Saham PGAS Ditarget Tembus Rp1.950, Apa Saja Pendorongnya?
- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) diproyeksikan tumbuh 24% tahun ini, mencapai US$ 345 juta, didorong oleh peningkatan margin distribusi gas, pendapatan LNG, dan hilangnya one-off provisions.
Bursa Saham
JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) diproyeksikan tumbuh 24% tahun ini, mencapai US$ 345 juta, didorong oleh peningkatan margin distribusi gas, pendapatan LNG, dan hilangnya one-off provisions.
Menyikapi prospek ini, Sucor Sekuritas merekomendasikan beli saham PGAS dengan target harga Rp1.950 per saham. Target tersebut mencerminkan perkiraan rasio PE tahun 2025 sekitar 9,1 kali dan EV/EBITDA sebesar 2,9 kali.
“Kami menyukai saham PGAS karena didukung oleh bisnis yang stabil serta yield dividen yang menarik. Arus kas perusahaan juga kuat,” tulis Sucor Sekuritas dalam risetnya pada Senin, 14 Oktober 2024.
- Wajib Evaluasi, Pakar Hukum: Kebijakan Kemasan Polos Offside
- Bahlil Beri Sinyal Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Tembaga untuk Freeport dan Amman
- Kebijakan Cukai Rokok 2025 Dinilai Tepat, Pengamat Dorong Pemerintah Beri Kepastian untuk Tahun Berikutnya
Selain itu, analis juga menilai bahwa kebijakan harga gas bumi tertentu (HGBT) berpotensi naik pada tahun depan, yang dapat menjadi sentimen positif tambahan bagi saham anak usaha Pertamina ini.
Oleh sebab itu, memasuki tahun 2025, emiten bersandikan PGAS juga diprediksi mampu mempertahankan kinerja keuangannya yang stabil, seiring dengan asumsi peningkatan volume pendistribusian gas.
Sebelumnya, PGAS telah menyiapkan rencana pengembangan infrastruktur utama untuk periode 2025-2027 guna mendukung pertumbuhan bisnisnya. Rencana ini disesuaikan dengan momentum pemulihan ekonomi, percepatan transisi energi, dan pengembangan segmen bisnis rendah emisi karbon (low carbon business) di masa depan.
Perusahaan juga terus meningkatkan pemanfaatan LNG, yang terlihat dari peningkatan volume regasifikasi LNG melalui Terminal Use Agreement (TUA) floating storage receiving terminal (FSRU) Lampung. Hingga Juni 2023, volume penyaluran gas mencapai 65 billion British thermal unit per day (BBTUD), meningkat 76% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama PGAS, Arief Setiawan Handoko, dalam paparan publiknya bulan lalu, menegaskan bahwa PGN akan terus mengembangkan bisnis inti, yaitu proyek transmisi dan distribusi gas bumi.
Di samping itu, PGAS juga akan beradaptasi dan bertumbuh dengan sejumlah inisiatif baru, seperti peningkatan bisnis LNG dengan fokus pada efisiensi dan efektivitas biaya logistik dalam penyaluran gas bumi.
PGN juga berkomitmen untuk bersinergi dengan pemerintah dalam penyelesaian proyek infrastruktur gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) tahap II, yang akan mengalirkan gas dari Jawa Timur ke Jawa Barat.
Sejalan dengan pengembangan Pipa Cisem II, PGN berencana membangun Pipa Distribusi Tegal-Cilacap untuk mendukung gasifikasi Refinery Unit IV Cilacap. Bersama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), proyek ini dijadwalkan mulai beroperasi pada 2025 dengan volume aliran commissioning sekitar 51 MMSCFD.
Dari lantai bursa, pada perdagangan sesi pertama hari ini, saham PGAS terpantau menguat 1,32% ke level Rp1.540 per saham. Artinya, sepanjang tahun ini, nilai emiten yang bergerak di distribusi gas ini telah melonjak 35,09%.