan kakao, serta tambang emas dan mineral seperti bauksit.