Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis 12 Januari 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Bursa Saham

Saham-saham Big Caps Jadi Penekan IHSG Saat Pelaku Pasar Menanti Keputusan The Fed

  • Menurut statistik perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), saham-saham big caps menjadi penekan IHSG pada perdagangan kemarin.

Bursa Saham

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Emiten berkapitalisasi pasar terbesar (big caps) menjadi penekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat pelaku pasar tengah menanti keputusan suku bunga dari bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserve (The Fed).

Pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup melemah 0,22% di posisi 6.681,75 setelah sebelumnya bergerak di rentang 6.672,77-6.713,99.

Tercatat sebanyak 313  saham menguat, 233 saham melemah, dan 191 saham stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp7,7 triliun, turun dari Rp10,4 triliun pada perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan kemarin, indeks-indeks bursa di kawasan Asia bergerak variatif. Nikkei terpantau melemah 0,98% di posisi 33.422, sedangkan Hang Seng menguat 0,57% di level 19.415.

Indeks Shanghai terpantau menguat 0,04% di level 3.245, Straits Time melemah 0,21% di posisi 3.200, Kospi menyusut 0,35% di posisi 2.593, sedangkan Shenzen meningkat 0,35% di level 11.135. Sementara itu, bursa AS tutup karena hari kemerdekaan. 

Menurut statistik perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), saham-saham big caps menjadi penekan IHSG pada perdagangan kemarin.

Beberapa contohnya yaitu saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang menyusut 1,9%, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang melemah 2,7%.

Kemudian, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) terpantau melemah 0,8%, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) menyusut 0,32%.

Selanjutnya, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menurun 0,5%, PT Astra International Tbk (ASII) melemah 0,7%, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pun terpantau menurun 0,3%.

Founder WH Project Wiliam Hartono mengatakan, IHSG mengakhiri perdagangan kemarin dengan pelemahan yang didorong oleh saham-saham big caps perbankan, dan secara khusus ada dua saham yang memiliki bobot besar tehradap IHSG namun berasal dari sektor yang berbeda, yaitu ASII dan TLKM.

"Tidak hanya sampai situ, saham GOTO sebagai salah satu saham dengan bobot besar terhadap IHSG pun ikut melemah. Kondisi yang sudah cukup untuk menjawab mengapa IHSG melemah pada perdagangan kemarin," ungkap William dikutip dari riset harian, Rabu, 5 Juli 2023.

William menambahkan, jika dilihat dari bagaimana IHSG bergerak dalam pola yang susah diikuti dan dengan nilai transaksi yang menurun, cukup mudah untuk mengatakan bahwa beban utama berasal dari saham-saham big caps.

Dengan demikian, William mengatakan bahwa pelaku pasar bisa membuat strategi dengan mengurangi porsi saham big caps dan melakukan trading pada saham-saham second liner selagi kesempatannya masih ada.

William pun menilai bahwa IHSG masih bergerak dalam pola yang sama dan tidak ada indikasi pembalikan arah maupun downtrend. Kondisi ini diperkirakan William masih berlangsung hingga pekan depan.

Menurut William, sikap pelaku pasar saat ini dipengaruhi oleh penantian terhadap kebijakan moneter dari The Fed. Sementara itu, dari sisi internal, ada sentimen dari pembagian dividen dan masih sepinya nilai transaksi harian IHSG.

Dengan memperhatikan faktor-faktor yang disebutkan di atas, William memprediksi IHSG bergerak mixed dengan kecenderungan melemah di rentang 6.618-6.754.