Saham PGEO Melonjak 20 Persen Pasca IPO, Pertumbuhan Berkelanjutan Jadi Target
- Sejak pertama kali IPO pada Maret lalu, saham Pertamina Geothermal (PGEO) berhasil naik 20,54%, dengan kapitalisasi pasar mencapai sebesar Rp48,4 triliun.
Bursa Saham
JAKARTA – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) memulai tahun ini dengan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Maret lalu. Aksi korporasi ini dilakukan setelah perseroan beroperasi kurang lebih 17 tahun dalam bisnis pengembangan panas bumi di Indonesia.
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Julfi Hadi menyebut hingga 11 Desember 2023, saham PGEO berhasil naik 20,54% dengan kapitalisasi pasar mencapai sebesar Rp48,4 triliun.
Kenaikan saham PGEO sebenarnya sudah bisa dilihat sejak IPO yang langsung disambut positif oleh pasar. Hal ini terbukti bahwa emiten panas bumi ini menjadi aksi korporasi terbesar ke-5 pada tahun ini, dengan pendapatan sebesar Rp9,05 triliun dan oversubscription mencapai 3,81 kali lipat.
“Pencapaian ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap kemajuan energi terbarukan, khususnya panas bumi di Indonesia, selama beroperasi kami mencoba untuk accelerate but realistically,” ujar Jufli dalam keterangan resmi pada Rabu, 13 Desember 2023.
Selain karena kepercayaan investor, kata Jufli, selama menjalankan operasional PGEO mampu mengatasi tantangan model bisnis menjadi sebuah kontribusi positif terhadap peningkatan produksi perusahaan.
Oleh sebab itu, saat ini PGEO tengah memprioritaskan ekspansi yang ditarget rampung hingga dua tahun mendatang. Sebab, di tahun 2023 ini, PGEO memiliki ambisi untuk menjadi 1 GW company yang akan tercapai pada tahun 2025.
“Dengan strategi quick wins dan penerapan teknologi co-generation di beberapa area, saat ini perseroan sedang berproses untuk mencapai target tersebut, tentunya dengan bantuan optimalisasi value creation,” kata Julfi.
Lebih lanjut, PGEO juga berkolaborasi dengan Pertamina NRE dan Pertamina Patra Niaga untuk mendorong komersialisasi karbon dengan memasok kredit karbon ke agregator utama Pertamina Geothermal Energy, yaitu Pertamina New Renewable Energy (PNRE) pada bursa karbon Indonesia.
Terkait komersialisasi karbon, Julfi menjelaskan, pada tahun ini PGE sudah membukukan pendapatan kredit karbon sebesar US$ 732 ribu. “Ini merupakan pendapatan perdana dari bursa karbon Indonesia,” ujar Julfi.
Ekspansi PGEO
Di kancah global, pada tahun ini PGE semakin agresif melakukan ekspansi dengan bermitra bersama Africa Geothermal International Limited (AGIL) untuk mengembangkan potensi panas bumi 140 MW pada konsesi Longonot, Kenya, serta Geothermal Development Company (GDC) untuk mengembangkan potensi panas bumi 3 x 100 MW pada konsesi Suswa, Kenya.
Kemudian bukti keseriusan dalam pengembangan potensi panas bumi, beberapa waktu lalu Perseroan membentuk Joint Venture Company (JVC) dengan Chevron New Energies Holdings Indonesia Ltd. (Chevron) untuk mengembangkan WKP Way Ratai, Lampung.
“Perusahaan yang diberi nama PT Cahaya Anagata Energy ini mencerminkan komitmen kedua belah pihak dalam mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai energi masa depan,” ungkap Julfi.
Secara fundamental, Julfi mengatakan, pada tahun ke-17 ini Perseroan berada dalam posisi solid untuk terus berkembang. “Hal ini dibuktikan dengan capaian laba bersih sebesar USD 133,4 juta pada kuartal III-2023. Angka ini melampaui raihan laba sepanjang tahun 2022 yang pada saat itu mencapai USD 127,3 juta,” katanya.
Sabet ESG
Di tahun 2023, komitmen Perseroan terhadap lingkungan dan sosial semakin dibuktikan. Hal ini dibuktikan dengan raihan skor 8.4 yang mengindikasikan kategori negligible risk dari lembaga ESG rating global Sustainalytics.
"Peringkat ini mencerminkan keunggulan Perseroan dalam menerapkan praktik ESG. Adanya penghargaan ini menunjukkan bahwa PGE telah mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam operasi bisnis," kata Julfi.
Dari sisi HSSE, Perseroan juga berhasil mendapatkan apresiasi, termasuk Zero Accident Awards untuk Area Kamojang dan 13 penghargaan PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk Area Kamojang dan Ulubelu.
Di tahun ini PGE juga mendapatkan penghargaan dalam Temu Karya Mutu dan Produktivitas Nasional (TKMPN) XXVII, beberapa diantaranya yaitu FTP Jaslab (Lab Kamojang): Diamond, FTP Colab (Lab Kamojang): Diamond, PCP Pedas (Project Development): Platinum, PCP Anget-Anget Jos (Kamojang): Platinum, dan PCP Combine (Karaha): Gold.
"Sebagai perwira PGEO, tentunya kita harus bekerja keras untuk bisa membuat PGE semakin jaya. Umur ke-17 ini harus dimaknai dengan semangat berinovasi dan growth yang berkelanjutan guna memberikan akses ke energi bersih yang andal dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia," tutup Julfi.