Saham PTPP Drop Usai Laporkan Kenaikan Laba Bersih 52 Persen
- Sepanjang Januari – Juni 2024, perusahaan konstruksi pelat merah ini mengantongi pendapatan sebesar Rp8,79 triliun, meningkat dari periode yang sama tahun lalu Rp8,047 triliun.
Korporasi
JAKARTA – Saham PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) terpantau drop pada penutupan perdagangan Selasa, 30 Juli 2024.
Kemarin sore, PTPP parkir di level Rp378 per lembar atau mengalami koreksi sebesar 3,08%.
Kinerja saham hari berbanding terbalik dengan laporan keuangan semester I-2024 yang baru dirilis hari ini. Sepanjang Januari – Juni 2024, perusahaan konstruksi pelat merah ini mengantongi pendapatan sebesar Rp8,79 triliun, meningkat dari periode yang sama tahun lalu Rp8,047 triliun.
Pendapatan tersebut berdampak pada kenaikan laba bersih yang dibawa pulang PTPP. Hingga akhir Juni 2024, keuntungan PTPP mencapai Rp147 miliar, melambung 52,46% dari akhir Juni 2023 Rp96,41 miliar.
Sementara itu, total liabilitas perusahaan yang diisukan akan dilebur dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) ini memiliki liabilitas sejumlah Rp42,51 triliun. Nilai ini setara dengan 73,58% dari total aset yang dimiliki perseroan yakni Rp57,78 triliun. Sedangkan ekuitas PTPP berjumlah Rp15,25 triliun.
Adapun debt to equity ratio (DER) PTPP adalah 2,78 kali. Perhitungan DER dilakukan dengan membagi jumlah liabilitas dengan jumlah ekuitas perusahaan.
Melansir British Business Bank, DER yang baik biasanya berkisar antara 0,5 hingga 1,5, tergantung pada industri dan kondisi pasar. Perusahaan dengan DER di bawah 1 dianggap memiliki struktur modal yang sehat, karena artinya utangnya lebih rendah daripada ekuitasnya.
Pasalnya, DER ini mengindikasikan seberapa besar perusahaan menggunakan utang untuk membiayai operasional dan investasi dibandingkan dengan ekuitasnya. Semakin tinggi DER, semakin besar penggunaan utang oleh perusahaan.
Biasanya, investor yang menganut prinsip value investing menggunakan DER sebagai salah satu faktor untuk mengevaluasi potensi investasi.
Nilai Kontrak Baru
Beberapa waktu lalu, PTPP juga melaporkan total nilai kontrak Rp11,96 triliun sejak awal pencanangan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) hingga akhir semester I-2024. Joko Raharjo, SVP Head of Corporate Secretary PTPP, menyampaikan bahwa dari total 15 proyek, tiga proyek telah dirampungkan. Proyek yang sudah selesai meliputi penyiapan lahan, infrastruktur, dan dermaga logistik untuk memudahkan pengiriman material ke proyek-proyek di IKN.
"Kami telah menyelesaikan 3 proyek dan satu proyek hampir selesai, dengan kesiapan-kesiapan yang ada," katanya (10/07).
Selain proyek gedung, PTPP juga terlibat dalam proyek-proyek infrastruktur di IKN. "Kami memiliki 50% proyek gedung dan 50% proyek infrastruktur. Proyek-proyek ini termasuk tahap 1 dan tahap 2 infrastruktur, serta pembangunan landmark dan jalan-jalan di IKN," jelas Joko.
Joko menambahkan bahwa tahap 2 dari proyek infrastruktur sedang dalam proses, yang mencakup pembangunan landmark dan jalan-jalan yang menghubungkan berbagai bagian IKN.
Joko juga menyampaikan mengenai perolehan kontrak baru PTPP secara keseluruhan. Hingga akhir Juni 2024, PTPP telah berhasil memperoleh kontrak senilai Rp9,65 triliun.
"Perolehan kontrak kami per-akhir Juni mencapai Rp9,65 triliun. Jadi kalau terhadap kuartal I, kita ada kenaikan hampir 102%. Di triwulan I peroleh kontrak sekitar Rp4 triliun, dan di triwulan II-nya atau di akhir semester I ini kita Rp9,65 triliun," tambahnya.