Saham PTRO dan BUMI Dijagokan Moncer pada Perdagangan Pekan Ini
- Indo Premier Sekuritas merekomendasikan saham PTRO, BUMI, dan MAPA pekan ini, dengan proyeksi kenaikan harga batubara dan belanja konsumen menjelang akhir tahun.
Bursa Saham
JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 81 poin atau 1,13% ke level 7.114 pada akhir perdagangan Jumat, 29 November 2024.
Selain itu, pada pekan ini, aliran dana asing keluar (capital outflow) tercatat mencapai Rp3,9 triliun, mencerminkan adanya tekanan jual dari investor asing yang mengurangi posisinya di pasar Indonesia.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Imam Gunadi, menyatakan bahwa salah satu faktor utama yang memengaruhi kondisi IHSG adalah peningkatan inflasi PCE di Amerika Serikat pada Oktober 2024, yang tercatat naik 2,3% (Year-on-Year/YoY).
"Meskipun sesuai dengan ekspektasi pasar, inflasi yang tetap tinggi memperbesar kemungkinan Federal Reserve mempertahankan kebijakan moneter ketat dan suku bunga tinggi lebih lama," jelasnya melalui riset yang dirilis pada Minggu, 1 Desember 2024.
- Industri Asuransi Jiwa Tetap Optimistis meski Daya Beli Turun karena Kenaikan PPN, Ini Alasannya
- Prakiraan Cuaca Besok dan Hari Ini 02 Desember 2024 untuk Wilayah DKI Jakarta
- Punya Harta Rp3,6 Triliun, Ini Sumber Kekayaan Ariana Grande
Imam menambahkan bahwa hal ini berisiko menyebabkan capital outflow dari Indonesia, karena investor global lebih memilih aset berbasis Dolar AS yang menawarkan imbal hasil lebih menarik. Selain itu, tekanan terhadap nilai tukar Rupiah dapat memperburuk biaya impor dan menambah ketidakpastian pasar domestik.
Sementara itu, rencana tarif Presiden AS, Donald Trump, yang akan mengenakan tarif 25% pada produk dari Meksiko dan Kanada, serta tarif tambahan pada produk dari China, juga berisiko memperburuk ketidakpastian global. "Kebijakan perdagangan proteksionis ini dapat melemahkan mata uang negara berkembang, termasuk rupiah," ujar Imam.
Dari sisi domestik, Imam menilai bahwa Pilkada Serentak 2024 diperkirakan akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Peningkatan belanja kampanye, logistik, dan promosi menjelang Pilkada dapat mendorong sektor-sektor seperti infrastruktur, konsumsi, dan media.
“Namun, rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% yang akan diterapkan mulai Januari 2025 diperkirakan akan memberi dampak negatif bagi daya beli masyarakat, terutama sektor konsumsi,” jelasnya.
Sentimen Pekan Ini
Imam menambahkan bahwa untuk pekan depan (2-6 Desember 2024), ada beberapa sentimen yang perlu diperhatikan para trader. Di sisi global, data Caixin Manufacturing PMI untuk China yang akan dirilis diperkirakan menunjukkan angka 50,5, sedikit lebih baik dari bulan sebelumnya.
“Jika hasilnya lebih tinggi dari ekspektasi, hal ini dapat memberikan dampak positif terhadap pasar, mengingat China merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia,” tambahnya.
Sementara itu, Amerika Serikat akan merilis data ISM Manufacturing PMI dan tingkat pengangguran untuk November 2024. “Jika angka pengangguran tetap di 4,1%, pasar akan mengharapkan potensi pemangkasan suku bunga oleh The Fed, yang dapat memberikan sentimen positif bagi pasar saham,” jelasnya.
Selain itu, pertemuan OPEC+ pada 5 Desember 2024 juga menjadi perhatian pasar, terutama terkait keputusan kebijakan produksi minyak global. Pasar akan memantau apakah OPEC+ akan memperpanjang pemotongan produksi mereka untuk menghindari kelebihan pasokan.
Rekomendasi Saham
Berdasarkan pertimbangan tersebut, Indo Premier Sekuritas pada pekan ini menjagokan saham PT Petrosea Tbk (PTRO) dengan buy on breakout Rp20.025 per saham, target Rp22.000 per saham, stop loss kurang dari Rp19.300 per saham. Peningkatan permintaan batubara di China menjelang musim dingin diperkirakan akan memberi dampak positif bagi PTRO.
Selain PTRO, perusahaan efek ini juga menjagokan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dengan buy di level Rp147 per saham, target Rp160 per saham, stop loss kurang dari Rp140 per saham. Kenaikan permintaan batubara seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi menjelang akhir tahun berpotensi mendongkrak saham ini.
Tidak ketinggalan, PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) juga dijagokan dengan buy Rp1100 per saham, target Rp1175 per saham, stop loss Rp1.060 per saham. Lonjakan belanja konsumen menjelang Natal dan Tahun Baru berpotensi menguntungkan sektor ritel, termasuk MAPA.