Saham Indika Energy (INDY) Loncat Usai Umumkan Dividen Rp480,58 Miliar
- Saham PT Indika Energy Tbk (INDY) loncat sekitar 3% usai emiten pertambangan terpadu ini mengumumkan pembagian dividen tahun buku 2023 Rp480,58 miliar.
Korporasi
JAKARTA – Saham PT Indika Energy Tbk (INDY) loncat sekitar 3% usai emiten pertambangan terpadu ini mengumumkan pembagian dividen tahun buku 2023 senilai US$30 juta atau setara Rp480,58 miliar (kurs Rp16.019 per dolar Amerika Serikat).
Berdasarkan data RTI Business, pada penutupan perdagangan sesi pertama Senin, 6 Mei 2024, saham INDY berhasil melesat 3,23% ke Rp1.440 per saham. Dari sisi variasi harga, saham ini bergerak di level Rp1.390 – 1.450 per saham.
Selama sesi tersebut, tercatat sebanyak 3,64 juta lembar saham telah ditransaksikan, dengan frekuensi 1.056 kali, dan turn over atau nilai transaksi Rp5,19 miliar. Namun, sepanjang tahun ini saham INDY masih tertekan sekitar 5,57%.
Sebagaimana diketahui, keputusan pembagian dividen INDY telah disepakati melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Setiabudi, Jakata Selatan, pada hari ini Senin, 6 Mei 2024.
Manajemen INDY mengungkapkan bahwa sebesar Rp480,58 miliar jika dirincikan kepada tiap pemegang akan memdapatkan nominal uang US$0,0057662. Dengan demikian, rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio/DPR) INDY ditetapkan sebesar 25,07% dari laba bersih tahun buku 2023 yang mencapai US$119,68 juta.
Akan tetapi, manajemen INDY urung mengumumkan jadwal pembagian dividen ini secara pasti, namun, pihak manajemen siap membayarkan hasil keuntungan ini kepada investor pada Juni 2024 mendatang.
Adapun, detail nilai tukar (untuk total dividen dan DPS) mengikuti kurs tengah Bank Indonesia per tanggal Daftar Pemegang Saham (DPS) yang berhak atas dividen final ini alias recording date.
Seperti diketahui, laba perusahaan yang terdaftar dengan kode INDY pada akhir tahun 2023 mengalami penurunan sebesar 73,56% year-on-year (yoy), turun menjadi US$119,6 juta, dibandingkan dengan laba pada akhir tahun 2022 yang mencapai US$452,6 juta.
Dampaknya, laba per saham dasar INDY menurun menjadi US$0,0230 per saham, dari sebelumnya US$0,0869 per saham.
Penurunan laba ini sejalan dengan penurunan pendapatan usaha sebesar 30%, mencapai US$3,02 miliar. Hal ini terjadi seiring dengan penurunan harga jual rata-rata batu bara, mengingat sebagian besar pendapatan INDY berasal dari komoditas tersebut.
Kinerja 2023
Pada 1 April 2024, Indika Energy melaporkan laba bersih senilai US$119,7 juta atau Rp1,9 triliun (asumsi kurs Rp15.909 per dolar Amerika Serikat). Keuntungan INDY rontok 73,56% secara tahunan (year on year) dari US$452,6 juta pada 2022. Berkurangnya laba INDY disebabkan oleh penurunan pendapatan tahun lalu.
Sepanjang 2023, pendapatan Indika Energy drop 30,2% yoy menjadi US$3,02 miliar dibandingkan dengan US$4,33 miliar pada tahun sebelumnya. Arsjad selaku direktur utama mengatakan, penurunan pendapatan INDY utamanya disebabkan oleh menurunnya harga jual batu bara rata-rata Kideco pada 2023 sebesar US$72,9 per ton dibandingkan US$86,6 per ton pada tahun sebelumnya.
Alhasil, laba kotor perseroan menurun 62,0% menjadi US$552,0 juta, dari sebelumnya US$1,45 miliar di tahun 2022. Beban penjualan, umum dan administrasi tercatat turun 0,4% menjadi US$239,8 juta di tahun 2023 dari sebelumnya US$240,7 juta di tahun 2022 yang dikarenakan biaya pemasaran dan biaya domestic market obligation (DMO) yang menurun.
Penurunan tersebut sebagian diimbangi oleh pembayaran Pembayaran Negara Bukan Pajak (PNBP) ke Pemerintah Pusat dan Daerah. Perseroan mencatat beban PNBP sebesar US$27,0 juta pada 2023, yang terkait dengan pembagian keuntungan sebesar 10% dari laba bersih Kideco yang dibayarkan kepada Pemerintah sesuai dengan ketentuan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Kideco.
Baca Juga: Indika Energy (INDY) Terima Kredit Rp4,6 T dari Bank Mandiri dan BNI untuk Bayar Utang
Sementara itu, biaya keuangan menurun 17,4% menjadi US$85,6 juta pada 2023 yang terutama disebabkan oleh penurunan bunga atas pokok obligasi yang lebih rendah akibat pelunasan obligasi lebih awal, amortisasi emisi dan premi obligasi yang lebih rendah yang dihasilkan dari pelunasan lebih awal obligasi sebesar US$5,2 juta. Sebagai hasilnya, Indika Energy membukukan laba bersih sebesar US$ 119,7 juta.
Perseroan juga mencatat laba inti sebesar US$145,8 juta pada 2023. Realisasi belanja modal (capital expenditure/ Capex) selama tahun 2023 adalah US$142,7 juta di mana US$37,4 juta atau 26,2% di antaranya digunakan untuk bisnis eksisting, termasuk untuk Indika Indonesia Resources sebesar US$19,7 juta dan Kideco sebesar US$17,7 juta.
Sementara untuk bisnis non-batubara, Capex terutama digunakan untuk sektor mineral (khususnya untuk proyek Awakmas) yaitu sebesar US$66,2 juta, sektor kendaraan listrik melalui Ilectra Motor Group (IMG) sebesar US$14,5 juta, dan sektor solusi berbasis alam melalui Indika Nature sebesar US$14,6 juta.