Saham ISAT jadi Rp2.560 Usai Stock Split, Apa Kata Analis?
- Saham emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk (ISAT) terpantau berbalik melemah ke zona merah pada perdagangan sesi pertama, Senin, 14 Oktober 2024, setelah sempat menguat hampir 2% pada awal pembukaan pasca berlaku pemecahan saham (stock split) hari ini.
Korporasi
JAKARTA – Saham emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk (ISAT) terpantau berbalik melemah ke zona merah pada perdagangan sesi pertama, Senin, 14 Oktober 2024, setelah sempat menguat hampir 2% pada awal pembukaan pasca berlaku pemecahan saham (stock split) hari ini.
Berdasarkan data RTI Business hingga pukul 11.35 WIB, saham ISAT turun 1,54% ke harga Rp2.560 per saham. Sebelumnya, saham ini sempat naik 1,92% ke level Rp2.650 per saham saat pembukaan perdagangan.
Saham ISAT telah ditransaksikan sebanyak 3.838 kali dengan volume mencapai 8,56 juta lembar saham, dan nilai transaksi mencapai Rp22,28 miliar. Kapitalisasi pasar ISAT saat ini tercatat Rp82,88 triliun.
- Wajib Evaluasi, Pakar Hukum: Kebijakan Kemasan Polos Offside
- Bahlil Beri Sinyal Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Tembaga untuk Freeport dan Amman
- Kebijakan Cukai Rokok 2025 Dinilai Tepat, Pengamat Dorong Pemerintah Beri Kepastian untuk Tahun Berikutnya
Diketahui pada perdagangan hari ini, saham ISAT mulai diperdagangkan dengan harga baru setelah pemecahan saham dengan rasio 1:4. Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan bahwa harga saham ISAT pada akhir cum di pasar reguler pada 11 Oktober 2024 berada di level Rp10.400 per unit.
Dengan demikian, harga teoretis pasca stock split menjadi Rp2.600 per saham, meski saham ISAT sempat menyentuh Rp2.650 per saham di awal sesi. Stock split ini disetujui oleh para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 24 September 2024.
Pemecahan saham dilakukan pada saham seri B, yang mengubah nilai nominal dari Rp100 menjadi Rp25 per saham, sementara nilai nominal saham seri A tetap sama. Akibatnya, jumlah saham seri B meningkat signifikan, dari 8,06 miliar menjadi 32,25 miliar saham, yang diharapkan dapat meningkatkan likuiditas dan aksesibilitas pasar.
Pertanyaannya, bagaimana target saham ISAT pasca aksi korporasi tersebut? BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham ISAT dengan target harga Rp13.300 per saham. Dengan pemecahan nilai nominal saham (stock split) diterapkan mulai hari ini, maka target harga tersebut merefleksikan Rp3.325 per saham.
BRI Danareksa Sekuritas mengatakan peluang kenaikan saham ISAT dapat didorong oleh peningkatan margin EBITDA yang bisa membuat laba bersih tetap bertumbuh di tengah meskipun pendapatan diprediksi turun pada kuartal III-2024.
BRI Danareksa Sekuritas menyebutkan bahwa peluang kenaikan saham ISAT dapat didorong oleh peningkatan margin EBITDA yang berpotensi menjaga pertumbuhan laba bersih meskipun pendapatan diprediksi turun pada kuartal III-2024.
“Penurunan daya beli masyarakat diprediksi membuat pendapatan perseroan turun pada kuartal ketiga tahun ini, namun demikian tetap menunjukkan kenaikan dari periode sama tahun lalu,” jelas Analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis dalam risetnya pada Senin, 14 Oktober 2024.
Kendati begitu, emiten bersandikan ISAT diproyeksikan dapat mempertahankan pertumbuhan margin EBITDA setidaknya sebesar 50 basis poin, yang setara dengan perkiraan margin EBITDA mencapai 50% pada 2024.
Adapun kinerja keuangan perseroan hingga September 2024, diperkirakan laba bersih mencapai 75% dari estimasi total. "Kami memperkirakan Indosat akan mempertahankan pertumbuhan kinerja pada kuartal IV-2024, didorong oleh musim liburan dan pilkada," pungkas Niko.