Saham MDKA Masih Beringas di Tengah Penurunan Harga Emas
- Saham MDKA terpantau menguat 2,99% ke level Rp2.410 per saham. Adapun nilai transaksi saham ini berada di level Rp31.97 miliar dengan volume perdagangan menembus 13.52 juta lembar.
Bursa Saham
JAKARTA – Ketika harga emas mengalami penurunan, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menjadi satu-satunya emiten produsen emas dengan cadangan jumbo di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mencatatkan kenaikan harga di atas 1% pada perdagangan Senin, 22 Juli 2024.
Data RTI Business pada perdagangan berjalan hari ini pukul 10:07 WIB, saham MDKA terpantau menguat 2,99% ke level Rp2.410 per saham. Adapun nilai transaksi saham ini berada di level Rp31.97 miliar dengan volume perdagangan menembus 13.52 juta lembar.
Tim Riset Trimegah Sekuritas dalam publikasi baru-baru ini pun menyarankan teknik swing trader dalam membeli saham MDKA di kisaran Rp2.300-2.430 per saham, dengan target harga Rp2.760 per saham. Ini memberikan peluang keuntungan kisaran 15% bagi investor.
Analisis teknikal dari Trimegah, saham MDKA layak untuk diakumulasi karena saat ini mengalami rebound di area support dan bergerak datar di EMA20. Namun, untuk mengantisipasi risiko, perusahaan efek ini menetapkan target cut loss di Rp2.230 per saham.
Perlu diketahui, MDKA saat ini tengah mempercepat pengerjaan tambang emas Pani di Gorontalo, Sulawesi, yang memiliki cadangan emas sebesar 6,9 juta ons. Proyek yang ditargetkan beroperasi pada 2025, akan menjadi tambang emas terbesar di Indonesia berbiaya rendah dan berumur panjang.
Di sisi lain, emiten tambang emas milik konglomerat Garilbadi “Boy” Thohir juga baru saja mengumumkan pembaruan mengenai rencana penyampaian laporan keuangan untuk enam bulan pertama tahun ini.
Corporate Secretary MDKA Adi Adriansyah Sjoekri menyampaikan bahwa laporan keuangan konsolidasian interim perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2024 akan diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan.
“Sesuai dengan ketentuan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia (BEI) No. Kep-00066/BEI/09-2022 yang berlaku sejak 1 Oktober 2022, laporan keuangan interim yang telah diaudit harus disampaikan paling lambat akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan tersebut.,” jelasnya dalam keterbukaan informasi pada Jumat, 19 Juli 2024.
Katalis Jangka Pendek
Sebelumnya dilaporkan, harga emas turun 1,9% ke level US$2.399 per troy ounce pada perdagangan Jumat malam, 19 Juli 2024. Penurunan ini disebabkan oleh aksi profit taking dan menandai penurunan harga selama tiga hari berturut-turut setelah mencapai all-time high pada Rabu, 17 Juli 2024, di level US$2.483,8 per troy ounce.
Selain aksi profit taking, Alex Ebkarian, Chief Operating Officer dari Allegiance Gold, menyatakan bahwa penurunan ini juga dipicu oleh keyakinan investor akan terjadinya soft landing dalam perekonomian AS, sehingga mereka cenderung mengalihkan dananya ke instrumen investasi yang lebih berisiko.
Investment Analyst Stockbit Sekuritas, Hendriko Gani, mengatakan koreksi harga emas belakangan ini dapat mengakibatkan katalis negatif jangka pendek bagi emiten produsen emas yang melantai di BEI.
“Koreksi harga emas ini dapat menjadi katalis negatif jangka pendek bagi emiten produsen emas seperti ARCI, BRMS, PSAB, MDKA, dan ANTM. Penurunan harga emas berpotensi menurunkan harga jual rata-rata (ASP) dan margin laba emiten,” jelasnya dalam riset harian.
Selain MDKA, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) juga mengalami penguatan meskipun harga emas turun. Namun, penguatan keduanya kurang dari 1%, masing-masing berada di level Rp1.360 per saham dan Rp159 per saham.
Sementara itu, saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) tidak mengalami perubahan, tetap di level Rp282 per saham. Berbeda dengan lainnya, saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) justru telah tertekan dengan pelemahan 1,67% ke level Rp177 per saham.