PIK2
Korporasi

Saham PANI Emiten Properti Terbesar di BEI, Kira-Kira Tahan Sampai Kapan?

  • Pada penutupan perdagangan Senin, 28 Oktober 2024, saham PANI memang mengalami pelemahan sebesar 1,17% ke level Rp14.800 per saham

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - Sucor Sekuritas menilai bahwa harga saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) masih memiliki potensi untuk melaju lebih kencang. Hal ini didorong oleh berbagai sentimen positif yang menguntungkan emiten milik Sugianto Kusuma, yang dikenal dengan sebutan Aguan.

Saat ini, Sucor Sekuritas mencatat bahwa PANI merupakan emiten terbesar di sektor properti di Bursa Efek Indonesia, dengan bobot saham mencapai 11,6%, kapitalisasi pasar sebesar Rp233 triliun.

Adapun rata-rata nilai transaksi harian selama tiga bulan terakhir sebesar Rp108 miliar. Berdasarkan riset Sucor Sekuritas, saham PANI berpotensi untuk terus menguat hingga menembus Rp20.000 per saham. 

Pada penutupan perdagangan Senin, 28 Oktober 2024, saham PANI memang mengalami pelemahan sebesar 1,17% ke level Rp14.800 per saham. Namun, secara keseluruhan, saham emiten properti ini telah mengalami kenaikan sebesar 202% sepanjang tahun ini.

Sementara itu, pada akhir pekan lalu, kapitalisasi pasar PANI berada di posisi ke-10 BEI, di bawah PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang memiliki kapitalisasi sebesar Rp 288 triliun. Lantas, Apa yang mendorong kinerja impresif ini?

Sucor Sekuritas berpendapat bahwa saham PANI layak diberikan valuasi premium dibandingkan dengan emiten lain di sektor properti. Perusahaan ini memiliki kemampuan untuk mengembangkan infrastruktur dengan cepat, menyediakan fasilitas yang menarik, dan mengonversi cadangan lahan menjadi marketing sales.

“Valuasi saham PANI saat ini juga ditopang oleh injeksi aset ke dalam perusahaan. Selain itu, PANI memiliki peluang besar untuk memonetisasi cadangan lahan dan memiliki kendali harga yang kuat,” ujar riset mereka pada Senin, 28 Oktober 2024.

Berdasarkan pengecekan broker, harga lahan di proyek Mega Andalan Sukses (MAS) mencapai sekitar Rp25 juta per meter persegi untuk residensial dan Rp40 juta per meter persegi untuk area komersial. Harga ini dianggap premium mengingat lokasi proyek yang dekat dengan pelabuhan, fasilitas menarik, dan tidak adanya pesaing di kawasan tersebut.

Dengan keunggulan ini, Sucor Sekuritas menilai bahwa PANI mampu mempertahankan pricing poweryang akan berdampak positif terhadap nilai aset bersih (NAV). Di sisi lain, tiga tahun terakhir, perusahaan telah melakukan dua kali rights issue dan dua kali Non-Preemptive Rights Issue (NPRI), mengumpulkan dana total sebesar Rp 23,6 triliun, yang sebagian besar digunakan untuk akuisisi lahan.

“Saat ini, perusahaan memiliki sekitar 1.345 hektare lahan siap jual. Jumlah ini masih di bawah rencana induk grup yang mencakup 6.000 hektare dan 35 ribu hektare untuk pengembangan PIK 11. Kami yakin perusahaan akan terus melakukan aksi korporasi untuk memperluas cadangan lahan,” jelasnya.

Dari sisi kinerja keuangan, PANI, pada semester I-2024,  msukses mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,35 triliun, naik tipis 0,21% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Alhasil, laba bersih perusahaan mencapai Rp284,86 miliar, meningkat 34,97% year-on-year (YoY).

Selain itu, kenaikan ini didukung oleh penurunan beban pokok pendapatan, sehingga laba bruto meningkat menjadi Rp751,97 miliar. Total aset perusahaan juga bertumbuh menjadi Rp36,32 triliun per Juni 2024, dengan kas yang naik signifikan menjadi Rp2,71 triliun