Saham PTRO Melaju Kencang Usai Stock Split, Bakal Sampai Mana?
- Saham PT Petrosea Tbk (PTRO), emiten kontraktor pertambangan batu bara yang terafiliasi Prajogo Pangestu, terpantau naik signifikan. Kenaikan ini terjadi setelah perseroan melaksanakan aksi korporasi pemecahan saham (stock split) pada Jumat, 3 Januari 2025.
Bursa Saham
JAKARTA – Saham PT Petrosea Tbk (PTRO), sebuah emiten kontraktor pertambangan batu bara yang terafiliasi Prajogo Pangestu terpantau melaju kencang. Kondisi ini terjadi setelah perseroan melakukan aksi korporasi pemecahan saham yaitu stock split pada Jumat, 3 Januari 2025.
Berdasarkan keterbukaan informasi dari Bursa Efek Indonesia, PTRO melakukan stock split dengan rasio 1:10. Ini mengakibatkan harga saham yang sebelumnya berada di level Rp27.450 pada perdagangan kemarin, kini diperdagangkan di harga Rp2.740 per saham.
Tak butuh waktu lama, nilai emiten dengan kode saham PTRO ini kembali melejit sebesar 5,84% ke level Rp2.900 per saham hingga sesi pertama perdagangan siang ini, setelah pada perdagangan Kamis, 2 Januari 2024, kemarin, saham milik konglomerat tersebut ditutup melemah 0,63%.
- Makin Diminati, Aset Kripto di Indonesia Melonjak Capai Rp556,53 Triliun
- Lompat Rp19.000 Segram, Harga Emas Antam Naik jadi Segini
- Ketimpangan Infrastruktur Hambat Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia
Sementara itu, selama sesi pertama, saham PTRO diperdagangkan sebanyak 906,86 ribu lot dengan nilai transaksi Rp263,01 miliar dan 2.900 frekuensi. Yang menari, saham ini menjadi incaran investor asing dengan net buy Rp1,71 miliar di pasar reguler di tengah pelemahan harga pada perdagangan kemarin.
Manajemen PTRO sendiri telah menjelaskan bahwa stock split harga saham perusahaan ini diharapkan dapat meningkatkan permintaan saham dan menarik minat investor baru, baik domestik maupun asing. Perlu diketahui, sebelum aksi korporasi ini, likuiditas saham perusahaan minim karena harganya terlampau mahal.
Adapun stock split PTRO dengan rasio 1:10 dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 16 Desember 2024. Saham yang semula bernilai nominal Rp50 dipecah menjadi Rp5 per saham, meningkatkan jumlah saham yang beredar dari 1.008.605.000 menjadi 10.086.050.000 saham.
Sementara itu, Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Indonesia, Fath Aliansyah Budiman, memberikan rekomendasi netral untuk PTRO setelah stock split. “Setelah stock split, kami cenderung netral. Saham bisa mengalami penurunan atau kenaikan,” ungkapnya dalam wawancara di YouTube Maybank Sekuritas, pada Kamis, 2 Januari 2025.
Dari sisi kinerja pada kuartal III-2024, PTRO mencatatkan laba sebesar US$2,8 juta per September 2024. Keuntungan Petrosea turun 72,88% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar US$10,57 juta.
Di tengah penurunan laba, PTRO berhasil mencatatkan pendapatan sebesar US$509,91 juta hingga kuartal III-2024, meningkat 21,75% dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$418,78 juta.
Beban usaha Petrosea meningkat 20,64% menjadi US$438,03 juta, dibandingkan dengan sebelumnya yang sebesar US$363,10 juta. Laba kotor Petrosea naik 29% dari US$55,69 juta pada kuartal III-2024 menjadi US$71,88 juta per September 2024.
Namun, keuntungan PTRO tergerus akibat kenaikan beban, seperti beban bunga dan keuangan yang meningkat 47,28% menjadi US$19,5 juta, beban pajak final yang naik 102% menjadi US$6,8 juta, serta kerugian lain-lain bersih sebesar US$2,2 juta, berbanding terbalik dengan keuntungan lain-lain bersih yang tercatat sebesar US$3,45 juta pada periode sebelumnya.