Saham Low Tuck Kwong (BYAN) Sentuh Level Terendah dalam 6 Bulan
- Merujuk data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham Bayan Resources telah ambles 18,96% dalam sebulan. Adapun saham BYAN anjlok 23,93% dalam periode year to date (ytd). Diketahui, saham BYAN cenderung sepi transaksi dan dalam range yang ketat (sideways) selama berbulan-bulan.
Korporasi
JAKARTA—Saham emiten batu bara PT Bayan Resources Tbk (BYAN) ditutup ambrol hari Jumat, 21 Juni 2024. Saham BYAN jatuh 14,75% ke Rp15.175 per lembar saham. Ini level terendah bagi saham milik konglomerat Low Tuck Kwong itu dalam enam bulan terakhir.
Merujuk data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham Bayan Resources telah ambles 18,96% dalam sebulan. Adapun saham BYAN anjlok 23,93% dalam periode year to date (ytd). Diketahui, saham BYAN cenderung sepi transaksi dan dalam range yang ketat (sideways) selama berbulan-bulan.
Namun BYAN tiba-tiba mencatatkan volume perdagangan yang tinggi yakni mencapai 3,59 juta saham. Angka ini jauh di atas rata-rata pergerakan 20 hari yang hanya 280 ribu saham dan 50 hari (149 ribu saham), menandakan tekanan jual yang tinggi.
Angka transaksi mereka tercatat Rp57,90 miliar, jauh lebih tinggi dibanding rata-rata bulanan yang hanya di kisaran Rp400 juta-Rp4 miliar. Amblesnya saham orang terkaya ketiga di Indonesia ini terjadi jelang rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Bayan Resources, Kamis, 27 Juni 2024.
Laba Bersih
Salah satu mata acara rapat adalah persetujuan penggunaan laba bersih. Selain itu, ada sejumlah agenda lain yakni persetujuan Pengesahan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan Tahun Buku 2023 dan persetujuan Penetapan Paket Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan Tahun Buku 2024.
Ada pula agenda persetujuan Penunjukan Akuntan Publik dan/atau Kantor Akuntan Publik yang Terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan audit atas Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku 2024, persetujuan Perubahan Susunan Anggota Direksi Perseroan, serta persetujuan Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris Perseroan.
Sebagai informasi, sepanjang 2023 Bayan mencetak laba bersih US$1,23 miliar atau sekitar Rp 19 triliun. Perseroan juga sempat membagikan dividen interim tahun 2023 sebesar US$ 500 juta yang diberikan pada 5 Januari 2024.
Pengendali BYAN Low Tuck Kwong menguasai 20.709.043.170 (62,126%) saham perseroan per 31 Mei 2024. Jumlahnya bertambah dari bulan sebelumnya di posisi 20.708.759.570 saham.
Baca Juga: Harga Batu Bara Merana, 13 Saham Sektor Ini Diparkir di Zona Merah
BYAN melalui anak usahanya, PT Indonesia Prima, belum lama ini meneken perpanjangan kontrak pengangkutan batu bara dengan PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA) atau Mandiri Services. Pengangkutan itu untuk tambang batu bara di Kalimantan Timur.
BYAN sendiri menargetkan volume produksi mencapai 57.0 juta MT pada 2024. Target itu naik 14,69 persen dari realisasi produksi pada 2023 yang sebesar 49,7 juta MT. “Panduan untuk 2024, volume Produksi batu bara 55,0 sampai 57,0 juta MT.
Sedangkan untuk volume penjualan batu bara 55,0 sampai 57,0 juta MT,” ujar Sekretaris Perusahaan PT Bayan Resources Tbk, Jenny Quantero. Adapun volume penjualan batu bara yang ditargetkan tahun ini naik 16,53% hingga 20,76% dari volume penjualan tahun lalu yang tercatat sebesar 47,2 juta MT.
Untuk pendapatan, perseroan menargetkan di kisaran US$3,3 miliar sampai US$3,6 miliar. Angka ini tak jauh beda dengan realisasi pendapatan perseroan pada 2023 sebesar US$3,58 miliar.