Saham JPFA Gabung LQ45 Lagi, Efek Makan Bergizi Gratis?
- PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) kembali masuk Indeks LQ45 pada Februari 2025. Kembalinya emiten unggas ini bertepatan dengan program Makan Bergizi Gratis pemerintah, yang berpotensi mendongkrak kinerja JPFA.
Bursa Saham
JAKARTA – PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), emiten unggas, kembali masuk ke dalam Indeks LQ45 melalui proses rebalancing yang dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia. Perubahan ini akan berlaku selama tiga bulan, mulai 1 Februari 2025.
Berdasarkan rilis Bursa Efek Indonesia, emiten dengan kode saham JPFA akan memiliki bobot sebesar 0,55% dalam indeks tersebut. Sebelumnya, saham produsen unggas ini sempat masuk ke Indeks LQ45 namun terdepak pada awal 2023.
Menariknya, kembalinya saham JPFA ke Indeks LQ45 bertepatan dengan program Makan Bergizi Gratis pemerintah Presiden Prabowo. Program tersebut hingga April 2025 ditargetkan menyalurkan 3 juta paket makanan untuk 650.000 anak di 31 provinsi.
- Masih Menguat, Harga Emas Antam Hari Ini Segini
- Harga Sembako di Jakarta: Minyak Goreng (Kuning/Curah) Naik, Garam Dapur Turun
- Bank Mandiri Nangkring di Jajaran Top Gainers LQ45 Pagi Ini
Nah, dengan jaringan distribusi JPFA yang mencapai 160.000 titik di seluruh Indonesia, emiten tersebut siap memasok produk unggulannya, ke dalam progam tersebut seperti daging ayam, telur, dan susu.
Tantangan JPFA
Namun, laporan Tim Riset Samuel Sekuritas, yang dipublikasikan pada 17 Januari 2025, JPFA tengah menghadapi sejumlah tantangan. Tercatat pada periode 6–10 Januari 2025, harga rata-rata ayam broiler turun 2,1% menjadi Rp20.570 per kilogram dibanding minggu sebelumnya. “Meski demikian, harga ini masih naik 0,7% dibanding bulan sebelumnya,” jelas Samuel Sekuritas.
Di sisi lain, harga anak ayam atau DOC (day-old chick) turun signifikan menjadi Rp4.500, anjlok 10% dibanding minggu sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh berakhirnya musim liburan akhir tahun yang biasanya mengurangi permintaan pasar.
Dari sisi bahan baku, harga jagung lokal naik tipis 0,6% dibanding minggu sebelumnya, dengan rata-rata mencapai Rp4.602 per kilogram. Kenaikan ini juga menunjukkan peningkatan sebesar 2,5% sejak awal tahun.
Sementara itu, harga bungkil kedelai (SBM) turun menjadi USD 302 per ton, turun 2,4% dibanding minggu sebelumnya. “Penurunan harga SBM ini dipengaruhi oleh penguatan nilai tukar dolar AS, yang didorong oleh tingginya imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun serta ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed yang lebih rendah dari perkiraan,” tambahnya.
Kendati begitu, prospek margin keuntungan emiten sektor unggas pada kuartal IV-2024 diprediksi tetap positif di semua segmen. Hal ini didukung oleh pasokan bahan baku yang cukup dan harga yang lebih stabil.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, Samuel Sekuritas memberikan rekomendasi buy saham JPFA dengan target saham Rp2.400 per saham. Target tersebut didukung oleh sejumlah kebijakan pemerintah yang menguntungkan, seperti program makan siang gratis, pengurangan kuota impor GPS, serta program pemotongan produksi secara sukarela.
Tuah Makan Bergizi Gratis
Hingga saat ini, memang belum ada target rinci yang dibidik oleh perseroan atas program Makan Bergizi Gratis, sejumlah sekuritas telah memproyeksikan JPFA bakal tersengat sentimen positif program itu, yang pada gilirannya berbuah kinerja positif pada tahun 2025.
Sebelumnya, Ezaridho dari NH Korindo Sekuritas dalam risetnya pada akhir Desember 2024 menilai bahwa saham JPFA tetap prospektif di 2025. Kolaborasi Japfa dengan pemerintah dalam program ini diperkirakan menghasilkan kontrak bisnis pemerintah (B2G) yang signifikan. NH Korindo merekomendasikan buy untuk saham JPFA, dengan target harga yang dinaikkan dari Rp2.100 menjadi Rp2.500 per saham.
Sementara itu, Tim riset Panin Sekuritas juga menyebut bahwa program tersebut memberikan sentimen positif terhadap saham JPFA, dengan proyeksi peningkatan konsumsi daging ayam di tahun 2025. Saat ini, konsumsi daging ayam nasional mencapai 3,7 juta ton per tahun dengan produksi sebesar 3,8 juta ton. Target harga JPFA pun dinaikkan menjadi Rp2.400 per saham.
Berdasarkan laporan keuangan, JPFA mengantongi laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp2,09 triliun pada kuartal III-2024, melonjak 123,58% secara tahunan. Adapun, penjualan neto JPFA juga tumbuh 9,29% yoy menjadi Rp41,28 triliun per kuartal III-2024.
Dari lantai bursa, saham JPFA pada perdagangan berjalan hari ini pukul 11.08 WIB, terpantau masih bergerak stagnan di level Rp1.905 per saham. Adapun secara year to date saham ini terpantau melonjak tipis di atas 1%.