Saham Maja Agung (SURI) Terkena Suspensi Usai Terbang 305,88 Persen Pasca IPO
- Bursa menjelaskan bahwa penangguhan sementara perdagangan saham PT Maja Agung Latexindo Tbk (SURI) di Pasar Reguler dan Pasar Tunai.
Bursa Saham
JAKARTA – PT Maja Agung Latexindo Tbk (SURI) terkena suspensi atau penghentian perdagangan sementara oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 6 Februari 2024. Suspensi ini diakibatkan peningkatan harga kumulatif atas saham emiten produksi sarung tangan lateks yang IPO belum lama ini.
“Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan Saham PT Maja Agung Latexindo Tbk (SURI) pada perdagangan tanggal 6 Februari 2024,” jelas BEI pada pengumuman tertanggal Senin, 5 Februari 2024.
Terkini saham Maja Agung Latexindo diperdagangkan di harga Rp690 per saham, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp4,37 triliun. Padahal, saham SURI tercatat di BEI pada 7 Desember 2023 dengan harga Rp170 per saham. Itu artinya, saham SURI telah mengalami kenaikan sebesar 305,88%.
- Dorong Pengembangan Bisnis, Anak Usaha PTBA Berencana IPO di Bursa
- Penetrasi Internet di Indonesia Capai 79,5 Persen, Generasi Milenial Jadi Pengakses Terbanyak
- Tersandung Kasus Manipulasi Harga Saham dan Penipuan, Bos Samsung Akhirnya Bebas
Bursa menjelaskan bahwa penangguhan sementara perdagangan saham PT Maja Agung Latexindo Tbk (SURI) di Pasar Reguler dan Pasar Tunai. Hal ini adalah bagian dari cooling down atau bentuk perlindungan terhadap investor.
“Keputusan ini diambil dengan maksud memberikan waktu yang cukup bagi para pelaku pasar untuk mempertimbangkan dengan seksama informasi yang tersedia sebelum membuat keputusan investasi terkait saham SURI,” jelasnya.
Dalam penawaran umum perdana (IPO), produsen sarung tangan lateks yang telah berdiri sejak tahun 1988 ini menawarkan 1,26 miliar saham, setara dengan 20% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh.
SURI menetapkan harga saham IPO di level tertinggi daripada batas atas penawaran perdana atau bookbuilding, yaitu Rp170 per saham, sehingga dana yang dihimpun dari IPO mencapai Rp215,36 miliar.
Direktur Utama Maja Agung Latexindo Imelda Lin mengklaim transparansi dan akuntabilitas SURI di BEI akan membuat mereka memberikan produk sarung tangan dengan kualitas dan mutu lebih baik.
"Kami percaya dengan melantainya PT Maja Agung Latexindo Tbk di Bursa Efek Indonesia kami dapat terus menjaga kepercayaan masyarakat, para stakeholders kami," katanya melalui keterangan resmi beberapa waktu lalu.
SURI berencana menggunakan sekitar 49,45% dari dana yang diperoleh melalui penawaran umum perdana (IPO) untuk belanja modal atau capex. Rinciannya mencakup sekitar 20,26% untuk pengembangan bangunan gudang, pabrik, dan kantor di Jalan Utama No. 98 Desa Pujimulyo, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Selanjutnya, sekitar 24,55% akan dialokasikan untuk penambahan dan remodifikasi mesin produksi. Capex SURI juga mencakup 3,11% untuk pembangunan fasilitas pengelolaan limbah, dan sekitar 1,53% untuk pengembangan perangkat lunak penunjang operasional.
Sementara itu, sekitar 50,55% dari dana IPO akan digunakan untuk operasional atau opex. Rinciannya mencakup sekitar 9,61% untuk penambahan daya listrik di area pabrik dan sekitar 40,49% untuk modal kerja.
Penggunaan dana ini tidak terbatas pada biaya pemasaran, melainkan juga mencakup pembelian persediaan bahan baku dan bahan penunjang guna mendukung kelancaran kegiatan usaha.