Saham Properti Pesta Pora Satu Minggu Terakhir, Ada APLN hingga PANI
- Selain APLN, kenaikan harga saham di atas 4% selama satu minggu terakhir juga dirasakan oleh CTRA, BSDE, PWON dan PANI.
Bursa Saham
JAKARTA - Selama satu minggu terakhir, saham sektor properti di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Beberapa emiten besar mencatatkan kenaikan harga saham yang cukup tajam di atas 4%, salah satunya PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, pada perdagangan Selasa, 16 Juli 2024, saham APLN ditutup di level Rp100 per saham, setelah sebelumnya mengalami penurunan tajam hingga ke level Rp78 per saham pada 21 Juni 2024.
Penurunan saham APLN dalam sebulan terakhir itu tergolong anomali, mengingat kinerja perusahaan yang terus membaik. Pada awal Juni lalu, APLN berhasil melunasi seluruh utang Senior Notes sebesar US$300 juta milik anak usaha di Singapura, APL Realty Holdings Pte Ltd.
- Langkah OJK Memperkuat Asuransi Kredit Tatkala Klaim dan Premi Membengkak
- Mengukur Potensi Laba Bersih Empat Perbankan LQ45 di Semester I-2024
- Kementerian ESDM Terbitkan Aturan Tarif Listrik Terbaru, Simak Rinciannya
Pada 3 Juni, APLN membayar total pelunasan sebesar US$131,96 juta, setelah sebelumnya telah melunasi US$168 juta. Dengan pelunasan obligasi dolar tersebut, APLN kini terbebas dari risiko fluktuasi mata uang asing.
Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengelola risiko pembiayaan, terutama risiko kurs, dengan lebih baik. Kondisi ini sangat penting mengingat fluktuasi kurs mata uang dolar Amerika Serikat terhadap rupiah yang masih di atas level psikologis Rp16.000 per dolar.
Selain APLN, kenaikan harga saham di atas 4% selama satu minggu terakhir juga dirasakan oleh PT Ciputra Development Tbk (CTRA) yang naik 4,12% ke level Rp1.265 per saham, dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) yang naik 4,57% ke level Rp1.030 per saham.
Tidak ketinggalan, saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) yang melompat 7,12% ke level Rp420 per saham, dan kenaikan paling tinggi dirasakan PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) yang melesat 11,27% ke level Rp5.675 per saham.
Analis MNC Sekuritas, Muhammad Rudy, dalam risetnya menyatakan bahwa kenaikan saham properti selaras dengan penjualan residensial yang tumbuh sebesar 31,2% (year-on-year/yoy) pada kuartal I-2024. Sementara itu, harga jual rata-rata (average selling price/ASP) relatif stabil dengan pertumbuhan 1,9% yoy.
- Melirik Kembali Kasus-Kasus Korupsi Dana Kelolaan BUMN
- ISAT hingga Saratoga Pimpin Penguatan IHSG Pagi Ini
- Saham SMRA Melonjak 15 Persen dalam Sebulan, Bagaimana Peluang Capital Gainnya?
Rudy juga menyebut bahwa biaya sewa rumah yang tinggi telah memicu lonjakan kepemilikan rumah. “Tingkat kepemilikan rumah meningkat menjadi 84,5% pada 2023, menunjukkan pergeseran minat konsumen yang semakin tertarik pada produk properti,” jelasnya dikutip pada Rabu, 19 Juli 2024.
Di sisi lain, dari metrik pendapatan berulang (recurring income), pengembang properti mencatatkan pertumbuhan rata-rata sebesar 11,5% yoy pada kuartal I-2024. "Absennya mal baru dalam dua tahun terakhir berdampak positif terhadap pemulihan tingkat okupansi, khususnya di Jakarta, dengan rata-rata tingkat okupansi di wilayah Jabodetabek mencapai 70,3% pada kuartal I-2024," ujar Rudy.
MNC Sekuritas pun merekomendasikan untuk membeli saham BSDE dan CTRA dengan target harga Rp1.400 per saham dan Rp1.300 per saham, serta beli PWON dengan target harga Rp585 per saham dan PANI buy on weaknes dengan target harga Rp5.750 per saham.
Sementara itu, Vice President Equity Sales Maybank Sekuritas Rita Effendy merekomendasikan saham APLN "spec buy" dan menetapkan target harga di level Rp110 per saham dan Rp120 per saham. Rekomendasi ini didasarkan pada potensi bullish reversal yang teridentifikasi.