<p>Manajemen PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) saat pembukaan perdagangan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) / Dok. BEI</p>
Industri

Saham Melejit, MCAS Bantah Endorse Raffi Ahmad dan Ari Lasso

  • Saham PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) tiba-tiba melejit ke level tertinggi sepanjang sejarah Rp4.600 per lembar.

Industri
Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA – Saham PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) tiba-tiba melejit ke level tertinggi sepanjang sejarah Rp4.600 per lembar.

Manajemen emiten yang bergerak di bidang teknologi informasi itu menegaskan bahwa perseroan tidak meng-endorse atau bekerja sama dengan selebritas Raffi Ahmad dan musikus Ari Lasso. Direktur dan Corporate Secretary MCAS Rachel Stephanie membantah perseroan meng-endorse Raffi dan Ari Lasso untuk merekomendasikan saham MCAS kepada pengikut keduanya di media sosial.

Pada perdagangan Selasa, 5 Januari 2021, saham MCAS ditutup melejit 8,33% sebesar 350 poin ke level Rp4.550 per lembar. Sepanjang hari, saham MCAS bergerak pada rentang Rp4.220 hingga ke level tertinggi sepanjang masa Rp4.600 per lembar.

Kapitalisasi pasar saham MCAS mencapai Rp3,94 triliun. Imbal hasil saham MCAS dalam setahun terakhir telah menembus 60,21%.

“Perseroan ataupun grup perseroan tidak melakukan endorsement dengan kedua public figure tersebut untuk merekomendasikan saham perseroan,” ujarnya dalam keterbukaan informasi di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 5 Januari 2021.

Raffi Ahmad dan Ari Lasso melalui Instagram masing-masing menyebut saham MCAS sebagai salah satu pilihan investasi.

“Sehubungan dengan testimoni dari kedua public figure yang dimaksud. Perlu kami sampaikan bahwa keputusan investasi dari Bapak Raffi Ahmad dan Bapak Ari Lasso merupakan keputusan personal, dan perseroan tidak memiliki hubungan bisnis dengan kedua public figure tersebut,” kata Rachel.

Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa Laksono Widodo pun akhirnya angkat bicara. BEI, kata Laksono, sejatinya menyambut positif sikap para influencer dalam tersebut.

Namun, dia mengingatkan kepada para influencer ini agar tahu tanggung jawab moral atas saham yang mereka rekomendasikan. Plus, potensi tuntutan hukum dari para pengikutnya jikalau datang sebuah kekecewaan.

“Kita juga mengajak mereka ikut sekolah pasar modal bagi yang belum pernah mengikuti,” kata Laksono kepada awak media. (SKO)