Saham PGEO Melesat 14 Persen, Bisnis Geothermal Kian Menjanjikan?
- Saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) melesat 13,95% menuju level harga Rp1.225 per lembar pada penutupan perdagangan Rabu, 13 Desember 2023.
Korporasi
JAKARTA – Saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) melesat 13,95% menuju level harga Rp1.225 per lembar pada penutupan perdagangan Rabu, 13 Desember 2023.
Dalam sehari, transaksi saham PGEO mencapai Rp837,38 miliar. Pada saat yang sama, kapitalisasi pasar anak usaha Pertamina ini telah menyentuh Rp50,71 triliun.
Direktur Utama PGE Julfi Hadi peningkatan nilai saham perseroan sejak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga saat ini sebagai bukti kepercayaan investor terhadap bisnis hijau, termasuk panas bumi yang dikelola perseroan.
"Pencapaian ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap kemajuan energi terbarukan, khususnya panas bumi di Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi, 13 Desember 2023.
Dari sisi operasional, Julfi mengklaim berhasil mengatasi berbagai tantangan. Pihaknya telah melakukan perubahan model bisnis yang mampu memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan produksi perseroan.
- Tiket Kereta Nataru di Daop Jember Telah Terjual 51 Persen
- BI: UMKM Dominasi Penggunaan QRIS
- Heboh Harbolnas 12.12, Orang Ini Malah Borong Saham Chandra Asri Rp1,1 Miliar
Tidak hanya itu, bagi dia ekspansi juga menjadi prioritas utama perseroan hingga dua tahun ke depan demi mengejar ambisi menjadi perusahaan panas bumi yang memiliki daya 1 GW pada tahun 2025.
Di dalam negeri, perseroan berkolaborasi dengan Pertamina NRE dan Pertamina Patra Niaga untuk mendorong komersialisasi karbon dengan memasok kredit karbon ke agregator utama perseroan, yakni Pertamina New Renewable Energy (PNRE) pada bursa karbon Indonesia.
Secara global, pada tahun ini perseroan kian agresif melakukan ekspansi dengan bermitra bersama Africa Geothermal International Limited (AGIL) untuk mengembangkan potensi panas bumi 140 MW pada konsesi Longonot, Kenya, serta Geothermal Development Company (GDC) untuk mengembangkan potensi panas bumi 3 x 100 MW pada konsesi Suswa, Kenya.
Tak hanya itu, perseroan juga telah membentuk Joint Venture Company (JVC) dengan Chevron New Energies Holdings Indonesia Ltd. (Chevron) untuk mengembangkan WKP Way Ratai, Lampung.