Raharja Energi Cepu.
Bursa Saham

Saham RATU Kembali Mentok ARA, Harga Sudah Naik 276 Persen Sejak IPO

  • JAKARTA – Saham PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) kembali mencapai auto reject atas (ARA) sesaat setelah perdagangan Jumat, 17 Januari 2025 dibuka pada pukul 09

Bursa Saham

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Saham PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) kembali mencapai auto reject atas (ARA) sesaat setelah perdagangan Jumat, 17 Januari 2025 dibuka pada pukul 09.00.

Saham RATU diberhentikan sementara pada harga Rp5.400 atau sudah naik sejauh 24,71% di awal perdagangan sesi pertama hari ini. Padahal, otoritas bursa baru membuka saham RATU pagi ini setelah mengehentikannya karena ARA pada perdagangan kemarin.

Dengan kenaikan harga saham yang signifikan, emiten milik Happy Hapsoro tersebut sudah terbang 276,31% sejak IPO pada 8 Januari 2025. Saham RATU diperdagangkan dengan harga IPO Rp1.150 per saham. 

Sejak hari pertama melantai di bursa efek sampai dengan hari ini, saham RATU selalu mencetak ARA berturut-berturut.

Tim riset Stockbit Sekuritas menilai saham RATU sebagai growth stock dengan potensi pertumbuhan signifikan, terutama melalui strategi akuisisi blok migas baru. Meski demikian, valuasi IPO RATU yang mencapai 13,1 kali Price-to-Earnings (P/E) dinilai lebih tinggi dibandingkan emiten serupa seperti PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), yang masing-masing memiliki P/E 4,9 kali dan 5,5 kali.

Diketahui RATU menawarkan 543,01 juta saham dalam IPO, setara dengan 20% modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Dari jumlah tersebut, 190,05 juta merupakan saham baru, sementara 352,95 juta saham dijual oleh induk usahanya, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA). Total dana yang dihimpun mencapai Rp624,46 miliar.

Sebagian besar dana hasil IPO akan digunakan untuk memenuhi kewajiban cash call. Sebanyak Rp157,36 miliar akan dipinjamkan kepada anak usaha PT Raharja Energi Tanjung Jabung untuk pembayaran kewajiban kepada PetroChina senilai US$10 juta. Selain itu, Rp34,96 miliar dialokasikan untuk cash call dari ExxonMobil Cepu melalui PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC).

Induk usaha RAJA juga memperoleh Rp405,9 miliar dari divestasi saham RATU. Keberhasilan RATU dalam memperbesar portofolio melalui akuisisi blok migas dengan valuasi wajar menjadi kunci utama menarik perhatian investor, sehingga mendorong ekspektasi pertumbuhan dan premium valuation di masa depan.

Bidik Pendapatan Dua Digit

RATU menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar dua digit setelah resmi mencatatkan namanya di Bursa Efek Indonesia. Sebagai anak usaha dari PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), perusahaan ini telah menyiapkan berbagai strategi untuk mencapai target tersebut.

Direktur Utama PT Raharja Energi Cepu Tbk, Alexandra Sinta Wahjudewanti, menyatakan optimisme ini didukung oleh peningkatan produksi migas dari dua blok konsesi di wilayah kerja (WK) Cepu dan Jabung yang diperkirakan akan meningkat tahun depan.

Sinta menargetkan tambahan produksi dari Blok Cepu dapat terealisasi tahun depan melalui kegiatan eksplorasi lanjutan dalam program Banyu Urip Infill Clastic (BUIC). “Mudah-mudahan [pendapatan] bisa tumbuh double digit,” ujar Sinta setelah seremoni pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia, Rabu, 8 Januari 2025.

Program eksplorasi BUIC ini diperkirakan mampu menambah lifting minyak hingga mencapai 49,92 juta barel minyak setara (MMSTB) hingga tahun 2034. “Akan ada pengembangan, mereka sedang melakukan pengeboran untuk sumur-sumur baru,” tambah Sinta.

Sebagai informasi, emiten bersandikan RATU sukses mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$27,95 juta per 30 Juni 2024, naik signifikan dibandingkan US$11,51 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Dari sisi laba bersih perusahaan juga meningkat menjadi US$7,39 juta pada semester I/2024, dibandingkan dengan US$6,14 jutapada periode yang sama tahun lalu. Kinerja ini menunjukkan pertumbuhan signifikan baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih.

Pengelola Blok Raksasa

Salah satu faktor yang membuat saham RATU terus diburu investor adalah fundamental yang solid. Perusahaan yang terafiliasi dengan suami Puan Maharani ini mengelola dua blok raksasa, yaitu Blok Cepu dan Blok Jabung.

Melalui anak perusahaannya, PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC), RATU memiliki 2,2423% hak partisipasi di Blok Cepu. Sementara itu, melalui PT Raharja Energi Tanjung Jabung (RETJ), perusahaan menguasai 8% hak partisipasi di Blok Jabung. Kegiatan yang dilakukan RATU meliputi eksplorasi, ekstraksi, dan penjualan minyak serta gas.

Cadangan terbukti (kategori P1) di Blok Cepu mencapai 841 juta barel minyak (MMBO), sedangkan di Blok Jabung tercatat sebesar 17,2 juta barel (MMBO). Untuk cadangan potensial, Blok Cepu menyimpan 199 juta barel, sementara Blok Jabung memiliki 8,8 juta barel.

Pada semester pertama 2024, Blok Cepu mencatat produksi minyak sebesar 144 ribu barel per hari (MBOPD), yang setara dengan sekitar 25% dari total lifting minyak nasional. Di sisi lain, Blok Jabung menghasilkan 52 ribu barel setara minyak dan gas per hari (MBOEPD), yang menyumbang sekitar 3,5% dari total lifting minyak dan gas nasional.