Pekerja berjalan di depan layar yang menampilkan pergerakan saham di Mail Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta 17 Oktober 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Bursa Saham

Saham Janu Putra (AYAM) jadi Efek Syariah, Ini Rincian Alokasi Dana IPO

  • Janu Putra (AYAM) berencana melepas sebanyak-banyak saham 800 juta saham atau 20,00% dari modal ditempatkan dan disetor.
Bursa Saham
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan terkait dengan penetapan Efek Syariah yaitu Keputusan Nomor: KEP- 81 /PM.02/2023 tentang Penetapan Saham PT Janu Putra Sejahtera Tbk (AYAM) sebagai Efek Syariah.

Kepala Departemen Perizinan Pasar Modal Luthfy Zain Fuady menjelaskan bahwa dengan dikeluarkannya Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perusahaan dengan kode emiten AYAM telah resmi tergabung dalam Daftar Efek Syariah sesuai dengan Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor: KEP-52/D.04/2023 tanggal 24 Mei 2023 mengenai Daftar Efek Syariah.

“Dikeluarkannya keputusan tersebut adalah sebagai tindak lanjut dari hasil penelaahan Otoritas Jasa Keuangan terhadap pemenuhan kriteria Efek Syariah atas Pernyataan Pendaftaran oleh PT Janu Putra Sejahtera Tbk,” jelas Lutfhy dikutip pada Rabu, 29 November 2023. 

Lutfhy memamparkan bahwa sumber data yang digunakan sebagai bahan penelaahan berasal dari dokumen Pernyataan Pendaftaran serta data pendukung lainnya berupa data tertulis yang diperoleh dari Emiten maupun dari pihak-pihak lainnya yang dapat dipercaya. 

Secara berkala, OJK akan secara rutin meninjau Daftar Efek Syariah berdasarkan Laporan Keuangan Tengah Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan yang disampaikan oleh Emiten atau Perusahaan Publik. 

“Tinjauan atas Daftar Efek Syariah juga akan dilakukan jika terdapat Emiten atau Perusahaan Publik yang telah berhasil mendaftarkan Pernyataan Pendaftarannya dan memenuhi persyaratan sebagai Efek Syariah,” paparnya.

Selain itu, kata dia, peninjauan dapat dilakukan jika terdapat aksi korporasi, informasi, atau fakta dari Emiten atau Perusahaan Publik yang dapat mempengaruhi pemenuhan atau ketidakpemenuhan kriteria Efek Syariah.

Alokasi Dana IPO AYAM

Diberitakan sebelumnya, PT Janu Putra Sejahtera Tbk (AYAM) siap menggelar hajatan di Bursa Efek Indonesia melalui initial public offering (IPO). Emiten peternakan unggas itu baru saja menyelesaikan penawaran umum di level Rp100 per saham pada 28 November 2023 kemarin. Jika lancar, AYAM akan resmi melantai di bursa pada Kamis, 30 November 2023 mendatang. 

Berdasarkan prospektus BEI yang dikutip pada Senin, 27 November 2023, dalam aksi korporasi ini, Janu Putra berencana melepas sebanyak-banyak saham 800 juta saham atau 20,00% dari modal ditempatkan dan disetor.  Alhasil, emiten peternakan unggas yang bermarkas di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu berpotensi meraup dana sebesar Rp80 miliar. 

Setelah mendapatkan dana segar dari IPO, manajemen AYAM akan menggunakannya untuk empat hal utama, yakni pembelian tanah untuk kandang ayam, pembagunan fasilitas Hatchery, pelunasan utang dan pembelian parent stoc Day-Ods-Chicks. 

Apabila dirincikan sebesar Rp40,63 miliar atau sebanyak 50,79% dana IPO tersebut akan digunakan untuk pembelian beberapa bidang tanah di Desa Ngawis, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul, Yogyakarta. Termasuk sekitar Rp20,40 miliar akan digunakan untuk pembelian beberapa bidang tanah kepada Singgih Januratmoko, pengendali perseroan.

Selanjutnya, sekitar 19,40% dari dana hasil IPO, atau sejumlah Rp15,52 miliar, akan dialokasikan untuk pembelian beberapa bidang tanah di Desa Tuksono, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, serta untuk pembangunan fasilitas hatchery baru atau tempat penetasan telur ayam. 

Selanjutnya, dana sejumlah Rp11,53 miliar atau 14,42% hasil IPO akan dialokasikan untuk melunasi seluruh utang usaha perseroan kepada PT Janu Putra Abadi (JPA), yang merupakan entitas asosiasi perseroan dengan tingkat penyertaan sebesar 20% di JPA.

Sisanya, sekitar 15,39% dari dana hasil IPO akan dialokasikan untuk modal kerja perseroan, dengan fokus pada pembelian parent stock day-old-chicks (DOC). Sebab, hal tersebut berguna untuk produksi ayam broiler yang mana perseroan memerlukan parent stock (PS) untuk menghasilkan atau menelurkan DOC ayam broiler.

Profil dan Kinerja Keuangan

Asal tahu saja, AYAM ini berdiri pada 2007 lalu di Sleman, DIY. Produk dan jasa yang dijual oleh perseroan adalah DOC Parent Stock, DOC Ayam Broiler, Ayam Hidup, Karkas Ayam, Telur Komersil, dan Jasa Rumah Potong Ayam. 

Dilansir dari situs resmi perusahaan januputrasejahtera.com, saat ini lokasi usaha AYAM telah berkembang di beberapa wilayah Jawa Tengah dan DIY antara lain di Purbalingga digunakan sebagai tempat pembibitan, di Karanganyar sebagai peternakan broiler, di Gunung Kidul dan Sleman sebagai penetasan telur dan peternakan broiler. 

Selain dikelola secara mandiri, AYAM juga memiliki peternakan broiler berbasis kemitraan di Jawa dan Bali.  Manajemen menjelaskan bahwa sistem kemitraan itu berhasil mengembangkan 600 ribu ekor ayam saban setiap bulannya.

Berdasarkan kinerja keuangan Janu Putra per 31 Mei 2023, perseroan berhasil mencetak laba sebelum pajak Rp3,45 miliar. Angka itu mengalami kenaikan 48,78% secara tahunan. Tak ayal, laba bersih Janu Putra juga bertumbuh 59,63%  secara tahunan atau Rp4,25 miliar dibanding periode sama tahun lalu, yakni Rp2,66 miliar.

Meski begitu, per 31 Mei 2023 sisi penjualan AYAM berada di angka Rp115,66 miliar. Angka tersebut turun 22,35% secara tahunan apabila dibandingkan dengan periode tahun sama tahun lalu, yakni Rp148,97 miliar.

Alhasil, seiring turunnya pendapatan, beban pokok AYAM tak ubahnya ikut menyusut 22,5% menjadi Rp106,83 miliar, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp137,86 miliar.