Nasabah melakukan transaksi dengan mesin ATM berlogo Livin' by Mandiri di kantor Cabang Bank Mandiri, Jakarta, Jum'at, 21 Januari 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Korporasi

Saham Perbankan Jumbo Ramai Cetak ATH, Siapa Juaranya?

  • Terlebih, perhatian tertuju pada fakta bahwa keempat bank ini mengumumkan pembagian dividen final tahun buku 2023 dalam waktu yang berdekatan.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Ramai-ramai perbankan jumbo mencatatkan rekor harga saham tertinggi atau all time high (ATH) yang terhitung sejak awal tahun 2024. Pertanyaannya, perbankan mana yang paling banyak mencatatkan rekor ATH dan kenaikan saham tertingi secara (year-to-date/ytd)?

Secara pengertian, ATH mengacu pada harga tertinggi yang pernah dicapai oleh sebuah saham dalam sejarah perdagangan. Setiap saham memiliki potensi untuk mencapai ATH yang berbeda-beda tergantung pada kinerja perusahaan, kondisi pasar, dan faktor-faktor lainnya.

Nah, melalui artikel ini TrenAsia.com merangkum rekor ATH yang dicatatkan 4 perbankan jumbo antara lain, BBRI, BBCA, BBNI dan BMRI. Terlebih, perhatian tertuju pada fakta bahwa keempat bank ini mengumumkan pembagian dividen final tahun buku 2023 dalam waktu yang berdekatan.

BBRI

Sementara itu, BBRI pada perdagangan kali ini juga melemah sebesar 2,03% ke level Rp6.025 per saham. Meskipun mengalami pelemahan, saham perbankan plat merah ini telah mencatat kenaikan sebesar 4,80% sejak awal tahun (year-to-date/ytd).  

Terkait soal ATH, pada perdagangan 13 Maret 2024, saham bersandikan BBRI sukses mencatatkan harga tertinggi sebesar sepanjang sejarah, yakni Rp6.450 per saham. Angka tersebut bahkan menjadi yang tertinggi dalam 5 terakhir.  

Adapun sentimen yang membuat harga saham BBRI melonjak pada dua hari lalu itu karena tersengat informasi soal pembagian dividen tahun buku 2023 yang nilainya mencapai Rp48,1 triliun atau setara dengan Rp319 per lembar saham.

Terhitung dari awal tahun, BBRI juga pernah mencatatkan harga saham tertinggi di angka Rp6.300 per saham pada awal Februari 2024. Harga saham tersebut laporan laba bersih perseroaan sepanjang 2023 yang mencapai Rp60,2 triliun.

BBNI

Sesama perbankan plat merah, saham BBNI pada perdagangan  hari ini juga melemah 6,10% ke level Rp5.775 per saham. Meskipun begitu, saham perbankan yang identik warna  oranye ini  telah mencatat kenaikan sebesar 7,44% sejak awal tahun.  

Saham BBNI juga berhasil tembus ke Rp6.250 per saham pada perdagangan 13 Maret 2024. Capaian itu merupakan rekor tertingginya sepanjang masa. Rekor ini bertepatan dengan sehari jelang cum date dividen dengan rincian pembagian Rp280,49 per saham.

BBCA

Berdasarkan data RTI, pada perdagangan Jumat, 15 Maret 2024,  pukul 14:29 WIB, saham BBCA melemah sebesar 1,69% ke level Rp10.150 per saham. Meskipun pelemahan, saham ini telah mencatat kenaikan sebesar 7,98% sejak awal tahun.

Saham BBCA juga terpantau sukses mencetak rekor tertinggi di level Rp10.225 per saham pada perdagangan 14 Maret 2024. Harga saham tersengat jelang perseroan RUPST yang salah satu agendanya pembagian dividen final tahun buku 2023. 

Adapun terakhir kali perbankan swasta yang memiliki market lebih dari 1000 triliun ini  ncetak rekor tertinggi pasca stock split terjadi pada perdagangan Jumat 8 Maret 2024 pekan lalu di level Rp10.150 per saham.

BMRI

Selanjutnya, saham bersandikan BMRI juga mengalami pelemahan 0,34% ke level Rp7.375 per saham. Mengacu presentase tersebut, saham BMRI menjadi perbankan plat merah yang mengalami penurunan paling tipis pada perdagangan kali ini. 

Tidak hanya itu, saham perbankan yang menggunakan logo pita emas ini berhasil menjadi perbankan jumbo dengan lonjakn harga saham paling tinggi sejak awal tahun ini yaitu melesat sebesar 21,90%. 

Pada perdagangan pagi tadi sekitar pukul 10:07 WIB, saham BMRI melesat 1,35% ke posisi harga Rp 7.500 per saham. Angka tersebut menjadi rekor tertinggi sepanjang masa barunya pasca stock split atau pemecahan saham. 

Adapun terakhir BMRI mencetak ATH yakni pada perdagangan Kamis, 14 Maret 2024  kemarin di level Rp7.400 per saham. Kenaikan harga saham BMRI secara beruntun ini dapat dikatakan imbas pembagian dividen final senilai Rp33,04 triliun atau Rp353,96 per saham.