logo
Pewarta beraktivitas dengan latar layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu, 29 September 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Bursa Saham

Saham Pertamina Geothermal (PGEO) Melonjak Usai Bentuk JVC Bersama Chevron

  • Saham Pertamina Geothermal (PGEO) melonjak usai membentuk PT Cahaya Anagata Energy, sebuah JVC dengan Chevron yang akan difokuskan untuk pengembangan panas bumi Way Ratai di Lampung

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dan Chevron New Energies Holdings Indonesia Ltd (Chevron) membentuk Joint Ventures Company (JVC). Perusahaan patungan itu bertujuan mengembangkan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Way Ratai di Lampung.

Tidak berselang lama dari pengumuman tersebut, saham Pertamina Geothermal Energy yang bersandikan PGEO pada perdagangan sesi I Jumat, 08 Desember 2023, pukul 10.16 WIB, telah menanjak sebesar 7,34% pada harga saham, mencapai Rp1.170 dari harga pembukaan sebesar Rp1.100 per saham.

Merujuk data IDX Mobile, frekuensi transaksi saham PGEO berada di angka 26.500 ribu dengan volume saham yang diperdagangkan mencapai 246 juta juta lembar saham. Sementara nilai transaksi (turnover) emiten panas bumi ini tembus Rp290 miliar dan kapitalisasi pasar mencapai Rp48,44 triliun.

Sebelumnya, melalui publikasi keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 07 Desember 2023 kemarin, PGEO dan Chevon sepakat membentuk JVC yang diberi nama PT Cahaya Anagata Energy. Kedua belah pihak juga tengah melanjutkan pengurusan izin panas bumi (IPB) dan perizinan lainnya terkait pengembangan WKP Way Ratai di Lampung.

Terinspirasi Sansekerta

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Jufli Hadi mengatakan nama perusahaan PT Cahaya Anagata Energy yang akan difokuskan pada pengembangan energi baru terbarukan (EBT) diambil dari bahasa Sansekerta. 

Asal tahu saja, Anagata dalam bahasa Sansekerta mempunyai arti "masa depan”, maka kata Jufli, hal tersebut mencerminkan komitmen berkelanjutan dari kedua belah pihak dalam pengembangan EBT sebagai energi masa depan. “Semua ini berfokus dan sejalan dengan agenda pemerintah untuk mencapai net zero emission 2060,”  ujarnya dikutip Jumat, 08 Desember 2023. 

Diketahui saham PT Cahaya Anagata Energy terbagi, dengan 40% dimiliki oleh PT Pertamina Geothermal Energy Tbk dan sisa 60% dimiliki oleh Chevron. Perusahaan patungan ini secara khusus fokus pada eksplorasi panas bumi di WKP Way Ratai, Lampung, dengan rencana pelaksanaan hingga tahun 2028.

Sementara itu, PTH. Direktur Utama Pertamina New & Renewable Energy (PNRE), Said Reza Pahlevy mengatakan pendirian PT Cahaya Anagata Energy merupakan bukti komitmen dalam membina kolaborasi dan kemitraan dalam industri EBT. 

“Melalui usaha patungan ini, kami memanfaatkan pemahaman mendalam PGOE mengenai lanskap panas bumi dan pengalaman luas Chevron di industri ini untuk menjajaki peluang baru untuk diversifikasi dan transisi energi,” jelasnya. 

Peran Penting di Sumatra

Sebagai informasi, penandatanganan akta pendirian PT Cahaya Anagata Energy berlangsung di Grha Pertamina, Jakarta, pada hari Rabu, 06 Desember 2023 kemarin. 

Adapun perwakilan yang menandatangani akta tersebut, dari  Chevron New Energies Holdings Indonesia Ltd, Siddharth Jain, dan Pertamina Geothermal Energy diwakilio oleh Direktur Utama Julfi Hadi.

Acara tersebut disaksikan oleh Wahyu Budiarto, Country Manager Chevron Indonesia, dan Said Reza Pahlevy, Direktur Utama Pertamina New & Renewable Energy (PNRE).  Julfi juga menambahkan WKP Way Ratai memiliki posisi strategis dan diakui sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia. 

Sebab, lanjut Jufli, Way Ratai dianggap memiliki peran penting sebagai Hub di Sumatera, yang akan meningkatkan nilai dari panas bumi melalui pengembangan produk sekunder, terutama green hydrogen. "Kami optimis kerja sama ini menjadi langkah maju yang positif," ujar Julfi.

Sebelumnya, PGEO dan Chevron, yang tergabung dalam satu konsorsium, telah diumumkan sebagai pemenang lelang WKP Way Ratai oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Juni tahun ini. Langkah ini menandai komitmen kuat kedua perusahaan dalam mendukung pembangunan sektor energi baru dan terbarukan di Indonesia.